"Kalau Cicil benar-benar Citra perasaan kamu gimana Ya?" Aya berhenti mengunyah mi nya dan terdiam cukup lama. Tangannya bermain dengan garpu yang ada di genggamannya.
"Aku juga enggak tahu. Mungkin antara ngeri, takut, seneng, sedih sama aneh." Ujar Aya kemudian menunduk dalam. "Aku juga bakal tendang dia dulu karena sembunyikan hal ini dari aku."
"Kita akan tahu enggak lama lagi Ya." Ucap Tian menyadarkan Aya dari lamunan singkatnya.
Aya mengernyit saat Tian berkata dengan sangat yakin. "Kamu lihat masa depan lagi?" Tanya Aya penasaran. Namun Tian menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Bukan, kali ini murni feeling aja." Aya membulatkan bibirnya paham sambil menganggukkan kepalanya paham.
"Hilang ya kemampuannya?" Tanya Aya heran, berniat menggoda pria itu sambil menaik-turunkan alisnya. Kemudian Aya tertawa dengan keras.
"Enggak cuman lagi tidur aja kemampuannya." Ujar Tian asal dan Aya hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengulum senyuman.