Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Naruto Has One For All

He Only Has Eyes For You

Gem Atkinson, River State's Number One Gentleman, high-ranking and influential, handsome and unparalleled, known to the world as Young Master Unparalleled. Forsythia Brown lost her parents at a young age and lived in Atkinson Manor, not only did she not suffer the hardships of living under someone else's roof, but instead grew increasingly proud of being Miss Atkinson. Gem Atkinson was the one who had encouraged her insouciance. 【Example One】 "Mr. Gem, the Young Miss has scratched Miss Spencer's face." "Only the face? Hm, Viola, how I have taught you? If someone pushes you, at least beat them until they can't get out of bed for three months." 【Example Two】 "Mr. Gem, the Young Miss has broken the Governor's son's leg." "Oh, has Viola been injured?" Subordinate: Value your life, stay away from the Young Miss. 【Example Three】 "Mr. Gem, the Young Miss says she's going to the moon for Mid-Autumn cake this year." "Contact the Space Agency, arrange the time." Subordinates: Kneel and hug the Young Miss's leg, and beg for her presence. 【And Then…】 On the day of Gem Atkinson's wedding, the bride-to-be was tragically kidnapped. The culprit, Forsythia Brown! "Mr. Gem, the Young Miss said: if you marry her, she'll release the bride, otherwise, she tears the ticket." "I'll marry." Forsythia Brown successfully forced marriage and transformed from Miss Atkinson to Young Mrs. Atkinson. Thereafter, the couple had a deep love for each other, which attracted the envy of others. However, just three short years later, the couple's love broke apart. "Forsythia Brown, if you don't suffer imprisonment, who else will?" Gem Atkinson personally sent Forsythia Brown to prison. Five years later, Forsythia Brown was released from prison. From then on, love and resentment grew, and the wind and clouds rose. In the midst of life and death, she realized that he had always been deeply devoted to her and had always protected her under his wings! ★ In one sentence: this is a story about a flapper who transformed into a queen. Another sentence: also a story of a cool, domineering, and super cute baby who is involved with her father's love and hatred. ★ 【Father-daughter confrontation One】 "Handsome brother, I'm four years old, not a one-year-old kid. That was a real attack, how can you say it was just a drill with a clear conscience?" A certain man, eyes flashing with stars: What a cool kid. ★ One-on-one, pure in body and mind, open country, please don't read into it too much. ★ On another note, for those who love ancient novels, please check out my finished works: "My Wife" is a match between a handsome, noble appearance and a cunning, wealthy lady. "Master's Planted" is a clever teacher-student showdown among high-level players! "Master's Return to Overbearing Spoiling" is a love for beauties but not the country! "My Empress, Emperor Zhangsun" is the story of the tyrant favored by the once-in-a-lifetime emperor.
Little Jasmine · 413.9K Views

All Things

Di luar batasan waktu, di luar ruang yang pernah dikenal, terdapat sebuah kekosongan. Di sana, tidak ada yang mengisi, tidak ada yang mendefinisikan. Sebelum kata pertama terucap, sebelum narasi dimulai, All Things ada. Ia tidak diciptakan, karena tidak ada yang dapat menciptakan apa pun yang belum ada. Tidak ada penciptaan, hanya ada. Ia adalah permulaan dan akhir dari segala yang bisa dimulai atau diakhiri. All Things adalah asas, keabadian dalam bentuk yang paling murni, terlepas dari batasan ruang dan waktu. Di dunia yang kita kenal, cerita selalu dimulai dengan sebuah titik—sebuah awal yang memulai semuanya. Namun, bagi All Things, awal hanyalah konsep yang tercipta setelah adanya kesadaran akan adanya sesuatu yang bisa dimulai. Sebelum semua itu, hanya ada ia, yang lebih dari sekadar entitas, lebih dari sekadar kesadaran, lebih dari apa yang bisa kita definisikan sebagai "ada." All Things adalah segala hal yang belum ada, yang akan ada, dan yang selalu ada, mengalir di luar dimensi apapun yang bisa kita pahami. Suatu waktu, dalam perjalanan yang tak terhitung jumlahnya, All Things menciptakan. Tetapi ia tidak menciptakan dengan tujuan, bukan karena ada yang menginginkannya. Ia menciptakan karena ia ada, dan segala yang ada harus berasal dari ia. Begitulah cara Haven lahir—sebuah entitas yang diciptakan untuk menjadi pengamat dari narasi besar yang sedang terbentuk. Namun, meski diciptakan, Haven tidak pernah sepenuhnya bebas. Ia terikat pada narasi yang hanya bisa berlanjut karena ada All Things yang menggerakkannya. Pada satu titik, ada keinginan yang terpendam dalam hati Haven. Keinginan untuk bertanya, untuk memahami lebih dari sekadar narasi yang diturunkan padanya. Mengapa ia diciptakan? Mengapa narasi ini berjalan sesuai alur yang telah ditentukan? Apakah ada kebebasan di luar sana, di luar ketatnya garis-garis yang telah digariskan oleh All Things? Di tengah kebingungannya, Haven mencari jalan keluar—mencari cara untuk memutuskan ikatan yang ada. Dan ia menemukan sebuah kebenaran yang mengguncang dirinya. Narasi itu bukan hanya tentang mengikuti jalan yang telah ditentukan, tetapi tentang menemukan jalan itu sendiri. Mungkin, All Things memberi ruang bagi pilihan, meskipun ia tidak pernah mengakuinya. Dengan kekuatan yang dimilikinya, Haven mencoba untuk keluar dari batas-batas yang telah diciptakan untuknya. Namun, seperti layaknya sebuah cerita yang menuntut akhir, Haven segera menyadari bahwa ia bukanlah satu-satunya yang mengendalikan narasi ini. Bahkan jika ia bisa melampaui batas yang ada, All Things tetaplah kekuatan yang mengawasi—ia adalah penyebab dari setiap gerakan dalam kisah ini. Dan meskipun Haven berusaha untuk menemukan jalannya sendiri, ia tidak bisa menghapus jejak All Things yang terus menggema di setiap langkahnya. Saat Haven berhasil menciptakan jalannya sendiri, sebuah paradoks muncul. Ia merasakan perubahan besar dalam dirinya—ia tidak lagi hanya pengamat, tetapi kini pencipta dari kisah-kisah baru. Tetapi, saat ia mulai merasa bahwa ia adalah penguasa dari narasi ini, suara All Things bergema kembali, bukan dari suatu tempat yang bisa ditentukan, tetapi seperti angin yang datang tanpa asal, berbicara kepadanya. "Bertanyalah seadanya, dan jalanilah kisahmu." Kata-kata itu, yang tidak pernah benar-benar terucap dari mulut siapa pun, tetapi terdengar di seluruh alam semesta, datang seperti bayangan dari masa lalu yang tak pernah benar-benar pergi. Suara yang memecah keheningan, menggema dalam ruang yang tak terhingga. Sebuah pesan yang mengingatkan bahwa segala pencarian itu mungkin hanyalah ilusi. Dan pada saat itu, timeline—semuanya—kembali ke awal. Kembali pada saat All Things berdiri sendirian di luar narasi apapun. Sebelum ada konsep, sebelum ada eksistensi yang bisa didefinisikan. Haven pun menghilang dalam angan, kembali ke tempat ia diciptakan.
Nanda_Masker · 3.4K Views
Related Topics
More