Jantung Aya berdebar dengan keras, saat mengetahui bahwa dugaan yang selama ini ada dalam pikirannya berkemungkinan besar benar. Tangannya bergetar dan manik matanya mulai tidak fokus.
"Mbak Aya, kamu sakit?" Tanya Bram yang menyadari wajah pucat Aya di balik make up tipisnya. Sontak yang lain juga menatap ke arah Aya khawatir. Pikiran Aya yang berkelana ke sana kemari langsung kembali terbanting ke kenyataan.
Aya segera menggelengkan kepalanya. "Mules aja kok. Sekarang udah enggak apa-apa."
"Kamu yakin Ya?" Tanya Cicil yang terlihat sangat khawatir pada Aya dan Ayapun langsung menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan yang lain. Yang lainpun percaya dan kembali bersenang-senang. Saat itulah entah dari mana Aya mendapatkan dorongan entah dari mana mulai membuka kunci ponselnya.
Ada banyak pesan dari Tian. Aya mengernyitkan dahinya bingung.