"Hai, Nas. Kita bertemu lagi," sapa Gun, dengan lambaian tangannya.
"Nas, ini ada bucket bunga dari kekasihmu," ujar Wan, tidak memberikan kesempatan untuk Gun banyak bicara pada Nas.
"Kekasih? Maksud kamu Man?"
"Siapa lagi. Ia tidak bisa datang, karena mama dan papamu pasti datang. Jadi ia hanya menitipkan ini padaku," tutur Wan sembari memberikan bucket bunga tersebut kepada Nas.
"Wah … terima kasih, Wan … lagi-lagi sudah membantunya."
"Dia sangat mencintamu, Nas."
"Aku tahu itu," kekeh Nas.
"Kenapa Man tidak memberikannya langsung dan harus menitipkannya kepada Wan?" tanya Man.
"Gun!"
"Tapi kesannya itu—"
"Kamu tidak perlu ikut campur, Gun!"
"Wan, sudah …," ucap Nas menahan emosi Wan. "Nanti kita luangkan waktu lebih banyak lagi, ya … untuk saling tahu satu sama lain," ujar Nas kepada Gun, berusaha tidak membuat Gun penasaran serta kecewa.
***