"Ajak Aya juga cepet! Mama udah masak." Imbuh ibu Tian.
"Tuh dengar kan Ya." Aya masih terdiam di sana. Berpikir untuk pergi atau tidak. Pikirannya sedang sangat bimbang dan sesekali menyalahkan dirinya yang tidak menghindar dari Tian saat Tian mengajaknya.
"Aya yang enggak mau Bund!" Teriak Tian dan Aya langsung kembali memberikan Tian geplakan lagi. Kemudian langsung keluar dari mobil dengan senyuman yang merekah. Aya tidak ingin ibu Tian salah paham padanya.
"Enggak kok Tan. Aku keluar nih." Ujar Aya sambil berjalan mendahului Tian untuk masuk ke dalam rumah. Sedangkan Tian menatap Aya yang berjalan dengan lucu, kemudian menutup pintu mobilnya dan masuk ke dalam menyusul kedua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya.
Katakan saja Tian melakukan ini untuk membuat Aya semakin terjerat padanya. Di saat Aya selalu mencoba untuk menjauh. Yang Tian inginkan hanya Aya berada di sisinya. Masalah kematian itu sudah menjadi takdir bukan?