Chereads / BLACK SHADOW AGENCY / Chapter 1 - one

BLACK SHADOW AGENCY

🇮🇩ansafitrya
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - one

"Untuk dapat melihat sebuah keajaiban kau harus tetap berusaha."

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Dering ponsel seorang gadis tampak mengganggu beberapa pelanggan yang tengah ingin berbelanja. Namun, mau bagaimana lagi? gadis itu pun tengah sibuk melayani seorang pelanggan yang sedari tadi tak membeli dan terus mengganggunya.

"Nanami, ponsel mu berbunyi. Pergi lah, biar Saya yang melayani Tuan ini." ujar seorang wanita.

"Ah! iya kak! makasihhh." jawab gadis itu dengan semangat langsung meninggalkan sang pelanggan.

"Hei! saya tidak mau kamu yang melayani. saya mau gadis itu." cetus sang pelanggan.

"Maaf Tuan. Di sini toko handphone, bukan toko jual beli wanita. Tolong jaga kesopanan anda, karena sedari tadi anda mempersulit karyawan kami." balas wanita itu.

"Cih! awas saja kalian, saya pastikan gadis itu tidak bekerja lagi di sini besok!" kesal sang pelanggan yang langsung pergi meninggalkan toko.

~~~~~~~~~~~~~~•••~~~~~~~~~~~~~~

sebuah ponsel berwarna hitam pun tengah di utak-atik dengan jari lembut seorang gadis. Sesekali terdengar sebuah keluhan.

"Ckck, kok gak di angkat ya? heran deh! udh banyak miscall. Eh, pas di telpon lagi gak di angkat! pfft."

Nanami Yujinchou. Itu lah nama gadis yang tengah menggerutu saat ini.

Drrtt... Drrrttt ...

Selang beberapa jam. Handphone Nanami berbunyi kembali. Cepat-cepat gadis itu membuka ponselnya. Ternyata sebuah pesan dari perusahaan ia bekerja.

______________________________________________

*Message*

______________________________________________

To : NANAMI YUJINCHOU

FROM : HRD FINANCE LEASING

Di karenakan adanya pengaduan dan pelaporan ketidak nyamanan seorang pelanggan, dengan ini kami memanggil saudari Nanami Yujinchou untuk menghadap ke kantor pada pukul 16.00 sore nanti.

atas perhatiannya saya ucapkan Terima kasih.

______________________________________________

"Astaga! apa lagi ini? Ya Ampun, sungguh terlalu." ujarnya.

Mau bagaimana pun Nanami tetap harus menghadap ke kantor. Jika dilihat wajahnya tampak murung kini. Fokusnya pun berada di alam bawah sadar.

"Nanami, ada apa? kok murung gitu?" tanya rekan kerjanya.

"Gakpapa kak, cuma lagi bingung aja nih. Apa ya alasan aku di panggil ke kantor?" jawabnya pelan dengan mata terpejam.

"Jangan-jangan karena konsumen yang tadi nih?" sahut sang rekan kerja.

"Ah, iya mungkin bisa jadi kak! sialan tuh konsumen!" kesal Nanami.

"Jadi gimana dong Mi?" tanya si rekan kerja itu.

"Mau bagaimana lagi kak? biarin aja lah." kata Nanami sembari tersenyum.

"Yang sabar ya Mi, maaf kakak gak bisa bantu." ujar wanita yang tengah mencoba menyabarkan Nanami.

"Haha, santuy aja kali kak. Kalo gitu aku pergi dulu kak, udah jam setengah empat nih. Takut nya tetlambat. hehe." pamit Nanami yang langsung pergi berlalu.

_____________________________________________

"Kamu masih ingat visi dan misi perusahaan ini kan? atau sudah lupa? kepuasan pelanggan itu nomor satu! belakangan ini banyak sekali laporan atas ketidak puasan pelanggan dalam pelayanan kita! kamu bisa kerja gak?! masih niat gak nih? kalo enggak resign aja! banyak yang mau gantiin kamu di sini!" bentak seorang pria tua yang di sebut sebagai Direktur perusahaan ini.

"Ma-maaf Pak, tapi beberapa pelanggan itu bukan ingin membeli produk dan kredit di leasing kita. Mereka berlaku tidak sopan sering sekali menyentuh saya." balas seorang gadis yang tengah di marah.

"Apa salahnya huh?! cuma disentuh kan? gak di ajak ke hotel kan?" balas sang bos.

"Tapi kan pak,-"

"Saya tidak terima alasan apa pun! yang saya utamakan adalah kepuasan pelanggan!"

"Baiklah kalo begitu saya pilih untuk resign saja Pak. Mulai sekarang saya tinggalkan perusahaan jahanam ini! dasar bos gak ada otak!" kesal sang gadis yang langsung pergi meninggalkan gedung putih hitam itu.

Kaki jenjang berjalan pelan. Melintasi lalu lalang para pengendara. Rintik hujan pun mengalir mengikuti nada perasaan yang tengah kalut. Tetes air mata perlahan turun membasahi pipi. Tangis, yaps. Gadis itu tengah menangis.

"Ayah, aku terlalu bodoh bahkan tidak terlalu pintar. Kenapa Ayah tega pergi meninggalkan Nanami sendirian? Hiks... hiks ... "

Tak terasa Nanami telah berjalan sampai ke sebuah taman. Di tengah derasnya hujan ia duduk sembari memeluk tas.

Tanpa di sadari, dari dalam sebuah mobil Lamborghini terlihat empat pria yang tengah memperhatikannya.

"Ternyata gadis itu ya? hmm." gumam seorang pria yang duduk di bangku stir mobil dengan tangan memegang dagu.

"Gadis yang payah." sahut satu pria yang tengah duduk sembari mengutak-atik ponsel.

"Lemah dan merepotkan sepertinya." tambah seorang pria sembari menutup kembali kaca mobil yang ia buka.

"Jadi kita liatin aja nih? gak ada ahlak emang." cetus seorang lelaki yang sedang mencoba menjadi penengah.

"Biarkan saja dulu. sebaiknya kita pergi sekarang, sebelum ada yang mengetahui gerak-gerik kita." ujar sang pria yang memegang setir.

~~~~~~~~~Bersambung~~~~~~~~~~~~