"Yang bicara dong... masak dari tadi cuman diem aja?!". Bujuk Azka yang mengetahui bahwa istrikanya ini sedang mode ngambek.
"Yang aku akan lakuin apa pun agar kau tidak mendiamkan aku lagi... yang... senyum Donk..".
Zya langsung terpikir akan keinginan nya.
"Abang beneran akan nurutin kemauan zya ni?!?". tanya zya yang menap suamiya dengan sedikit ragu.
"Iya Istriku... sayang... apa sih yang gak buat kamu...?!". Jawab Azka sambil tersenyum hangat pada zya.
"Zya mau Abang gendong zya!....". ucap zya yang terputus.
"Kenapa adek gak bilang dari tadi sih!?!, kalau cuman mau digendong ayo sekarang Abang gendong!". Ucap Azka mengulurkan tangannya untuk menggendong zya.
"Abang Zya belum selesai bicara tau... udah asal potong omongan orang aja!!!". Ucap zya yang cemberut sambil memalingkan mukanya.
"Aduh salah lagi. Adek maafin Abang ya..., sekarang adek bilang adek maunya apa biar Abang di dimaafin?!?". ucap Azka yang berjongkok agar sejak dengan tinggi Istri nya.
"Zya akan maafin Abang jika Abang gendong zya sambil jalan 27 kali putaran lapangan bola!!!". Ucap zya dengan semangat dan mata berbinar.
Azka langsung terdiam dengan permintaan Istrinya yang belakangan ini sering kelewat normal ini.
"Iya sayang nanti dokter Cika akan datang memeriksa mu untuk melihat kondisi mu dulu, Aku sangat menghawatirkan mu yang tiba-tiba makan bakso pedas yang lumayan banyak ditubuh mungil mu ini". Ucap Azka antara khawatir dan juga mengejek tapi itu lah faktanya.
"Tapi aku merasa baik-baik saja, aku merasa tidak ada yang sakit". ucap Zya yang bingung.
Tok..tok..tok
Terdengar ketukan pintu dari luar apartemen mereka.
"Bentar ya sayang aku lihat dulu, mungkin itu dokter Cika". Ucap Azka yang berlalu setelah mengusap pelan pucuk kepala zya yang tertutup hijab.
Zya hanya menganggukan kepalanya, sambil memasang muka heran saja dengan suamiya ini, Kenapa juga harus panggilan dokter segala padahalkan tidak ada masalah yang serius bagi zya .
"Selamat siang Nona zya, anda bisa berbaring dan saya akan memeriksa anda". ucap dokter Cika sambil tersenyum.
"Di sopa?!". tanya zya yang kebingungan karna mereka sekarang memang sedang diruang tamu.
"Sebaiknya di atas kasur aja, agar anda lebih nyaman dan saya bisa memeriksa dengan hasil yang lebih akurat". ucap dokter Cika.
Zya kemudia mengangguk dan berjalan kearah tempat tidur mereka. zya diikuti oleh suaminya dan juga dokter Cika.
"Sepertinya terjadi hal yang sangat serius!?". ucap Dokter Cika sambil tersenyum kearah zya.
"Benarkah dok?, apakah semua itu karna saya terlalu banyak makan tadi?!". Tanya zya yang terlihat khawatir.
"Bisa jadi, oh iya kapan terakhir nona zya menstruasi?". Tanya dokter Cika.
"Mungkin sekitar 7 Minggu yang lalu dok". ucap Zya, yang bingung tapi tetap menjawab pertanyaan dokter Cika.
"Selamat kalau gitu, sebentar lagi kalian berdua akan menjadi orang tua". ucap dokter Cika sambil tersenyum manis kearah zya yang terlihat bingung.
"Saya dok jadi ibu?!, Tapi....?!...". ucap zya yang Bingung harus bereaksi seperti apa, Karan sekarang zya masih kuliah dan baru berumur 19 tahun.
"Terimakasih dok". ucap Azka yang terlihat sangat bahagia.
" Iya semoga Allah selalu menjaga calon anak kalian dan ibunya.Oh iya..saya telah tulisan resep obatnya tuan. anda bisa membelinya di apotek!". Ucap Cika pada Azka.
"Baik dok, sekali lagi terima kasih...". ucap Azka yang terlihat sangat, sangat, sangat bahagia melebihi menang proyek ratusan juta saja.
"Sama-sama tuan saya izin pamit, jika terjadi hal yang serius anda bisa menghubungi saya kembali dan untuk nona zya jaga kesehatan dan makan-makan yang bergizi ". ucap dokter Cika yang kemudian meninggalkan mereka berdua.
"I love you.... sayang....., Aku senang banget !!!". Ucap Azka yang langsung memeluk zya yang dari tadi hanya diam.
"Love you too". Ucap zya yang tersenyum melihat suaminya yang sangat bahagia".
"Yang kamu mau apa tadi mau aku gendong kamu keliling lapangan bola 27 kali ya?! ayo sekarang!!". tanya Azka dengan bersemangat.
"Iya bang tapi Akau maunya nanti sore, sekarang udah panas bang".
"Bang emangnya Abang siap ya jadi seorang ayah?". tanya zya yang penasaran.
"iya deh. Abang siap kok dek". sambil tersenyum.
"Adek kok nanya gitu?, adek belum siap ya jadi ibu dari anak-anak Abang?! atau adek gak mau mengandung anak Abang?!!". Tanya Azka uang tiba-tiba bersuara pelan.
"Bukan gitu bang, Zya mau kok jadi seorang ibu. Apalagi ibunya dari anak-anak nya kita nanti , Zya cuman ragu Ama duri zya sendiri zya kan masih kuliah dan zya juga masih sering Seperti anak-anak Apakah zya bisa jadi ibu yang baik untuk calon anak-anak kita ini". ucap zya sambil mengusap perutnya yang tertutup baju.
Azka langsung bisa memahami ke hawatiran istri mungilnya ini. bahkan Azka telah membawa zya kedalam pelukan besar nya yang hangat dengan posisi memangku istrinya yang menghadap searah dengan nya.
"Kamu yang gak perlu hawatir yang kalo masalah kuliah kan masih bisa cuti, kita akan belajar dan sama2 membesarkan buah hati kita ini dengan Penuh kasih sayang". Ucap Azka sembil mengecup kepala zya dengan penuh kasih sayang dan mengusap perut zya yang masih rata.
"Makasih banget bang selalu pengertian Ama zya....". ucap zya yang malah menangis.
Azka hanya menggelengkan kepalanya karna takjub dengan istrinya sekarang selain manja juga akan mudah menangis, mungkin bawaan dari baby. Azka langsung memutar kan posisi zya agar bisa melihat wajah zya yang sedang menagis.
"Iya sayang ku..... nangis nya udah dong... nanti kalo uminya nangis terus baby didalam juga pada ikut nangis". ucap Azka untuk menenangkan zya.
"dia kan masih kecil bang, belum bisa nangis". ucap zya yang kemudian membersikan air matanya dengan menempelkan wajah nya pada dada Suami uang bidang itu.
"Tapi kan pasti baby bisa ngerasain yang Umi rasain sayang, sekarang kamu senyum ya biar baby-nya juga ikut tersenyum didalam sini". ucap Azka sambil tersenyum.
"Iya, Abi... umi udah senyum. Dan sekarang ini mengantuk". Ucap zya sambil menguap sambil menutup mulutnya dengan sebilah tangan.
Terdengar suara azan Zhuhur berkumandang.
"Tidurnya nanti habis sholat ya yang. Sekarang yuk sholat!". Ucap azka dengan tegas dan penuh kelembutan.
"Yuk, tapi gendong kekamar mandinya". ucap Zya yang telah melingkar kedua tangan dan kaki nya pada leher dan pinggang suamiya.
"Iya.... Sayang ku.....". ucap Azka sambil mengusap kepala zya dan tersenyum gemas kemudia berjalan kearah kamar mandi.
Setelah sholat berjamaah, zya pergi tidur siang yang tentu saja minta di temani suami tercinta nya.
"Yang kamu bobok siang aja ya, aku mau meriksa email bentar ngecek masalah pekerjaan". Ucap Azka dengan lembut.
"Gak boleh ini kan hari libur Abang waktu nya Ama keluarga bukan Ama kerjaan. Sekarang tidur jangan pegang handphone!!". Ucap zya dengan tegas.
"Tapi yang dari tadi handphone aku bunyi dan belum aku periksa, aku periksa bentar aja ya!!". Ucap Azka membujuk zya.
"Ya udah sana Abang keluar aja.... jangan pedulikan aku dan calon anak kita... sana keluar!!!". Kata zya yang kemudian masuk kedalam selimut dan menangis.
"Astagfirullah halazimmm, Ya Allah berikanlah hamba kesabaran". Ucap Azka dalam hatinya.
"Sayang maafin aku ya..... aku gak pegang handphone kok, kamu dan akan kita jauh lebih penting dari pekerjaan... maaf.....". Ucap Azka yang langsung memeluk istrinya.