Baru mendengarkan suaranya saja Dukun itu sudah terasa sangat mengerikan, berbeda dengan Rio, dia terlihat santai dan tenang. Akhirnya mereka pun masuk ke dalam salah satu ruangan, dalam ruangan itu bau kemenyan dan dupa sangat menyengat. Ruangannya juga sangat minim cahaya.
Dila dan Messi mengamati dengan detail ruangan itu, banyak sekali pusaka-pusaka yang terpampang di pagarnya, juga hiasan-hiasan dari tengkorak hewan dan manusia. "Apa jadi dukun harus seram seperti ini!" bisik Mesi dalam hati.
Sampai akhirnya mata mereka pun menangkap satu sosok yang sedang duduk tenang di depan meja prakteknya, seorang pria dengan brewok dan kumis yang tebal, memakai ikat kepala dan baju berwarna hitam, berbadan gempal dengan kulit sawo matang.
"Maaf jika saya mengganggu waktunya Mbah Suto lagi" ucap Rio dengan sopan.