BOOOM!!!!
"Bagus, mereka berhasil," batin Kapten Gordon. "Semuanya bersiap! Atur formasi sesuai rencana. Kita akan langsung maju menyerang mereka dari depan."
Seruan dari Kapten Gordon langsung menggerakan seluruh pasukan. Formasi mereka adalah, dengan membagi pasukan menjadi dua, guna menyerang dari dua arah yang berbeda.
Kedua grup itu dipimpin oleh Kapten Gordon dan wakilnya. Lalu untuk regu pengintai akan bertugas menutup jalur melarikan diri para goblin.
Semuanya berjalan lancar, Zen juga beberapa kali berhasil memenggal goblin. lebih dari 200 goblin berhasil mereka berantas dan banyak penduduk yang selamat.
Zen yang cukup kelelahan memilih pergi menjauh dari kerumunan, duduk di atas pohon yang tinggi dengan tiupan angin pelan menjadi favoritnga. Ditemani beberapa potong roti dan air segar, tak lupa juga dia meminum HP dan MP potion.
Zen | Manusia
Lv.9
Tittle: 3
Reputation: 150
Class: Revenant
___________________
Hp: 2600
Mp: 560
Str: 35
Vit: 26
Int: 28
Dex: 30
Stats Point: 10
[Bonus class: +2 Str, +1 Vit, +1 Int, +2 Dex tiap kenaikan level]
____________________
Skill:
-Weapon Mastery [1-45%]
-Magic Mastery [1-5%]
-Retribution [1-28%]
-Armament [1-10%]
-Soul Aura [1-8%]
-Ghost Step [1-10%]
"Hanya naik dua level kah ... tapi aku yakin ini tidak seperti stats rata-rata level sembilan, special-class memang beda. Lalu ... apa karena memang jarang kugunakan atau karena susah ditingkatkan, skill aktif milikku tidak terlalu berkembang. Yah... apa boleh buat."
"AAAAGGHHHHH!!!"
"Semuanya mundur, evakuasi penduduk terlebih dahulu."
"Awas! Mereka mendekat!!"
"GRRRAAAAWWGHH!!!"
Zen terkejut dengan berbagai suara teriakan yang muncul dari desa. Dan benar saja, saat dia mendekat terlihat kalau rombongan goblin lain mulai mendekat.
"Yang benar saja? Gelombang kedua? Bukankah kapten Gordon bilang mereka akan tetap di sarangnya? Sial, ini benar-benar keluar dari rencana." Zen menunjukkan tatapan geram.
Zen lagi-lagi merasa kalau A.I. di game ini memang mempunyai keinginan sendiri untuk bergerak bebas. Ini seperti kehidupan nyata yang memiliki alur peristiwa yang sulit ditebak.
Tapi sebenarnya ini masih bisa dianggap lumrah, pasalnya para player dan prajurit bahkan belum menemukan pemimpin para goblin.
Tapi mereka juga tidak menyangka kalau para goblin yang akan menyerang lebih dulu. Karena kapten Gordon bilang kalau goblin tidak akan keluar saat malam, sebab beberapa indra mereka akan memburuk saat malam. Tapi melihat status para goblin itu, mereka nampaknya juga bukan goblin biasa.
•Goblin Rider•
Humanoid | ☆☆
Lv. 8
"Goblin yang mengendarai serigala? Mereka ada lima belas kah ...."
•Goblin Fighter•
Humanoid | ☆☆
Lv. 8
"Goblin yang ini membawa berbagai senjata, dan juga mereka memiliki tubuh lebih besar dan tinggi. Apa ini yang dipanggil Hobgoblin? Tiga puluh ... jumlah yang cukup banyak."
•Goblin Thief•
Humanoid | ☆☆
Lv. 7
"Assassin para goblin? Beberapa membawa busur dan pisau. Sepertinya mereka paling berbahaya, untungnya jumlah mereka cuma lima belas. Huh? Mereka kira bisa bersembunyi dari posisiku saat ini, aku akan akhiri mereka terlebih dahulu."
•Goblin Chief•
Humanoid | ☆☆☆
Lv. 10
"Goblin yang memimpin kelompok akan berubah menjadi goblin chief. Jadi dia pemimpinnya, tiga bintang dengan level sepuluh bukan hal yang bisa diatasi player sendirian."
Sesuai rencana awalnya Zen akan membunuh satu persatu goblin thief yanf tersebar. Karena mereka akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja.
"Waktunya membersihkan."
....
"Bagaimana ini? Prajuritku dan para petualang tidak akan bertahan lama." Saat ini sang Kapten sedang kebingungan mengatasi masalah yang datang. Siapa yang menyangka kalau target mereka berikutnya akan memberikan serangan dadakan.
Walaupun pasukan goblin yang datang tidak banyak, tapi bisa dipastikan mereka adalah pasukan elit goblin.
"GWHAAAKKKK!!!"
Seekor goblin dengan perawakan paling besar, membawa Greataxe, dan beberapa bagian tubuh yang ditutupi armor muncul.
Gordon yamg melihatnya muli memasang posisi bersiap dan berkata, "Jadi kau pemimpin mereka? Aku Gordon kapten dari prajurit kota Ashround akan melawanmu."
Pemimpin goblin itu berteriak sekali lagi lalu mengayunkan kapaknya secara vertikal. Gordon pun menangkisnya dengan Greatsword miliknya.
Tidak berhenti dengan satu serangan, berkali-kali pemimpin goblin itu mengayunkan kapaknya secara bertubi-tubi. Gordon hanya bisa bertahan, menunggu kesempatan untuk membalas datang.
....
Chiba tidak bisa tenang, ia berkali-kali mengedarkan pandangannya dengan waspada. "Semuanya hati-hati, para goblin ini pandai dalam bersembunyi. Jadi jangan lengah dan tetap waspada."
"Kiekkiekkiekiekeik."
Tawa goblin mengelilingi tempat mereka. Memang goblin thief merupakan spesies goblin yang sangat ahli dalam bersembunyi, merek juga cepat.
Chiba bersama dengan regu pengintai dan beberapa pasukan lain menghadapi para goblin thief.
Sedangkan sisa pemain dan prajurit kota yang sedang bertarung dengan goblin rider dan goblin fighter di dekat desa.
"Cih mereka terlalu samar dan cepat untuk dideteksi dengan skill," gumam Chiba.
"Kwaaakkk."
"Kwaaaaakkk."
"Kwaaaakkk."
Tiba-tiba satu persatu goblin terjatuh dari pohon, mereka terjatuh dengan keadaan kepala yang tetpisah.
"Yo ... Chiba!!" sapa seorang player yang tiba-tiba muncul.
Player itu adalah Zen, dengan skill Ghost Step dan Armament. Dia bisa memberikan serangan mematikan dan bergerak cepat tanpa bersuara.
"Zen?"
"Aku sudah melihat posisi mereka dari atas, jadi ikuti kata-kataku dan untuk para Rogue deteksi mereka dengan skill kalian."
Di tengah-tengah kebuntuan mereka, muncul secercah cahaya yang menunjukkan solusi jalan keluar.
"Dua di arah jam 3, satu di arah jam 8, 5 di daerah sekitar jam 11 sampai jam 1. Sisanya yang ada di dekatku akan kuurus."
Sesuai instruksi Zen, mereka bisa dengan mudah membunuh goblin yang bersembunyi. Pertarungan itu pun berkhir hanya dengan beberapa dari mereka yang mendapatkan serangan.
"Kau memang selalu mengejutkanku ... Zen." gumam Chiba.
"Baiklah aku pergi dulu," teriak Zen yang melanjutkan pergi ke arah dengan suara pertarungan paling ribut
"Baiklah semua, kita akan membantu pasukan utama menghadapi sisa goblin yang ada."
....
"Sial, tidak kusangka kalau para goblin itu akan menggunakan racun."
Zen memutuskan berhenti sebentar dan mengeluarkan beberapa botol HP potion dan Antidote untuk menetralisir racun.
•Antidote•
Efek: Mengurangi durasi racun sesuai tingkatan racun.
"Ahh ... ini lebih baik. Jika kupikir-pikir, para goblin itu menggunakan racun dengan mengoleskannya ke senjata mereka. Bagaimana kalau ...."
•Poison II•
Efek: Memberi debuff poison II dengan durasi selama 5 menit. (Ketahanan target mempengaruhi efek & durasi)
"Maupun poison I atau poison II memiliki durasi yang sama. Berarti yang membedakan kefektifan mereka."
•Paralyzing Potion II•
Efek: Memberi debuff paralysed dengan durasi selama 3 menit. (Ketahanan target mempengaruhi efek & durasi)
"Lalu untuk potion ini durasinya yang berbeda tiap tingkatan. Tapi pada akhirnya walaupun menggunakan racun dan pelumpuh, ketahanan target juga menjadi faktor ternyata."
Suara dentuman yang sangat keras terdengar sekali lagi. Zen yakin kalau itu adalah ulah dari pemimpin goblin.
"Sepertinya aku harus cepat."
Zen tetap berlari menuju sumber suara kegaduhan yang paling keras, tetapi perjalanannya tidak semulus yang ia kira.
Dua goblin fighter menghadangnya, tetapi Zen memasang sebuah senyuman di wajahnya seakan-akan hal itu sesuai keinginannya.
"Baiklah kalian berdua, jadilah kelinci percobaanku."
Sebuah tombak menuju ke arah Zen. Dengan kecepatan Zen yang sekarang, walaupun serangan itu muncul secara tiba-tiba dia pasti bisa menghindar.
Terbukti dengan melompat, Zen berhasil menghindari serangan tombak. Dengan menggunakan tombak itu sebagai pijakan, Zen melompat sekali lagi untuk menghindari sebuah tebasan horizontal dari goblin yang lain.
Zen yang sudah mencapai jarak terdekat dengan kedua goblin itu, memberikan beberapa tebasan di tubuh mereka.
Tumben sekali Zen tidak menyerang bagian kepala, karena pada dasarnya Zen selalu melakukan serangan dengan memotong kepala, guna menghemat waktu.
Hal yang tidak terduga terjadi kepada kedua goblin tersebut. Mereka seperti ingin teriak tetapi tidak mengeluarkan suara dan tubuh mereka juga terkulai lemas di tanah.
"Hoo ... melapisi senjata dengan ramuan pelumpuh dan racun ternyata bekerja dengan baik. Dan sepertinya ramuan tingkat II terlalu kuat untuk monster selevel dengan mereka."
Dengan begini Zen sudah mempelajari metode dalam menggunakan ramuan untuk menyerang. Setelah itu Zen pun mengakhiri percobaannya dengan beberapa tebasan untuk memotong kepala kedua goblin itu .
"Sekarang waktunya menuju bossnya."