Hujan yang deras sama sekali tidak mengurungkan niat kedua pasang manusia ini ingin berhenti beradu agrumen. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya lagi, Aya hanya ingin Tian mengertinya. Bahwa Aya takut kehilangan dirinya.
"Aku enggak bisa Yan, terima kamu masuk ke dalam hidupku. Aku enggak mau kehilangan kamu dan tolong mengerti aku." Mobil Tian berhenti di persimpangan jalan. Lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, itu adalah kesempatan bagus bagi Tian untuk menjelaskan pada Aya. Tidak ada hal lain yang Tian inginkan, selain untuk bisa bersama dengan Aya.
"Apa yang harus aku mengerti Ya?" Ucap Tian sambil menatap ke arah Aya, saat sedari tadi Tian fokus menyetir. Sedangkan Aya mulai memijat pelipisnya yang terasa mulai pening.
"Ya, tatap aku. Apa yang harus aku mengerti?" Ujar Tian sambil meraih dagu Aya lembut.
Aya membalas tatapan Tian dengan berani, matanya memerah menahan air mata. "Aku cuman mau lihat kamu hidup Yan, enggak lebih." Ujar Aya dengan yakin.