"Jangan bilang.... Kalau kamu mimpi soal Tian?"
Aya terdiam lagi, tidak menjawab. Tapi justru karena diam itu membuat Wati tahu kalau jawaban dari pertanyaannya adalah benar. Lantas Wati mengeratkan pelukannya.
"Enggak apa-apa. Kalau kamu baca doa sebelum tidur maka mimpi itu bakal hilang. Kamu tenang aja." Aya mengangguk, meskipun hal itu tidak benar. Mau selaras apapun Aya berdoa, doa itu hanya akan menyentuh langit dan kembali lagi padanya. Tidak pernah terkabulkan.
"Jangan pernah lelah Ya untuk berdoa. Jangan pernah." Ucap Wati seakan tahu apa isi hati Aya. Memilih tidak membantah, Aya menganggukkan kepalanya.
"Kenapa juga mimpi itu masih kamu alami, masih terus datang? Kenapa mimpi itu datang hanya untuk menakut-nakuti kamu Ya." Aya terdiam lagi, sungguh Aya sendiri tidak tahu akan hal itu. Mimpi ini adalah mimpi paling lama terasa tidak akan pernah menjadi kenyataan. Jika benar begitu maka Aya akan sangat senang.