Lift terbuka, Aya membiarkan Cicil turun lebih dulu. Aya menatap punggung itu dengan sangat sendu. Itu adalah punggung Citra. Aya ingin sekali memeluknya dan mengatakan bahwa Aya tahu hal itu. Kemudian mengatakan tidak apa-apa untuk tidak bersembunyi dari Aya dan Aya, sangatlah merindukan temannya satu itu.
Andai saja Citra mengerti itu. Jantung Aya berhenti dengan cepat saat Citra menoleh ke arahnya dengan mata yang membulat sempurna.
Lebih ke sebuah tatapan terkejut akan suatu hal. Sontak Aya bertanya pada Cicil. "Ada apa Cil? Kok kayak habis lihat setan gitu?"
"Aku bawain kalian bubur ayam, tapi malah bubur ayamnya lupa ke bawa. Masih ada di mobil." Sahutnya sambil menunjukkan dua telapak tangannya yang kosong. Sedangkan Aya langsung tertawa terbahak-bahak. Kenapa bisa sampai lupa?
"Aku ambil dulu." Cepat-cepat Aya mencegah Cicil pergi dari sana.