"Wat!"
"Biarkan seperti ini, Lin! Sebentar saja!" perintah Wat, menatap mata Lin semakin dalam.
Sementara Lin merasa risih. Ia mendorong tubuh sang suami, menjau darinya. Tetapi Wat membalasnya lebih dari yang dilakukan oleh Lin. Ia mendorong tubuh Lin hingga terbaring di atas tempat tidur dan Wat segera menindihnya.
"Wat?!"
"Aku akan membuktikannya padamu, Lin. Aku mencintaimu, bukan hanya sekedar ingin bercinta saja denganmu!"
Drrrt drrrt drrrt
Ponsel Wat bergetar, menandakan kalau ada panggilan masuk.
"Huft …," Lin menghela napas lega. Apa yang ia khawatirkan, masih bisa tertunda karena panggilan tersebut.
"Ayah?" gumam Wat.
Lin melihat Wat yang memasang raut cemas.
"Terima saja," ucap Lin, meminta kepada Wat untuk tidak mengabaikan panggilan dari Top.
Wat menepi dari tubuh Lin dan segera beranjak, keluar dari kamar Lin. Lin merubah posisi tidurnya. Ia telungkup dan merasa lega, tidak terjadi hal yang belum diinginkannya sekarang ini.