"S—siapa kamu?!"
"Sssst! Ini aku."
Pria itu melepas topi dan maskernya. Dia adalah Man.
"Aku mengkhawatirkanmu, Nas," ucap Man.
"Man … kamu berani sekali menyelinap kemari? Bagaimana kalau ada yang tahu dan bahkan memergoki kamu di sini?"
"Aku hanya merindukanmu dan ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja, Nas. Tolong jangan usir aku."
***
"Man," panggil Nas.
"Iya?"
"Bagaimana caranya kamu bisa datang kemari?"
Flash back
Wan berhenti di depan pintu kelas, jalannya dihalangi oleh Man. Ia tidak melawan, meski setiap kali mencari celah untuk masuk, Man selalu menghalanginya.
"Apa yang kamu inginkan dariku?"
"Aku merindukan Nas," ucap Man berbisik.
"Lalu, kalau kamu mengatakan ini padaku, apa rasa rindumu itu akan terobati? Tidak, 'kan?"
"Hanya kamu yang bisa membantuku, Wan."
"Bantu apa?"
"Menjenguk Nas di rumah sakit."
***
Flash back off
"Jadi, kamu berbohong pada Kak Nat untuk belajar bersama di rumah Wan?"
Man mengangguk dengan sumringah.