Chereads / Adventure World / Chapter 13 - Lv. 13 - Mimpi Buruk

Chapter 13 - Lv. 13 - Mimpi Buruk

"Arka, apa kamu percaya kalau diluar sana masih ada dunia lain yang sangat luas."

"Hm ... entahlah, menurut ayah bagaimana?"

"Entahlah, Ayah sendiri juga tidak yakin. Tapi yang pasti masih ada kemungkinan kalau itu nyata."

Arka kecil hanya bisa mendengarkan dan perlahan mencerna perkataan Ayahnya.

"Lalu, jika ayah punya kesempatan kesana. Apa ayah akan pergi?"

"Tentu saja ayah ingin. Tapi, disini dan sekarang juga ayah punya sesuatu yang harus dilindungi dan dijaga."

"Apa itu?" tanya Arka dengan tatapan kecilnya.

Lalu sang ayah yang melihatnya mengusap kepaanya dengan lembut dan berkata, "Tentunya itu kamu dan Ibumu. Kalian adalah milik ayah yang paling berharga."

"Bagitu kah ...."

"Tapi, jika diberi kesempatan ayah ingin mencipatakan dunia itu sendiri. Dengan kedua tangan ayah ini."

"Caranya?" tanya Arka dengan polosnya.

"Entahlah...."

"Astaga ... lagi-lagi kamu membicarakan hal yang aneh dengan anak berusia 4 tahun." Tiba-tiba muncul sang ibu yang memeluk keduanya dari belakang.

"Ibu?"

"Tidak masalah, lagi pula Arka lebih pintar dan bijak dari pada anak seumurannya."

"Hehe, tentu saja karena dia anak kita."

"Hem, anak kita."

"Ahh ... kebahagiaan ini ... kuharap akan abadi selamanya," batin hati kecil Arka.

Tapi, dalam satu kedipan mata. Suasana disekitar Arka berubah menjadi tempat dengan sinar matahari yang hangat, dan pemandangan pohon sakura di sepenghujung jalan.

"Eh? Ini dimana?" batin Arka yang bertanya-tanya.

"Aa-kun!"

"Arka!!"

"Siapa mereka?" Dalam hatinya Arka bertanya-tanya siapa mereka, tapi disaat bersamaan ia merasakan kehangatan yang membuatnya rindu. Kerinduan akan dua siluet gadis kecil yang menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Mou~ Arka, kenapa kamu melamun?"

"Aa-kun ayo kita bermain kesana!"

Kedua gadis itu pun mulai memegang kedua tangan Arka, dan membawanya berlari ke suatu tempat.

"T-tunggu, kalian sia—"

Lagi-lagi tempat Arka berada berganti, kali ini tempat yang gelap, dingin, tanpa ada siapa-siapa, hanya Arka sendiri.

Arka hanya bisa meringkuk dengan tubuh kecilnya itu, dan tiba-tiba muncul banyak bisikan yang masuk ke kepalanya.

"KENAPA KAU MASIH HIDUP?!!"

"KAU GAGAL MELINDUNGI KELUARGAMU."

"DASAR TIDAK BERGUNA."

"KAU PAYAH."

"ARKA ... KENAPA KAU MELUAPAKAN KAMI?!"

"KAU AKAN SELAMANYA, SENDIRIAN ...."

.....

....

..

.

....

"AHHHHHHHHHH ... hah ... hah ... hah .... Sial mimpi itu lagi. Ughh ... ayah ... ibu ... dan siapa dua gadis itu?"

Dengan tampang khas bangun tidur dan sedikit pucat, tanpa baju, dan hanya bawahan. Arka terduduk di atas kasur dengan salah satu tangan memegang kepala.

"Sepertinya aku keleahan mental karena terlalu banyak bermain game. Oh ... sudah jam 3 sore kah, aku harus siap-siap bekerja."

Sudah lebih dari 1 bulan Arka bermain A-World, setelah peristiwa quest pembasmiam goblin, ia memilih Mesaia Island sebagai tujuannya yang selanjutnya.

Dan sebelum itu, Arka memilih untuk meningkatkan levelnya terlebih dahulu. sebelumnya ia telah mempelajari skill pembuatan potion yang didapatkannya dari goblin mage waktu itu.

•Potion Creation|Production•

Lv.1

Dapat mengolah item untuk dijadikan potion, secara instan. Segala jenis potion dapat dibuat, asalkan potion tersebut terdaftar di potion catalog.

[ Mempelajari skill Achemy tanpa mengambil production class, tittle Irregular Alchemist didapatkan ]

•Irregular Alchemist•

Efek : Int +3, Efek potion +20%

Selain mendapatkan gold yang cukup banyak, Arka juga mendapatkan skill Alchemy bahkan tanpa mengambil classnya. Yang diamana membuatnya mendapatkan sebuah tittle yang cukup berguna.

Jika Arka mengambil production class untuk sub classnya, maka bisa dibilang Arka seperti memiliki tiga class.

Hal itu sangat menguntungkan, tapi dia tidak akan melakukannya. Karena meningkatkan sub class tingkat kesulitannya 2 kali dari main class, apapun classnya itu.

Jadi Arka lebih memilih membiarkan slot sub classnya kosong. Selain itu Arka juga sering bolak-balik di quest center.

Di sana Arka mengambil banyak sekali quest untuk membantu kenaikan levelnya sekaligus mengumpulkan uang.

Ia juga mengumpulkan beberapa tanaman herbal di hutan saat melakukan quest, ini seperti menembak 2 burung dengan 1 batu. Bahkan sampai-sampai tanaman herbal di hutan menipis.

Saat Arka sedang kosong juga, dia tidak membuang-buang waktu. Ia akan menggunakan ribuan tanaman herbal yang dimilikinya untuk membuat potion.

Seperti rencananya Arka sebelumnya untuk berjualan potion, karena kualitas potion miliknya yang di atas rata-rata. Saat Arka memasangnya di Trade Market, potion itu dihargai lebih mahal dan lebih dicari-cari oleh para player.

Lalu saat Arka mempromosikan potion-potion itu di halaman akun websitenya membuat beberapa player sampai mengiriminya pesan pribadi.

Mereka yang menghubungi Arka secara langsung kebanyakan memesan potion dalam jumlah besar. Untungnya Arka telah menyamarkan nama akunnya di web itu dengan inisial Z.

Bahkan saat pertemuan di game pun Arka akan menggunakan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuh avatarnya, dan juga sebuah topeng.

Dikarenakan player yang tidak bisa sembarangan melihat nama player lain tanpa izin, membuat identitas Arka benar-benar terjaga ketat.

Bahkan sampai ada yang mengirim seorang assassin untuk mengikuti Arka, tapi sayangnya kecepatan mereka masih di bawah Arka dengan skill Ghost Step.

Hal ini membuatnya menjadi sebuah perbincangan yang cukup populer. Seorang player berinisial Z penjual potion kualitas tinggi yang sangat misterius.

Seperti itulah, ringkasan dari hal yang dilakukan Arka selama 1 bulan terakhir ini.

....

Saat ini Arka sedang berada di dapur kafe bersama seniornya, Rio. Dia sedang membuat minuman sedangkan Rio sedang memasak di sampingnya.

"Oi Arka apa yang terjadi dengan wajahmu, apa kau kurang tidur?"

"Yah, begitulah."

"Memangnya apa yang kau lakukan?"

"Bang Rio kepo sekali ya ...."

"Heh, aku hanya khawatir. Bagaimana jika juniorku kena apa-apa."

"Hah ... siapa kau? Bang Rio yang kukenal tidak akan mengatakan hal sebagus itu."

"Sialan, jika kau tiba-tiba tepar siapa juga yang susah, pasti aku lah."

"Ahahahaha ... aku hanya bercanda, mungkin kondisiku begini karena terlalu banyak bermain game."

"Hmm... begitu kah, memangnya kau bermain game apa?"

"A-World."

"Eh? Bisa kau ulangi?"

"A-World, Adventure World."

"Y-ya-yang benar saja, kau tidak berbohong kan? Itu game yang alatnya sangat mahal sekali loh."

"Aku tau, lagi pula pekerja kafe sepertiku mana bisa membelinya."

"Y-yah itu sudah pasti, kau hanya bercanda."

"Tapi aku diberi seseorang, karena itu aku bisa memainkannya. Aku duluan yah, minuman ini sudah jadi."

"Hahhh?"

Dalam keadaan ini, Rio masih memproses kata-kata Arka, di cukup terkejut dengan pernyataan Arka barusan.

....

Suasana kafe yang ramai, diiringi musik klasik dan aroma kopi yang khas sudah menjadi hal biasa di sana.

Kafe mereka memang tidak besar, tapi pengunjungnya juga tidak sedikit. Jumlah karyawan disini hanya 3 orang, termasuk bos Arka sendiri.

Bos Arka lebih sering menjaga kasir dan menerima pesanan langsung, sedangkan Rio akan fokus memasak, dan Arka lah yang paling fleksibel.

Dia bisa mengantar pesanan, membantu di dapur, menerima pesanan dan banyak hal yang dia lakukan.

"Bos, Caffe Latte ini untuk meja berapa?"

"Oh itu untuk meja 4, perempuan yang ada di sana," ucap bos Arka sambil menunjuk pelan posisi tujuan Arka.

"Oh, baiklah."

Arka pun melangkah mendekat ke arah meja nomer 4, wanita di sana memiliki penampilan kasual biasa. Yang menarik adalah warna rambut pirangnya yang sangat cerah.

Wajahnya tidak terlihat karena menggunakan sebuah sebuah masker dan juga topi, Arka berpikir apa dia tidak gerah?

"Permisi nona, ini pesanan anda caffe latte dengan strawberry shortcake. Apa ada tambahan lain?"

"Tidak, terima kasih."

"Kalau begitu saya permisi."

Saat Arka meninggalkan tempat itu, tiba-tiba terdengar suara gadis itu yang memanggilnya.

"Tunggu, tunggu sebentar."

"Ya? Apa ada hal lain yang anda perlukan?"

Gadis itu tidak menjawab, melainkan melepaskan topi dan maskernya. Saat itu terlihat warna matanya berwarna biru cerah, dimata Arka hal itu sangat indah, dan mengingatkannya pada seseorang.

"Hai, bisa kita ngobrol sebentar?"

"Kau ...."