Chereads / Adventure World / Chapter 9 - Lv. 9 - Pembasmian Goblin [1]

Chapter 9 - Lv. 9 - Pembasmian Goblin [1]

Setelah beberapa hari terlewati, hari pelaksanaan quest pembasmian tiba. Zen telah melakukan leveling dalam beberapa hari sampai sekiranya cukup kuat untik ikut quest ini.

Di dalam quest pembasmian sarang goblin, kapten pasukan kota Ashround membentuk sebuah regu pengintai. Berisikan beberapa petualang dengan kemampuan di bidang itu.

Zen mengambil kesempatan ini untuk mengenal daerah lawan lebih baik. Dengan skill kecepatan dan beberapa stats point yang dimasukkan ke Dex, dia yakin kalau kecepatannya bisa menyeimbangi seorang Rogue.

Dalam perjalanan mereka saat melewati Desa Balle, mereka amat terkejut. Karena di desa itu goblin berkeliaran bebas, bahkan di pos pengintai mereka ada beberapa goblin menggunakan busur, sekaligus pasukan goblin yang berkeliaran di sekitar desa.

Mereka memutuskan untuk menyelinap, tapi sayangnya mereka tidak menemukan seorang pemimpin goblin di sana. Bahkan para warga yang tersisa diikat di tiang-tiang pinggir jalan, dan itu pun hanyalah pria.

"Chiba apa kau menemukan sesuatu?" tanya Zen kepada rekannya.

"Tidak, tidak ada apa-apa di sini. Bagaimana denganmu?" tanya balik Chiba.

Chiba seorang Rogue, dia adalah pemimpin grup pengintai ini. Dia player yang baik dan mudah untuk di ajak berbicara.

"Sama saja, di sini jug–"

"Oi semuanya, kemarilah!!" teriak salah satu player di sana.

Saat semua orang pergi ke lokasinya mereka semua tiba-tiba merasa mual dan ada beberapa yang langsung terduduk saking kagetnya.

Mata Zen membelalak karena hal yang di depannya, emosi campur aduk dirasakannya. Hal yang mereka semua lihat adalah para NPC wanita dengan pandangan kosong dan tubuh telanjang.

Disekitar mereka juga ada beberapa mayat wanita lain dengan leher tersayat, dan tubuh yang terpotong-potong.

"Apa ini memang hanya sebuah game? Jika begitu, kenapa mereka bahkan membuat hal yang tidak layak dilihat ini? Ini membuatku kesal, seakan-akan hidup seseorang dipermainkan," ucap Zen dalam hati, ia tidak bisa tenang sama sekali.

"Baiklah semuanya, lebih baik kita mengakhiri hidup mereka dari pada menderita. Lalu untuk mayatnya akan kita bakar, itu juga bisa menjadi sebagai pengalih perhatian para goblin. Karena setelah ini kita harus kembali," perintah Chiba.

Dengan pengambilan keputusan yang tepat, perintah yang tegas dan jelas, Chiba dapat memimpin dengan baik sampai berakhirnya tugas.

....

Sesampainya di kota, Zen lebih memilih mencari tempat untuk menenangkan diri dan beristirahat. Sementara itu Chiba melaporkan situasi yang terjadi kepada kapten prajurit, Gordon.

Selang waktu setengah jam suasana juga sudah menjelang malam, Zen melihat kalau para player sudah mulai berkumpul lagi di balai kota. Zen pun ikut berkumpul di sana.

Bisa dia lihat kalau kapten pasukan kota telah berdiri tepat di pusat kerumunan. Dia mulai menjelaskan apa yang sedang terjadi.

"Semuanya perhatikan! Pasukan goblin telah selangkah lebih maju dari kita, mereka berhasil menduduki desa Balle bahkan membunuh, menyiksa, dan menyandra para penduduk desa itu.

"Karena itu kita harus melenyapkan mereka! Tenang saja dengan pasukan kita yang kuat, kita pasti bisa mengalahkan mereka."

Kapten Gordon mengutarakan informasi yang sudah di dapatkan, sekaligus juga meningkatkan moral para prajurit kota. Kalau dilihat para player juga sepertinya meniknati alurnya dengan baik, mereka juga terlihat semangat.

Sedangkan Zen yang tau persis kejadian secara detail masih berusaha tenang dan konsentrasi, karena pada dasarnya ini adalah event pertama yang dia ikuti.

Lalu muncul suara dan jendela notifikasi quest di depan setiap player.

» Event Quest: Pembasmian Goblin«

Hancurkan sarang goblin yang ada di selatan kota Ashround, dan selamatkan para penduduk desa Balle sebisa mungkin.

Goblin 000/???

- Tingkat kesulitan: D

- Batas waktu: ~

- Syarat: Level 5++

- Hadiah: Zist, Exp, dan Reputation .

- Konsekuensi: Rep -50, Exp -5%

"Yosh, mari mulai," ucap Zen menyemangati dirinya sendiri.

....

Karena player di game ini belum terorganisir dengan baik, mereka memilih membuat kelompok party yang berisikan 5-7 player.

"Aku heran, kenapa sistem guild tidak ada di game? Apa akan dirilis dilain waktu? Walaupun begitu aku tidak peduli dengan guild, karena hanya akan membatasiku saja," pikir Zen.

Jika ditotal, jumlah player yang ikut event ini ada sekitar 50-an dengan level rata-rata 5-9. Sedangkan prajurit kota ada sekitar 100 lebih yang ikut.

Zen yang tergabung dalam tim pengintai yang berjumlah 7 player, terdiri dari tiga Rogue, tiga Ranger, dan Zen sendiri, mereka berangkat lebih cepat dari pasukan penyerang.

Selain mengintai dan mengirim informasi, mereka juga akan melakukan beberapa sabotase di desa Balle.

Karena keributan yang mereka perbuat sebelumnya, para goblin lebih waspada. Tiga Rogue akan menyusup ke desa dan meletakkan peledak yang sebelumnya diberi oleh kapten Gordon.

Lalu Zen yang bertugas bersama para Ranger akan memburu goblin yang berkeliaran sendiri di hutan dan pinggiran desa.

Saat ini Zen tepat menatap desa Balle dengan percikan amarah. Dia masih belum bisa melupakan apa yang terjadi dengan penduduk di sana. Lalu tiba-tiba ada yang menepuk bahunya.

"Tenanglah ... kali ini kita akan menghabisi mereka semua."

Seakan-akan bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Zen, Chiba dengan mudah dapat menenangkan dan menyemangati Zen. Mereka memang baru saja kenal saat di awal.

Tapi mereka dapat menyesuaikan dengan cepat, Zen juga merasa kalau Chiba adalah tipe orang yang cocok berbicara dengannya. Apalagi kepribadian mereka hampir sama, tenang, santai, dan juga cukup dewasa.

"Hem, kita pasti bisa," jawab Zen diiringi sebuah anggukan.

"Baiklah semua kita mulai rencananya."

Sesuai intruksi Chiba, bersama dua player lainnya dia melesat dengan cepat, begitu juga kelompok Zen. Para Ranger mengambil posisi di dalam hutan untuk membunuh para goblin di desa dari kejauhan.

Sedangkan Zen bertugas membunuh goblin yang ada di dalam hutan sekaligus melindungi para Ranger, dan sesekali membabat habis goblin yang mendekat ke hutan.

....

Zen tidak berbincang apa pun saat pertarungan, dengan wajah datar dia memenggal satu persatu goblin. Dimata player lain dia terlihat seperti orang kejam dan tidak ada ampun.

"Bukankah dia cukup hebat?" ucap salah satu player Ranger.

"Yah, tapi kurasa dia cukup menakutkan jika dilihat lebih jelas," lanjut player lainnya.

"Dia terlihat marah, apa karena lagi datang bulan ...?" ucap player ketiga dengan wajah polosnya.

Pernyataan player terakhir membuat kedua player lain memandangnya dengan pandangan aneh. Semuanya tahu bahwa di game ini gender tidak bisa diubah, dan dilihat bagaimanapun Zen itu pria tulen.

"Huh ... aku bisa mendengar dengan jelas suara kalian," batin Zen yang ada di kejauhan.

Yah setidaknya berkat candaan para player itu, Zen sudah tidak setegang sebelumnya.

....

"Chiba, kami sudah selesai."

"Baiklah di sini aku juga sudah selesai. Sepertinya mereka juga sudah membunuh cukup banyak goblin di luar sana. Ayo pergi."

Mereka dengan cepat melesat keluar melewati rumah-rumah. Ini bisa dibilang cukup lancar karena para goblin tidak ada yang sadar.

Kembali ke tempat Zen berada, setidaknya disana ada sekitar 20-30 goblin yang tergeletak tak bernyawa.

Para goblin itu memiliki level rata-rata 5-6 dan terdiri dari pemanah dan pengguna pisau atau pedang. Hal itu mempermudah rombongan Zen dalam membunuh mereka.

"Oh ... kalian kembali," sambut Zen saat melihat Chiba dan player yang lainnya datang.

"Bagaimana situasinya di sana?" tanya salah satu Ranger.

"Tidak apa, semuanya lancar. Lalu ada apa denganmu Gill? Kau terlihat kacau," tanya Chiba.

"Ahahaha ... tidak apa-apa, hanya saja tadi ada seekor goblin yang menyergapku dari belakang," ucapnya dengan tawa yang dipaksakan.

"Dan kau beruntung ada Zen yang menyelamatkanmu," ucap salah satu Ranger lain.

"Kau memang bisa diandalkan Zen," ucap Chiba dengan menepuk bahu Zen.

"Tidak masalah, itu sudah tugasku."

"Baiklah sekarang kita hanya perlu menunggu bomnya meledak, sumbunya memang cukup panjang. Jadi aku harap itu tidak padam."

Dan tepat hitungan detik setelah perkataan Chiba, terdengar ledakan besar di pusat desa. Mereka berusaha mungkin memasang bom di tempat yang tidak terlalu dekat dengan para penduduk yang diikat.

Dan dengan munculnya ledakan itu, operasi pembasmian dimulai.