"Siapa yang bilang kalau aku mau pidanain kalian?" Tanya Aya, yang bukannya mendapat jawaban. Bram dan Rehan malah sibuk saling melempar pandangan.
"Aku tanya, enggak ada yang mau jawab?" Ujar Aya lagi, dalam hati Aya sebenarnya Aya ingin sekali tertawa melihat kedua anak yang dulunya kurang ajar padanya kini berubah seratus delapan puluh derajat.
"Cicil yang bilang." Aya mengernyit dalam. Kenapa Cicil bisa mengatakan suatu hal seperti itu?
Aya segera menggelengkan kepalanya saat menyadari kedua anak ini seharusnya tidak berada di sini sekarang.
"Kalian berdua ini, ini hari Senin dan kalian di rumah sakit jam delapan? Kalian enggak sekolah?" Mereka hendak menjawab, namun seseorang mengetuk pintu dan masuk.
Rupanya itu seorang petugas pengantar makanan. "Silahkan kak. Jangan lupa di habiskan ya." Ucap petugas itu ramah sembari menata makanan milik Aya di atas meja.