Nafas Senopati Lawe mulai terputus-putus, keilmuan dan juga tenaganya seakan hilang terserap oleh tangan Kirana yang mencengkram erat di lehernya. Perlahan Kirana membuka penutup wajahnya, tanpa mengalihkan tatapannya sedikitpun. Sampai akhirnya, kain penutup wajah itu terbuka dan membuat Senopati Lawe merasa semakin sekarat.
"Sekar..." pekiknya. Ia sama sekali tidak pernah menyangka kalau pendekar hitam ternyata adalah istri Raden Sastra.
"Ya... Sekar..." ucap Kirana menggertakan giginya. Seketika itu juga Kirana membawa Senopati Lawe terbang "Hiiyyyaaaahhhh!!!!" kemudian Kirana menghempaskan Senopati Lawe sekencang-kencangnya.
Buuunngggg.....
Tubuh Senopati Lawe mendarat tepat di atas batu tempat dirinya melempar bayi tadi, seketika itu juga batu hancur berkeping-keping, membuat Senopati Lawe mengeluarkan banyak darah dari mulutnya. Senopati buru-buru bangkit, meskipun tubuhnya sudah terhuyung ketika berdiri. Ia menatap Kirana yang mendarat dengan tenang.