Aya hanya duduk diam sambil mengaduk minuman yang sudah di pesannya. Aya menunggu Tian yang masih terdiam sampai sekarang. Aya tidak punya alasan untuk tidak bersabar. Buktinya Aya masih duduk diam di tepat ini dengan tenang.
Berbeda dengan Aya, Tian memang terdiam hanya saja Tian sama sekali tidak menyentuh minumannya sedikitpun. Aya rasa Tian masih memikirkan bagaimana susunan perkataan yang akan di ucapkannya.
"Yang, kalau mau bilang ya tinggal bilang. Kamu bicara sama aku, Aya. Temen masa kecil dan kita udah bertahun-tahun barengan. Jangan bingung gitu." Ucap Aya pada akhirnya mengingatkan. Tian melirik Aya sepersekian detik, lalu kembali menunduk. Entah memikirkan apa lagi.
"Yan, kalau kamu diam terus gini. Mending tadi aku ikut Wati buat cari informasi tentang Citra." Pancing Aya agar Tian cepat mengatakan apa keinginannya.
"Maaf Ya." Ucap Tian singkat.
"Ya udah mau ngomong apa?"