Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 70 - Musuh dibalik selimut

Chapter 70 - Musuh dibalik selimut

"Aku tidak menyangka ternyata paman andra sangat licik, dia pasti sengaja memanfaatkan surat yang telah dibuat oleh mendiang ayah agar hidup bersama ibu dan sengaja tidak mau mencari keberadaan ku untuk memecah belah keluar kami," Ucap Kania dengan kesal bahkan telah tangannya telah terkepal erat.

"Sabarlah sayang kau tidak boleh dengan mudah menyimpulkan sesuatu tanpa bukti yang jelas," ucap Muzza dengan lembut pada Kania.

"Aku sudah mendengarkan penjelasan nenek dan ibu, dan aku sangat yakin mereka berkata jujur," ucap Kania yang kekeh dengan pendiriannya.

"Kita tidak boleh berprasangka buruh dulu, kita harus mencari buktinya dulu. Kau Taukan sebagian besar prasangka buruk itu datangnya dari setan." ucap Muzza memberikan pemahaman.

"Iya.... tapi.... kata nenek dan mama.... dia..." ucap Kania yang terpotong oleh Muzza.

"Kita tidak boleh hanya mendengarkan dari pendapatan mama dan nenek mu saja kita juga harus mendengarkan pendapat zya, ibunda dan ayahmu". ucap Muzza pada Kania.

"Iya kau benar aku terlalu egois dan gegabah," ucap Kania yang merasa bersalah.

tempat lain nampaknya ada seseorang yang mengawasi pembicaraan antara Muzza dan Kania, iya orang itu adalah Amira neneknya Kania.

"Kurang ajar kenapa juga laki-laki itu mencegah Kania untuk membenci ayahnya sendiri, rencana ku bisa gagal ini," ucap Amira yang merasa kesal.

"aku harus memikirkan cara lain, dan juga harus berusaha menjauhkan laki-laki bernama Muzza itu dari Kania". Ucap Amira sambil tersenyum liciknya.

"Ibu....??!". tanya Ainun yang baru saja datang.

"Iya....kenapa???!," Tanya Amira dengan sinis.

"Hentikanlah dendam ibu.... Kania tidak bersalah, aku hanya tidak ingin ibu terluka dan saudaraku tersakiti." ucap Ainun dengan muka pura-pura memelas.

"Hahahhahahahahahahha..... kau selain berbakat menjadi seorang dokter, kau juga sangat berbakat menjadi pemain film. Ekting mu sangat bagus dan membuatku bangga," ucap Amira pada Ainun.

"Hahahhahahahahahahha.... iya Bu, ibu benar selain berbakat dan pintar aku juga menuruni sifat licik ibu yang sangat cerdik ini," ucap Ainun sambil memeluk ibunya.

"Kau harus berusaha untuk memisahkan mereka berdua sementara ini aku akan menghubungi Sean agar bisa melanjutkan balas dendam kita," ucap Amira yang tersenyum licik.

"Tentu ibu, Lagi pula Sean pasti akan menuruti permintaan mu karna dia terlalu mencintai putri mu ini". ucap Ainun dengan percaya diri.

"Iya kau benar, bahkan pria mu itu dengan penuturnya mengikuti perintah kita. Kau harus selau memuaskan nya ajar dia tidak berpaling dan bisa ku manfaatkan,"ucap Amira.

"Aku selalu memuaskan nya ibu, tapi sepertinya aku mulai bosan dengannya, dia terlalu muda untuk ku. aku berencana akan memutuskannya nanti setelah rencana kita selesai." ucap Ainun.

"Terserah kau saja yang terpenting jangan sampai menggagalkan rencana ku". ucap Amira dengan tegas.

Ditempat lain Andreas sedang menghawatirkan keadaan Kania yang tidak pulang setelah 2 Minggu ini, walaupun Andreas mengetahui sekarang putrinya Kania sedang di rumah ibu tirinya tapi entahlah perasaan Andreas tidak bisa tenang padahal sekarang ada Kezya dan Azka yang sedang menginap dirumah Mereka.

"Ayah, yah..... ayah....??!",tanya zya. tapi sepertinya Andreas terlaru larut dalam pikiran dan lamunannya sampai tidak mendengar kan suara zya yang memanggil nya

Kania kemudia mendekat kearah ayahnya dan menepuk bahu ayahnya yang sedang melamun kemudian berkata "Ayah baik-baik saja??". Andreas yang merasa kaget pun langsung menatap putrinya dan berkata lalu berkata "Nak kenapa kau tidak masuk kedalam??". Zya langsung menatap bingung ayahnya dan berkata " Zya disuruh ibunda untuk mengajak ayah makan malam bersama dibawah, dan tadi zya telah memanggil-manggil ayah tapi ayah terlalu sibuk melamun".

Andreas hanya mengaruk tengkuknya yang tidak gatal karna lalu berkata "Maafkan ayah nak, tadi ayah terlalu memikirkan sedikit masalah . Ayo kita kebawah untuk makan malam bundamu dan Azka pasti sudah lama menunggu kita".

kemudian Andreas dan zya berjalan menuju ruangan makan.

"Yang kok lama sih". bisik Azka pada zya.

"Tadi zya ngobrol-ngobrol dulu Ama ayah jadinya agak lama." ucap zya yabg membalas bisakah suamiya itu.

"Nak ayo makan dulu, bisik-bisik nya nanti aja kalau udah selesai makan,". Ucap Sonia pada anak dan menantunya itu.

"Iya...nak ini.... makanan buatan ibunda... kalian enak... enak loh..". ucap Andreas sambil mengunyah makanannya.

Zya dan Azka hanya tersenyum mengangguk, Kemudian mereka semuanya makan dengan khidmat samapai selesai.

"Ibu... ayah... sebenarnya zya kesini bersama Azka selain berkunjung juga ingin memberikan kabar bahagia pada kalian,". ucap Zya pada keduanya oranga tuanya.

Sonia yang dan Andreas pun Saling bertatapan.

"Iya ayah, ibunda sebenarnya calon Beby kita telah hadir disini".ucap Azka sambil mengelus perut istrinya yang masih terlihat agak rata itu.

"Aku akan menjadi seorang kakek?," ucap Andreas memastikan.

"Iya , selamat ya nak kalian akan menjadi orang tua dan aku akan menjadi seorang nenek". ucap Sonia dengan tersenyum hangat.

"Iya ayah, bunda.... Sehat terus sayang", ucap Azka sembil tersenyum mengecup pipi zya.

"Hemmmmm.... mesra-mesraan nya dikamar aja ya!!, yuk Bun kekamar!". ucap Andreas yang telah menarik tangan Sonia menuju kamar.

"Apakah ayah iri pada kita sayang??!". tanya Azka pada zya.

"Mungkin biasa jadi." ucap Kezya sedikit ragu.

"Oh iya kita belum memberikan kabar gembira ini pada saudari kembar mu sayang, dan kata ibu dia sedang berkunjung kerumah neneknya tadi." Ucap Azka pada zya.

"Benarkah tapi setau ku nenek kami telah meninggal, lalu nenek mana yang dimaksud oleh ibunda ya??!," ucap Zya yang berusaha berfikir keras.

"Sepertinya ini merupakan sebab ayah yang melamun tadi, mungkin saja ayah Menghawatirkan Kania." ucap zya yabg menyimpulkan sikap ayahnya tadi.

"Jangan berpikir terlalu keras sayang, kita akan segera mencari bahunya nanti, ayo kita beristirahat ". ucap Azka yang kemudian pergi membawa zya berjalan kearah kamar zya.

Meja makan kemudian telah dibersihkan oleh pembantu rumah ini, sehingga orang tua Zya tidak perlu terlalu repot lagi karna banyak perkerjaan lain selain beres-beres.

"Apakah menurut mu Muzza itu benar-benar mencintai saudari kembarmu itu??!" tanya Azka pada zya.

"Tentu saja buktinya mereka telah bertunangan," ucap zya dengan yakin.

"Tapi sebenarnya kalian juga pernah bertunangan. Apakah mungkin dia mengejar Kania karna tidak bisa mendapatkan mu??!". tanya Azka lagi.

"Saya rasa pak Latif itu tidak menyukai saya bang, dia mungkin hanya merasa bersalah karna saat mengetahui saya diculik karna sewaktu pulang kampus setelah menemui nya dan penculikan itu bahkan telah mencuri hati ku". ucap Zya sambil tersenyum gemas.

"Salah sendiri dia berani-beraninya tunangan Ama istri orang. Aku langsung bertindak tegas dengan menculik mu". ucap Azka sambil memeluk istrinya itu dengan erat.

"Tapikan Bang, dia cuman merasa bertanggung jawab atas penjodohan waktu itu" ucap Zya.