"Bukannya empat mata lebih baik dari dua mata?" Tanya Tian, hal itu langsung membuat Aya membulatkan matanya.
"Itu juga yang Aya ucapin tadi." Sahut Wati, membuat Aya mendelik. Tamat sudah rencananya yang batal terlaksana. Aya juga sebenarnya sadar bahwa itu adalah ucapan yang Aya lontarkan tadi.
"Nah tahu tuh, jangan nolak bantuan orang." Ujar Tian lagi. Membuat Aya mengerucutkan bibirnya sembari mengunyah nasi goreng.
"Enggak kok." Ucap Aya singkat. Lalu keempat orang langsung melanjutkan makan mereka. Begitu selesai Wati segera memutar satu video yang kali ini di dapatnya dari jalan sebelah kanan makam. Mereka terdiam dengan tenang dan fokus menonton itu, seolah-olah sedang menikmati alur cerita yang ada di dalamnya.
Suara Rian yang selanjutnya, membuat keheningan di sana pecah. "Itu ada orang yang aneh."
Sontak ketiga orang yang sedang fokus menatap video di televisi itu kini menoleh serempak ke arah Tian.