Pagi hari Daviana merasakan seluruh bagian tubuh nya remuk dan sakit terutama dibagikan intimnya itu, ternyata laki-laki berengsek itu yang telah mengambil ciuman pertamanya dan mahkotanya itu memang sudah gila.
"Ah..aw.... bisakah kau melepaskan senjata mu itu." ucap Daviana tidak bisa bergerak karena Vano mendekap nya dengan erat.
Karna mendengarkan suara desah dari Daviana senjata nya Vano itu sudah bangun dan siap tempur kembali.
"Aw... ah.. bisakah tolong lepaskan." ucap Daviana yang merasakan baginya intimnya itu penuh karena memang tubuh mereka sangat menempel.
"Tidak kau harus bertanggung jawab karna membangunkannya." ucap Vano yang memulai aksinya mengecupi leher Daviana yang mengecup bagian leher Deviana untuk membuat bayak tanda kepemilikan Nya.