Tring...Tring...Tring..
Gawaiku berbunyi nyaring sekali tanda ada panggilan masuk,aku masih menikmati indahnya pulau kapuk ku.Tapi gawaiku masih terus berbunyi.
Triing...Triing...Triing
Dengan sangat terpaksa aku membuka mataku,dan mencari gawaiku.Setelah mendapatkan gawaiku,aku geser ke atas untuk menerimanya.
"Assalamualaikum". Dengan suara yang parau khas bangun tidur.
"Nina...bangun jam berapa ini,aku tunggu di kantin kampus".Bella berteriak sekencang-kencangnya agar Nina bangun.
"Astaghfirullah,Bella ini sudah jam 7 pagi.Aku sampai ketinggalan sholat,tunggu ya Bel".Aku panik setengah mati,aku masih gak percaya.Aku bisa kesiangan bangun sampai jam 7,sejarah dalam hidupku.
Tidak menunggu waktu lama,aku lari ke kamar mandi.Setelah semua selesai dan aku susah tapi,aku meraih tas,dan gawaiku yang berada di atas meja samping ranjangku.Cepat-cepat aku memakai sepatu dan selesai semua,aku keluar dari kamar kos ku dan tidak lupa aku mengunci kamar kos ku.
Aku berjalan sedikit lebih cepat dari biasanya,aku sedikit melebarkan langkah kaki ku.Agar aku cepat sampai ke kampus.Karna hari ini ada jam kuliah dosennya killer banget.Akhirnya sampai juga di kampus,aku langsung menuju kantin menemui Bella.Aku mencari sosok gadis mungil,imut dan aku menemukan Bella ada di meja ujung.Aku berjalan menghampiri nya.
"Assalamualaikum Bella".Aku langsung duduk disebelah Bella.
"Nina..kamu ngapain aja tadi malem,tumben banget bangun nya sampe jam 7.Biasanya kan kamu yang bangunin aku".Bella terus menghujani ku pertanyaan.
"Maaf ya Bel,tadi malem aku taqlim di YouTube sampe malem banget.Aku aja shock bangun jam 7,aku juga gak sholat subuh".Jelasku pada Bella.
"Ya Allah,Nin,kamu nonton taqlim nya siapa sih?sampe segitunya,lupa sholat lagi!"
"Bella cantik...bukannya lupa sholat,tapi aku kesiangan.Taqlimnya Gus Miftah, tema nya keren banget dalem banget.Mangkanya sampe aku tidur malem banget".Jelas ku.
"Dasar!".
"Yaudah,hayuk kita masuk kelas.Udah jam berapa ini".Aku menarik tangan Bella.
"Kamu gak baca di Group?!".
"Group?!".
"Iya,Nina...Coba deh liat".Bella sedikit emosi.Aku langsung mengambil gawaiku di tas dan membuka chat group yang masuk di aplikasi.Ternyata ada pemberitahuan kalau hari ini tidak aada jam Kuliah.Karena dosennya sakit.
"Udah bacanya?!".
"Udah,kita libur dong.Yuk Bell,kita ke kolong langit aja".Aku gandeng Bella.
"Nin,Sory hari ini aku gak bisa kolong langit.Aku ada urusan penting banget".Bella meraih tanganku untuk meminta maaf karena hari ini dia tidak bisa mengajar di kolong langit.
"Ok Bella gak papa kok".Aku tersenyum lebar
"Aku duluan ya Nin,bye...".Bella mencium pipiku dan berlari sambil melambaikan tangannya.
"Assalamualaikum Bella".Bella selalu saja lupa mengucapkan salam,dia baik,sopan,pinter.Tapi dia mengikuti gaya orang barat.
Setelah Bella pergi,aku berjalan keluar meninggalkan kampus lalu pergi berjalan menuju Sekolah Kolong Langit.Mungkin memang ini bukan jam biasa nya aku dan Bella mengajar,hari ini 3jam lebih awal dari biasanya.Karena hati ini tidak ada jam kuliah sama sekali,jadi aku putuskan untuk pergi lebih awal.Agar bisa lebih lama mengajar anak-anak.
Di Sekolah Kolong Langit ada sekitar 30 anak yang berprofesi sebagi pemulung yang mau belajar.Awal aku mendirikan Kolong Langit,hanya ada 3 anak yang mau belajar.Di antara 3 anak itu salah satunya Yanto,anak laki-laki yang pertama aku temui dan aku ajak belajar.Yang 2 lainya ada Caca dan Ibam.Lama-lama anak-anak di daerah kolong jembatan itu melihat kegiatan kami belajar.Dan mungkin mereka tertarik, akhirnya murid bertambah.Sampai sekarang 30 anak yang rajin masuk sekolah.
Di Kolong Langit sekarang sudah banyak buku,dan disana mereka belajar sudah tidak kepanasan lagi,karena sekarang ada terpal dan tenda.Itu semua dari relawan-relawan yang banyak di kalangan mahasiswa.Aku merintis dari nol dan sampai dititik sekarang sangat tidak mudah,butuh perjuangan mengumpulkan buku-buku untuk mereka.Dan menyediakan meja,kursi dan papan tulis untuk mereka.Sebagian itu dari uang pribadiku di awal aku mendirikan,aku rela makan sehari sekali dan itupun makan mie instan.Lambat lain aku posting di status Wa,FB, Instagram dan Twitter kemudian banyak para relawan yang rela menyisihkan sebagian buku bekas atau sebagian uangnya untuk Kolong Langit.Aku bahagia dan tidak menyangka bahwa Kolong Langit bisa sampai di titik ini.
Setelah lumayan lama aku berjalan menyusuri perkampungan untuk bisa sampai di Kolong Langit.Akhirnya aku sedikit lagi sampai,sambil meneruskan langkah ku dan melihat sekitar.Aku menghentikan langkahku,aku melihat ada seseorang yang bersandar pada tembok jembatan.Dia bergerak tidur dibawah dengan posisi meringkuk dan kedua tangannya memegang kepalanya.Aku masih tidak jelas,siapa dia?.Aku meneruskan langkah ku mendekatinya.
Ketika semakin dekat, ternyata dia laki-laki.Dia sepertinya kesakitan,karena dia bergumam.
"Haduh sakit... sakit". Laki-laki itu berguling ke kanan dan kekiri.munngkin karna rasa sakit nya yang begitu dahsyat sampai dia memukul-mukul kepalanya.
Aku memberanikan diri untuk mendekati laki-laki itu,tapi langkahku terhenti ketika aku melihat banyak tato di kedua lengan,didada dan di kedua kakinya.Aku takut untuk melanjutkan langkah ku untuk mendekati nya.Dan aku putuskan untuk berbalik badan dan melanjutkan perjalanan ku ke Kolong Langit.Ketika aku sudah berbalik dan ingin melangkah kan kakiku.Laki-laki itu semakin meronta-ronta kesakitan.Aku tidak bisa melihat dan membiarkan orang yang sedang kesakitan dan butuh pertolongan.Aku mencoba menenangkan hatiku,dan memberanikan diri untuk mendekati nya.
Dan akhirnya aku berani mendekat sangat dekat, sehingga aku bisa melihat jelas laki-laki yang sedang kesakitan di depan ku ini.
"Assalamualaikum Mas,Mas sakit?. Saya bantu bawa ke dokter ya Mas?".Aku mencoba membantu untuk duduk.
"Tidak, pergilah...!!". Laki-laki ini malah mendorong ku.
"Astaghfirullah".Aku jatuh tersungkur,ingin sekali aku meninggalkannya sendiri disini.Karena aku sudah berniat ingin menolong nya,tetapi dia malah mendorong ku.Aku sudah ingin berdiri dan pergi menjauh darinya,tapi tiba-tiba hati ini seperti berbisik.
'Jangan pernah meninggalkannya Nin,dia membutuhkan pertolongan mu'.
Akhirnya aku tetap menolongnya,dan sabar menghadapinya.Aku selalu beristighfar,aku coba kembali membantunya duduk.Kali ini dia tidak mendorong ku, tapi dia berteriak sangat kencang sekali.
"Sa--kit...sakit". Laki-laki ini semakin kesakitan,dia memukul-mukul kepalanya dengan kencang.
Sepertinya aku tidak bisa tinggal diam melihatnya kesakitan,dan kalau hanya aku, sepertinya tidak mungkin.Aku harus mencari bantuan,dan aku melihat ada beberapa bapak-bapak melintas.Aku memanggil mereka untuk meminta bantuan.
"Pak,tolong pak tolong".Aku berteriak sekencangnya agar bapak-bapak itu mendengar ku.Dan betul mereka mendengar ku kemudian berjalan ke arah kami.
"Ada apa Mbak?".Tanya Bapak yang berbadan besar dan botak.
"Pak, tolongin saya bawa Mas ini ke Rumah Sakit dong.Saya gak bisa kalau sendirian" .Pintaku pada mereka.
"Vano rupanya!!.Maaf Mbak saya tgak bisa nolong".
"Loh kenapa Pak?".Tanyaku
"Lebih baik,Mbak gak usah nolongin dia.Bisa-bisa dia cuma nyusahin Mbak aja ".Bapak yanh berbadan besar dan botak menjelaskan padaku.Dengan nada kebencian.
"Pak,Mas ini lagi kesakitan dia harus dibawa keRumah Sakit.Kenapa kalian malah tidak mau menolongnya".Aku heran kenapa Bapak-baapk ini tidak mau menolong.
"He Mbak,Dia itu preman,selalu bikin onar.Dia juga pemakae narkoba,mangkanya dia kesakitan.Dia sakit karena dia sendiri yang bikin,kalau mbak mau menolong.Mbak saja yang tolong,kalau kami tidak mau menolong". Mereka berdua pergi begitu saja.
"Astaghfirullah,ya Allah yarob.Apa yang harus aku lakukan, ternyata mas ini preman dan dia pecandu narkoba.Kalau dia aku tinggalkan,manusia apa aku ini.Membiarkan sesama manusianya kesakitan".Aku benar-benar bingung, tiba-tiba di terfikir kan aku menelepon taxi.
Selesai aku menelepon taxi,dan menunggu taxi datang.Aku mencoba sekali laginuntuk membantu nya duduk.
"Mas,saya bantu duduk ya. Bismillahirrahmanirrahim... Allahuakbar".Aku sebenarnya tidak kuat untuk membantu nya berdiri,karena dia sangat berat dan dia tidak punya tenaga sama sekali.Aku hanya bisa meminta pertolongan pada Allah SWT ,dengan membaca takbir.Dan Alhamdulillah Allah memberikan aku kekuatan bisa membantu Mas ini duduk.
Setelah Mas ini sudah berada dii posisi duduk,kakinya masih ditekuk dan tangan nya memeluk kakinya.Badannya menggigil dan tubuhnya di goyang-goyang kan.Mas ini tidak bisa menopang badannya sendiri,jadi ketika inginkan aku dudukan sendiri tanpa aku pegangi.Tubuhnya seperti mau roboh,terpaksa aku menahannya denga memeluknya.
Tidak lama taxi yang kupesan datang,aku melambaikan tanganku pada sopir taxi itu.Agar sopir taxi itu mengetahu keberadaan ku,dan sopir taxi itu sedikit memajukan mobilnya kearahku.Kemudian sopir taxi itu turun.
"Pak,bisa tolong saya bawa Mas ini ke dalam taxi". Pintaku pada sopir taxi.
"Baik Mbak".Pak sopir itu mulai membantuku membangunkan Mas ini dan memboponh Mas ini ke dalam taxi.
Badan Mas ini dingin sekali dan semakin dingin,karena aku tidak sengaja menyentuh kulit nya.Karena Mas ini memakai baju oblong dan ,dan celana pendek.Dari tadi aku menyentuh lengan nya sangat dingin dan semakin dingin.Aku khawatir dan sedikit takut karena dia ternyata pecandu narkoba.
Aku berfikir kalau laki-laki ini aku bawa ke Rumah Sakit pasti akan ada masalah dengan kepolisian, aku takut dan tidak ingin kuliahku terancam.Akhirnya aku putuskan untuk membawanya ke klinik langganan ku.
"Pak,kita gak jadi ke Rumah Sakit ya.Kita ke kelinik yang ada di depan situ kiri jalan".Aku menjukkan tempat kliniknya.
"Baik".Sopir itu membawa kami ke tempat yang sudah aku sebutkan,dan kami sudah berada di depan pintu utama.Sopir taxi turun dan membukakan pintu untuk ku,dan membantu ku memapah Mas ini untuk keluar.
Dan pihak perawat klinik membawakan bed dan membantu kami menidurkan Amas ini di atas bed.Setelah itu perawat membawa laki-laki itu,aku membayar taxi lalu masuk kedalam klinik.Aku langsung menuju ke tempat Mas itu diperiksa oleh Dokter Angga,Dokter Angga dia dokter langganan ku yang baik.
"Nina..".Sapa Dokter Angga
"Iya Dok,gimana keadaan nya dia Dok?".
"Dia teman kamu Nin?!". Tanya Dorkyer Angga dengan wajah yang sedikit terkejut.
"Ehm bukan Dok,aku menemukan Mas ini ada di bawah kolong jembatan Tol.Ketika aku perjalanan ke Sekolah Kolong Langit, orang-orang disekitar malah tidak mau menolong Mas ini".Jelas ku pada Dokter Angga.
"Nin,dia pecandu nark**a.Dan Saat ini dia sakau,ingin memakai obat tapi dia tidak bisa,mangkanya dia seperti ini.Dan mangkanya orang-orang tidak ada yang menolong,kamu memang baik Min".Dokter Aji menjelaskan dengan gamblang sambil tersenyum padaku.
"Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai sesama manusia saling tolong menolong Dok".Aku tersenyum pada Dokter Angga.
"Kamu gak usah khawatir Nin,dia sudah diberikan obat untuk penenang dan yang lain nya.Say tinggal dulu ya Nin".
"Iy Dok, terimaksih".
"Sama-sama Nina". Dokter Angga melangkah pergi meninggalkan aku dan dia.
"Mbak kekuarga pasien,bisa minta data diri pasien untuk kepentingan administrasi".Salah satu perawat bertanya padaku.
"Ehm iya Mbak,bentar saya Carikan".Aku bingung bagaimana ini ya Allah m,sedangkan aku tidak mengenal nya.Terlintas dari pikiran ku untuk mencoba mencari sesuatu di saku celananya.
Aku periksa satu persatu dan akhirnya aku menemukan sebuah dompet di saku belakang.Sebenarnya aku takut mengambil dompet orang lain tanpa ijin,tapi ini demi keperluannya aku beranikan membuka dompetnya dan Alhamdulillah aku menemukan KTP,aku ambil KTP itu dan aku membacanya.Ternyata dia bernama Ahmad Vano Nurmansyah,umurnya diatas ku 2 tahun.
Terlihat dari isi dompetnya dia sepertinya orang kaya,akhirnya aku mengembalikan dompetnya dan hanya mengambil KTP nya saja untuk aku serahkan ke bagian administrasi.Setelah urusan administrasi selesai aku kembali menghampiri Vano.
Vano masih sangat lemah,tapi ketika aku menghampiri nya sepertinya dia mulai sedikit tersadar.Netra cokelat itu memlihat ke arahku sebentar lalu dia terlelap kembali.Aku duduk disampingnya.Tidak lama ternyata aku tertidur.
Bersambung