Chereads / ARESSA / Chapter 14 - Kecelakaan

Chapter 14 - Kecelakaan

Ares memiliki cara lalu menggigit tangan Rafel.

"AW!"pekik Rafel.

Ares berlari menuju Lano.

"Lano!"ucap Ares.

"Lari keluar sa!"ucap Lano.

"Tapi Lano..."ucap Ares.

"Cepat sa jangan pikirin aku!"ucap Lano.

Ares segera berlari sebelum Rafel kembali menangkapnya.

Rafel berlari mengejar Ares begitu juga Lano semua bodyguard Rafel sudah terkapar lemah.

"ARES!"teriak Rafel dibelakang Ares.

bugh!

Lano menonjok wajah Rafel membuat Rafel tersengkur ke tanah.

"Jauhin Ares!"desis Lano lalu berlari menyusul Ares.

Rafel mengeram lalu mengejar mereka.

"LANO!"teriak Ares sambil tersenyum manis, senyum yang Lano rindukan.

Lano bergegas mendekati Ares lalu tiba tiba ada mobil sangat kencang menuju Ares.

Lano membelalakkan matanya lalu berlari dan mendorong Ares.

brak!!!

bug!

bug!

bug!

Ares membelalakkan matanya air matanya meluncur begitu deras, rasanya jantungnya berhenti berdetak.

"LANO!"teriak Ares lalu langsung berlari menuju Lano.

Rafel mematung ditempatnya menatap tak percaya Lano.

"Sebegitu besarnya cinta Lano sama Ares? dia bahkan mengorbankan nyawanya demi Ares"batin Rafel.

Ares meletakkan kepala Lano dipahanya.

"Lano hiks... hiks... hiks..."ucap Ares.

"sa..."lirih Lano masih bisa didengar oleh Ares.

"Lano jangan tutup mata Lano Ares mohon jangan tinggalin Ares!"ucap Ares.

"Maaf mba saya tidak sengaja rem saya blong..."ucap pak supir yang menabrak Lano.

"LANO BANGUN!"teriak Ares histeris.

...

Sesampainya di rumah sakit...

Lano langsung dimasukkan ke IGD. Ares duduk dibangku menatap kedua tangannya yang berlumuran darah.

"Hiks... Lano hiks... maafin Ares hiks... hiks... hiks..."ucap Ares.

"jangan nangis!"

deg!

Ares menoleh pada Rafel ya Rafel mengikutinya ke rumah sakit.

"Ngapain kak El kesini?"ucap Ares.

"Cuma mau minta maaf dan aku bakal serahin diri aku ke polisi karena kasus penculikan kamu!"ucap Rafel membuat Ares tercengang.

bugh!

Satu tonjokan mulus terkena diwajah Rafel dan pelakunya adalah Naga.

"Naga udah..."ucap Tasya mencoba menenangkan Naga.

"Ares!"ucap Ara memeluk anaknya.

"Bunda!"ucap Ares.

"Ares kamu nggak papa sayang?"ucap Ara.

"Hiks... hiks... Lano bun hiks... hiks..." ucap Ares.

"Lano pasti baik baik aja kamu tenang ya..."ucap Ara.

"Ares!"ucap Alana yang baru datang dengan chris.

"Mamah!"ucap Ares lalu mendekat pada Alana dan memeluknya.

"Maafin Ares hiks... mah semuanya hiks... karena Ares hiks... seandainya hiks... Lano nggak hiks... nolongin Ares hiks... hiks... hiks..."ucap Ares.

"Hussttt jangan ngomong kayak gitu sayang Lano pasti nggak suka kalo kamu kayak gini ini bukan salah kamu"ucap Alana.

"Maaf... Maaf... Maaf"gumam Ares.

Semuanya menatap sendu Ares, Rafel menjadi semakin berasa bersalah.

"Gue bakal nyerahin diri gue ke kantor polisi..."ucap Rafel membuat semuanya kaget.

Naga menoleh pada Rafel.

"Lakuin yang hal yang benar jangan salah lagi El!"ucap Naga menepuk pundak Rafel.

Rafel menganggukan kepalanya.

"Sekali lagi maaf Ares..."ucap Rafel lalu melangkah pergi.

Ares masih sesenggukan dipelukan Alana.

"Sayang kamu obati dulu luka kamu ya!"ucap Ara.

"Iya udah dong jangan nangis lagi Lano pasti baik baik aja!"ucap Alana melepas pelukannya.

Sudah satu jam Lano di dalam IGD disana hanya ada Ares, Ara, Alana, Chris, Satya, Willi, dan Naga yang lainnya sudah pulang karena sudah terlalu malam.

"Ares kamu pulang aja!"ucap Alana.

"Nggak mah Ares mau disini aja sampe Lano sadar Ares nggak mau pulang!"ucap Ares.

"Tapi keadaan kamu..."ucap Alana.

"Ares nggak papa kok mah Ares izin ke toilet ya mah! Bun!"ucap Ares berdiri lalu pergi.

...

Ares berhenti di lorong rumah sakit yang sepi.

Menyandarkan tubuhnya di tembok lalu perlahan merosot menekuk kedua kakinya lalu menenggelamkan wajahnya.

"Hiks... hiks... Lano cepet bangun hiks... hiks... Ares ngak kuat Lano hiks... cepet bangun hiks... hiks..." ucap Ares.

Ares merasa untuk bernafaspun sangat susah sekarang ini.

"Jangan bilang lo nggak papa kalo nyatanya lo kenapa napa!"ucap Naga tiba tiba datang.

Ares mendongakkan kepalanya lalu menghapus air matanya. Naga berjongkok dihadapan Ares hatinya teriris melihat Ares menangis.

"Naga... Lano..."lirih Ares.

"Dia bakal baik baik aja percaya sama tuhan Ares!"ucap Naga memegang kedua pundak Ares.

"Hiks... Naga hiks... Ares takut hiks... hiks... Ares takut Lano hiks... pergi ninggalin Ares hiks... hiks..."ucap Ares.

Naga membawa Ares ke dalam dekapannya mengusap usap kepala Ares.

"Lo harus yakin Lano pasti baik baik aja!"ucap Naga.

"Hiks... hiks... Ares takut Naga hiks... hiks... hiks..."ucap Ares dan tangisnya semakin menjadi jadi.

...

Dokter keluar dari IGD...

"Keluarga pasien?"ucap Dokter.

"Saya mamahnya dok bagaimana keadaan anak saya dok?"ucap Alana.

"Maaf nyonya keadaannya koma"ucap Dokter.

Semuanya melemas di tempatnya.

"Kita hanya bisa percaya pada tuhan saya permisi!"ucap Dokter lalu pergi.

Alana dan Ara saling berpelukan dan menguatkan. Satya dan Willi saling menepuk pundak untuk menyalurkan kekuatan mereka sangat takut kehilangan sahabat mereka. Chris duduk menutup matanya untuk menenangkan dirinya.

"Lano koma karna Ares Naga..."ucap Ares.

Mereka berdua ada dibalik tembok saat dokter mengatakan itu.

"Jangan ngomong kayak gitu Res Lano pasti juga nggak akan suka kalo lo kayak gini!"ucap Naga.

"Ares cuma pembawa sial buat Lano" batin Ares.

Ares kembali menangis menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Naga menoleh pada Ares.

"Kuat Res jangan kayak gini Lano nggak bakal suka kalo lo kayak gini!" ucap Naga.

"Hiks... hiks... Lano hiks... hiks... hiks..." ucap Ares terisak.

Naga membawa Ares kedalam dekapannya.

"Sabar Res"ucap Naga.

Naga mengusap kepala Ares.

"Hiks... hiks... Lano hiks... hiks...."ucap Ares.

...

Dua hari kemudian...

Sudah dua hari Lano dalam masa koma. Ares hanya bisa melihat Lano lewat sebuah kaca. Ares menyentuh kaca tersebut.

"Lano cepet bangun Ares kangen sama Lano hiks... Bangettttttttttttt... Lano hehe...

Apa Lano nggak kangen sama Ares? hiks...

Tuhan tolong sembuhkan Lano secepatnya Tuhan Ares butuh Lano disamping Ares hiks...

Lano bangun jangan tutup mata Lano terus hiks...

Maafin Ares Lano maaf hiks...

Bangun Lano bangun hiks...

Ares sekarang nangis apa Lano nggak bakal ngusap air mata Ares?

Hiks... Lano hiks...

Lano nggak sukakan hiks...

Liat Ares nangis jadi bangun hiks... Lano bangun hiks...

Ares takut Lano hiks... hiks..."

Ucap Ares.

Sekarang disana ada Naga, Tasya, Satya dan Willi.

"Biar aku yang nenangin Ares"ucap Tasya lalu mendekat pada Ares.

"Ares!"ucap Tasya membuat Ares menoleh.

"Tasya..."ucap Ares.

Tasya tersenyum tipis lalu merentangkan tangannya dan Ares langsung memeluk Tasya.

"Hiks... Lano Tasya hiks..."ucap Ares.

Tasya mengusap punggung Ares.

"Tenang Ares lo harus kuat jangan kek gini..."ucap Tasya.

Perlahan Ares melepas pelukannya yang lainnya medekat pada mereka berdua.

"Gimana caranya Ares bisa kuat kalo kekuatan Ares juga nggak ada, dia terbaring lemah tanpa bisa melakukan apapun. Ares bahkan ngerasa buat Ares bernafas aja susah sesek Tasya Ares lemah... Ares nggak berdaya tanpan Lano disamping Ares" ucap Ares lalu berlari pergi.

Semuanya menatap sendu Ares.

"Biarin dia sendiri!"ucap Satya diangguki semuanya.

...

Ares berlari menuju taman belakang rumah sakit karena disana sangat sepi.

"AAAAA!!!!....."

"KENAPA SEMUA INI HARUS TERJADI SAMA ARES TUHAN?"

"APA SALAH ARES?"

"KENAPA TUHAN SEJAHAT INI SAMA ARES?"

"APA BELUM CUKUP PENDERITAAN ARES BAGI TUHAN?"

"TUHAN BAHKAN NGGAK MEMPERTEMUKAN ARES SAMA AYAH ARES"

"DAN SEKARANG APA TUHAN MAU JAUHIN ARES DARI COWO YANG SANGAT ARES CINTAI?"

"KENAPA TUHAN? KENAPA?"

"ARES UDAH CAPEK TUHAN CAPEK hiks..." teriak Ares dan dia kembali lagi menangis.

Ares merasakan pusing di kepalanya lalu semua gelap Ares pingsan.

...

Ares mulai membuka matanya.

"Enghh..."ucap Ares.

"Hei kamu sudah bangun! mana yang sakit?"ucap seorang pria.

"Anda siapa?"ucap Ares.

"Saya dokter dirumah sakit ini nama saya Anandra Jonathan!"ucap Andra.