Chereads / DREAM : HIDDEN REALITY / Chapter 3 - BAB 2 : SAPUTRA DIRGANTARA

Chapter 3 - BAB 2 : SAPUTRA DIRGANTARA

Putra, panggilannya. Lelaki bertubuh tinggi itu kini sedang merapihkan diri di kaca ruang tamu sebelum pergi ke sekolah barunya hari ini.

"Baru masuk jangan macem-macem. Kalau ada temen baru yang mau deketin lo, lo harus terima mereka. Kalau keliatan ada yang ngga suka sama lo, senyumin. Kalo nanti ada yang jailin lo, cuekin. Lo harus beradaptasi dengan lingkungan baru lagi, jangan membuat kesalahan yang sama seperti kemarin. Jadikan semuanya pelajaran, pulang sekolah langsung pulang. Jangan terbawa oleh pergaulan yang jelek, ngerti kaga lo?"

Ucap Saputri, kakak satu-satunya yang amat sangat memperhatikan sang adik. Ia tak mau adiknya melakukan hal yang sama saat lelaki itu masih kelas dua SMA. Perempuan itu kini super protective dan harus tau segala tentang adiknya.

"Lo pikir gua anak yang baru baligh kemarin sore? Santai kali. Cerewet banget lo Maesaroh."

Jawabnya sambil mendekati sang kakak,

"Gua udah kelas dua SMA, semua lika-liku perjalanan hidup emang belum gue lewatin semua, tapi gue pernah ngerasain manis pahit kehidupan. Gua cowo, gua ngga cengeng kayak lo, ngga penakut kayak lo, ngga baperan kayak lo. Harusnya sih gua yang perhatian sama lo, tapi males. Goodbye sister, i love you."

Ucapnya lalu meleos begitu saja.

Memang anak tak tahu diuntung, harusnya ia bersyukur memiliki kakak yang penyayang, ini malah diabaikan dan dianggap menganggu. Dasar anak durKAKA!

Saputri dulu cuek pada Putra, tapi semenjak cowo itu berulah di sekolahnya hanya karena ada perempuan yang mirip dengan seseorang di mimpinya, lelaki itu terpaksa harus dipanggil kepala sekolah karena membuat tak nyaman orang-orang di sekitarnya.

Putra sudah lima kali di datangi lewat mimpi oleh perempuan misterius yang lelaki itu hanya tahu namanya, tak tahu siapa sosok dia sebenarnya.

Pertama kali ia bermimpi, saat lelaki itu berusia sekitar dua belas tahun. Kelas satu SMP dan lima tahun yang lalu. Sang ibu dan Saputri yang mendengarkan cerita itu hanya menanggapinya biasa saja. Karena merek fikir hanya imajinasi Saputra saja.

Namun, lelaki yang kini sudah berusia tujuh belas tahun itu terus menerus didatangi oleh perempuan bernama Ourel, menambah keanehan lagi karena gadis itu datang setiap tanggal tiga belas Februari, yang Putra tahu adalah hari ulang tahun gadis itu.

Sampai tanggal 13 kemarin, gadis yang ada di mimpinya meninggal karena suatu alasan. Entahlah, yang jelas Putra tidak mau berurusan lagi dengan Ourel si gadis yang menggangunya lima tahun kemarin.

Back to topik, ini hari pertama Putra mulai belajar di SMA Pelita. Lelaki itu berharap tidak mengalami hal-hal tak diinginkan, dan bahagia di sekolah barunya yang sekarang.

Sebelum pergi ke sekolah, Putra menjemput Reki-sahabatnya yang memang sekolah di SMA Pelita- terlebih dahulu. Karena motor yang biasa Reki pakai sedang rusak dan kini sedang dibetulkan di rumah sakit Sinar Jaya as bengkel.

"Widih udah nangkring aja si bos."

Ucap Putra sambil membuka helmnya, ia melihat Reki sedang menyantap kopi di depan rumahnya. Lalu lelaki itu mengangkat kopinya sambil mengedipkan matanya seolah berkata cheers! padahal ia hanya minum sendirian, karena tidak ada waktu untuk nongkrong bersama dan mengobrol di pagi hari Senin.

Reki menyimpan kopinya dan segera pergi menghampiri Putra, naik ke motornya dan mengepakkan tangannya pada pundak Putra.

"Lets go guys kita cus!"

Teriaknyya sambil mengangkat telunjuk ke atas.

"Malu-maluin lu dasar."

×××

Saat tiba di parkiran, Putra mengerem motornya secara mendadak dan membelakkan matanya tak percaya. Ia benar-benar melihatnya, kali ini sungguhan. Bukan mirip ataupun copyan. Ourel, iya gadis itu.

"REKI BHASKARA!"

"SAPUTRA DIRGANTARA! Duh kaget gue setan!"

Teriak Reki lalu memukul helm yang di pakai oleh Putra. Secara tiba-tiba, Putra memanggil nama Reki dengan keras. Seolah pak guru yang akan menghukum muridnya.

"Tuh kan bener kata gue! Mimpi gue selama ini bukan kaleng-kaleng. Dia yang dateng ke mimpi gue tiap tanggal 13 Februari!"

Mereka melihat lelaki itu sekilas melirik, Putra pura-pura memarkirkan motor dan merutukki dirinya sendiri karena berbicara keras dibelakang orang yang sedang dibicarakan, setelah Darka pergi, mereka melanjutkan lagi perbincangan seriusnya.

"Lo lihat cewe itu tuh! Itu, Ourel sama abangnya kan?"

Tunjuk Putra pada gadis yang sudah jauh berjalan diikuti lelaki tadi dibelakangnya.

"Lo kenal sama mereka Put?"

Tanya Reki kebingungan, belum sempat belajar di sekolah ini tapi Putra sudah mengenal siswa-siswi di sekolah ini. Seketika Reki membelakkan matanya, menjunjuk Putra sambil menggelengkan kepalanya.

"Bukan Ourel itu kan, yang ada di mimpi bodoh lo itu?"

Tanya Reki dengan hati-hati. Lelaki itu baru sadar bahwa ia memiliki teman satu angkatan bernama Ourel, padahal Putra sudah lama menceritakan mimpinya tentang Ourel pada Reki.

"Lo nanya kaya gitu kayak orang idiot Ki, jelas-jelas Ourel yang gue omongin dari lama itu dia Mahmud!"

Serang Putra dengan kesal, ia meninggalkan Reki dan memilih pergi mencari ruang kepala sekolah untuk mencari kelas barunya. Sedangkan Reki masih bingung, tak mengerti akan semuanya.

"Lah iya gue bego banget, lagian si Ourel kaga pemes jadi gue gatau. Bukan salah gue lah!"

Bel berbunyi, semuanya berhamburan berbaris di lapangan untuk memulai upacara bendera. Putra mengikuti upacara itu di barisan paling belakang, tepat di barisan sebelahnya ada gadis yang sedari tadi ia masalahkan.

Putra tak berhenti memandangi wajahnya yang benar-benar mirip dengan yang ada di mimpinya. Setelah ia diberi lihat kepingan hidup Ourel, mengapa sekarang Putra dipertemukan di dunia nyata? Sebenarnya siapa Ourel? Mengapa harus Ourel?

"Upacara liatnya kedepan, bukan ke wajah gue." Tegur gadis itu.

Putra terkejut. Sungguh, bahkan dalam mimpinya dia bisa mendengar suara, dan suara gadis itu benar-benar sama. Putra menggesekkan matanya menggunakan tangan, masih tak percaya akan semuanya. Namun ia kembali melihat kedepan, dan terlelap dalam pikiran-pikiran tak masuk akalnya.