"Kamu sudah waktunya pulang, bukan?"
Lin mengangguk, mengerucutkan bibirnya.
"Aku antar pulang, bagaimana?"
"Hm?! T—tidak perlu, dok …," tolak Lin.
"Ada yang menjemputmu?"
Lin menggeleng, semakin merengut.
"Jadi kamu mau diantar olehku atau dijemput oleh taksi?"
Tok tok tok!
"Permisi …."
Lin dan Chen menoleh serentak ke arah pintu kamar inap. Terlihat Wat berada di sana, ia baru saja tiba dan sudah pasti kedatangannya unuk menjemput Lin.
"Saya yang akan mengantar Lin pulang. Ini sebagai bentuk tanggung jawab," ujar Wat, sembari melangkahkan kakinya menghampiri Lin dan Chen.
Chen tersenyum, ia menunduk dan kemudian mengangguk. Menepuk bahu Wat dan mendekatkan tubuhnya pada Wat.
"Pastikan Lin tiba di rumah dengan selamat. Titip Lin untuk saya," bisik Chen, kemudian berdiri dengan posisinya semula.
Lin hanya diam, tidak berkomentar apapun.
"Lin, kalau begitu saya pulang, ya … sudah ada yang ingin mengantar kamu pulang," ujar Chen, lalu mengusap lembut kepala Lin.