Mereka semua tiba dipulau perjanjian dengan cepat, Max, Tibo dan Paul tampak menikmati perjalanan mereka
"Lain kali mari kita lakukan lagi!" kata mereka bertiga tersenyum lebar, tak jauh dari mereka, tiga manusia biasa sedang muntah dipinggir danau, dan tiba-tiba saja seseorang melompat dari dalam air berdiri didekat mereka.
"Lebih baik jika kalian bergegas" pria setengah telanjang itu tersenyum dan berjalan melewati Felin, Sindy dan Adrian yang tidak memperdulikannya.
Belum lama sejak pria aneh tadi pergi, mereka bertiga dengan cepat berhenti, seorang yang lain meluncur diikuti bongkahan kristal es besar dibelakangnya, dengan penuh muntahan diwajahnya, ia berjalan menghampiri tiga orang yang baru saja kedapatan muntah dipinggir danau, mereka bertiga dimarahi habis-habisan oleh orang itu, sedangkan Tibo dan dua orang bodoh lainnya kabur mencari tempat aman untuk bersembunyi, anehnya, belum sempat mendapatkan tempat persembunyian, Tibo tiba-tiba menghilang didepan mata mereka, dan tak lama kemudian hanya kepalanya yang muncul diudara sambil tersenyum mengagetkan Paul dan Max.
Sepanjang garis pinggir pulau, berdiri dinding yang tak kasat mata,
"itu Portal menuju Alfa spatium" Paul berdiri memperhatikan dinding transparan didepannya.
"aku belum pernah melihat apalagi menyeberangi portal dipulau ini, tapi ini sedikit aneh, kenapa bisa ada portal sebesar ini dari dunia Utama" Paul mengangkat tangannya berusaha memegang dinding transparan didepannya, Tibo dan Max hanya kebingungan melihatnya.
"sudah berapa lama yah?" ucap Paul pelan pada diri sendiri, dua orang disampingnya hanya mendengarnya berbicara sambil memperhatikan dinding transparan didepan mereka, orang-orang yang baru tiba dipulau itu berbaris memperhatikan dinding didepan mereka, penasaran dengan apa yang ada dibaliknya.
"sudah ku duga tidak ada satupun Alfa yang tau tentang portal menuju Alfa spatium" Paul melihat banyaknya orang yang kebingungan disana, hanya dia Alfa didunia utama yang tahu tentang itu karena sudah hidup ribuan tahun, sebagian besar dari mereka yang hadir ditempat itu, kemungkinan besar hanyalah keturunan baru dari Alfa sebelumnya.
Semua orang tidak ada yang berani melewati portal lebih dalam, hanya ada beberapa orang yang penasaran dengan sensasi apa yang diberikan portal saat kita melewatinya, saat memasukkan kepala tidak ada yang kelihatan didalam sana, hanya ada ruang kosong selebar 1m antara dinding terluar portal dan dunia dibaliknya, karena tahu tentang itu, Tibo dan Max malah bermain keluar dan masuk didepan portal, dan sesekali membungkuk seakan-akan sedang menunjukkan sulap diatas panggung.
partisipan dengan pesawat canggih yang tiba pagi tadi, tidak terlihat dimanapun sepanjang pulau, apa mereka sudah menyeberang? Tanya Paul dalam hati masih berpikir.
Manusia biasa dan Alfa yang tiba ditempat itu masih kebingungan untuk mengambil tindakan, dan menurut Paul, sudah sewajarnya seperti itu, baginya yang dulu sering melewati portal, dia sama tidak yakinnya untuk menyeberang lebih dalam atau tidak, tidak ada yang tahu ada apa dibalik portal besar didepannya, bisa saja pinggir jurang, hutan penuh monster, atau mungkin laut dalam.
"jadi bagaimana menurutmu? Paul bukan?" Pria yang tadi meluncur diatas air dengan kekuatan es menyodorkan tangan kearah Paul, melihat seseorang yang tiba-tiba mengenalinya malah membuat Paul sedikit kebingungan, siapa yah? pikirnya bertanya-tanya tapi tak menjawab
"oh maaf, aku tanpa sengaja mendengar pertengkaranmu kemarin, Perkenalkan, Will!!" Paul meraih tangan Will dan mengucapkan namanya
"Paul" singkatnya dan terus melanjutkan percakapan
"Tidak ada yang perlu ditakutkan dari sebuah portal, yang perlu kita takutkan hanya apa yang ada dibaliknya" jawab Paul berbalik dan menjauhi portal didepannya,
"hey! Max!!, Jangan bermain terlalu jauh kedalamnya, kita harus berangkat bersama jika ingin menyeberang" teriak Paul kepada Max dan Tibo
"oke boss" jawab Max mengangkat tangannya hormat, dan kembali menghilang kedalam portal.
"Jadi bagaimana pendapatmu?" sambung Will bertanya lagi pada Paul sambil memperhatikan dinding portal didepannya
"portal kedunia sebelah itu hanya seperti dinding, tapi bisa juga jadi pintu. portal bisa jadi dinding bagi orang lain, tapi bisa juga jadi pintu bagi yang memiliki kunci" jawab Paul, Will pun ikut menjauh dari dinding didepannya dan mulai mengikuti, sembari mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Paul.
"kunci? maksudnya?" tanya Will
"kau ingat amplop yang diberikan kepada setiap undangan?" tanya Paul balik
"oke?" jawab Will mengingat kejadian sehari lalu saat mulai mencatat nama peserta didalam amplopnya
"ada jarak ruang kosong dari dinding ini sampai dunia sebelah, bisa dibilang tempat itu sebagai pembatas atau ruang scan, saat masuk dan kalian tidak memiliki kunci, ada kemungkinan kalian hanya akan melewati portal seakan tidak ada apa-apa disana, layaknya udara kalau menurutku" Paul mencoba menarik nafas sambil berjalan kepinggir danau kemudian melanjutkan penjelasannya
"para Alfa terdahulu biasanya menyebut dunia dibalik portal sebagai Alfa spatium, tidak perlu takut saat kalian tanpa sengaja masuk atau menyentuhnya, selama kalian tidak melangkah terlalu jauh kedalam sana, dijamin kalian tidak akan menyeberang secara utuh kedunia sebelahnya"
"bisa tolong jelaskan lagi maksud dari kunci tadi?" tanya Will sekali lagi, dan tanpa sadar melipat tangan kemudian memegang dagunya sembari berpikir,
"undangan yang diterima beberapa bulan lalu kemungkinan adalah kunci portal besar ini, dan nama tiap peserta didalamnya sebagai ijin atau visa masuk peserta, tapi ada beberapa kasus seseorang dapat menyeberang sesuka hati"
"Maksudnya?" tanya Sindy yang tiba-tiba muncul bersama Felin dan Adrian,
Paul melihat Felin sekilas, dan lanjut menjelaskan
"layaknya pintu, portal juga memiliki pintu dan kuncinya sendiri, atau singkatnya setiap portal memiliki kunci uniknya masing-masing, tapi ada beberapa kasus khusus juga, dimana portal tidak memerlukan ijin masuk sama sekali"
"maksudnya?" tanya Adrian ikut penasaran
"entahlah, sulit untuk menjelaskannya, tapi akan ku katakan Dengan sederhana, Master Key, Pembuat pintu, serta Pembuat kunci, tiga faktor tersebut adalah faktor yang tidak memiliki ijin sama sekali" jelas Paul
"pertanyaan lain bagaimana jika nama pada undangan yang kita terima, ditulis lebih banyak dari yang ditentukan?" gantian Will yang bertanya
"entahlah, saya belum pernah mengalaminya, Mereka akan menjadi contoh untuk itu" Paul menunjuk kerumunan orang berseragam, ada sekitar dua puluh orang berdiri rapih dengan seragam yang sama tidak jauh dari mereka, terlihat bendera kebangsaan yang sama juga dilengan mereka.
"Ngomong-ngomong, aku melihat pesawat yang tadi pagi dibawah sana" Will menunjuk danau tempatnya tadi muncul kepada Paul, Paul yang heran kenapa Will baru memberitahunya langsung dijawab sebelum ia bertanya lagi.
"aku hanya memberitahumu karna sudah menjawab pertanyaanku dari tadi". Will kemudian berjalan menjauh dari Paul kemudian berkumpul bersama tentara yang tadi ditunjuk sebagai contoh oleh Paul, setelah sampai dikelompoknya, dari kejauhan Will memalingkan kepalanya sambil tersenyum melirik Paul dan teman-temannya,
"tidak ada siapa-siapa dibawah sana selain pesawat itu", seorang yang lain muncul dan pergi sambil memakan rumput laut kering ditangannya, dia adalah orang yang sama, yang melompat dari air dan memperingati Felin, Adrian juga Sindy saat muntah tadi, dia jugalah yang berenang dan melompat seperti ikan saat menyeberangi danau, Paul dan yang lainnya hanya berdiri kebingungan melihatnya lewat begitu saja.
ðŸ’
Kastil Waktu, Alfa Spatium
"Apa yang dilakukan dua kakak itu?" tanya gadis berotot yang duduk berbaris dengan dua saudaranya didalam aula besar, memandangi Tibo dan Max yang sedang bermain-main didalam dinding portal.
"Sepertinya seru, kenapa kita tidak melakukannya juga tadi?" dengan kesal 3 bersaudara itu memandang 3 anak lain yang sedang berdiskusi tidak jauh dibelakang mereka.
"bagaimana kalau kita kembali kesana?" tanya saudara kembar si cewek berotot
"tapi kata Paman Berkacamata tadi kita harus menunggu disini dan jangan kemana-mana" jawab saudaranya yang lain.
Sayangnya si kembar yang pertama bertanya tiba-tiba berdiri dan berlari menuju dinding portal didepannya, dan dengan sangat keras menghantamkan tubuhnya kearah portal, yang malah membuatnya terpental seperti menabrak tembok yang sangat keras. dua saudara lainnya malah menertawai kelakuan saudaranya yang tiba-tiba itu, sedangkan 3 anak berkacamata yang berdiri tidak jauh dibelakang mereka memperlihatkan ekspresi mengancam untuk tidak berbuat macam-macam.
Remaja yang menabrakkan tubuhnya tadi berjalan menjauh dengan wajah kecewa karna tidak bisa melewati portal lagi, dan dua saudaranya yang tadi tertawa tiba-tiba kini berlari menghampiri, dipikir akan menghampiri dirinya, dua saudaranya itu malah tidak peduli dan berlari melewatinya. Max muncul dibelakang si anak yang baru saja menabrakkan diri ke portal, gadis berotot yang tadi pagi ditemui Max, berlari dan menghampirinya dengan wajah berseri.
"Halo kak!" Katanya
ðŸ’
Dunia Utama, depan portal
"Zeras! Zeras! Max menghilang kedalam portal" Tibo berlari menghampiri Zeras, dan dengan ekspresi kesal dan tidak mengucapkan apapun, Zeras bangkit dan berlari mencari seseorang, tak lama kemudian ia melihat Paul, menghampiri dan menjelaskan situasi Max, terlihat ekspresi Paul berubah sangat cemas, ia ingin berlari menuju portal tapi ditahan oleh Zeras yang memperingatinya untuk tidak bertindak gegabah, Paul ngotot ingin masuk kedalam portal namun kali ini bukan hanya Zeras yang menahannya, Sindy, Felin dan Adrian juga ikut menahan tubuhnya, Tibo hanya terdiam merasa bersalah, sedangkan 3 temannya hanya terdiam tak tahu ingin bertindak seperti apa.
"tidak perlu takut, dia pasti bisa melewati apapun, dia bukan anak-anak Paul" Felin meyakinkannya, Paul yang kebingungan dan tak tau akan melakukan apa selain mengejar Max kebalik portal, teringat dengan momen bersama mereka selama 6 tahun terahir, didepan dinding itu Paul berlutut sambil dipegangi oleh beberapa anggotanya.
"Cuma ada kemungkinan Paul, kalau bukan jatuh dari jurang, dia mungkin termakan oleh monster yang kau katakan tadi" Will berdiri didekatnya sambil melipat tangan didada memandang dinding portal didepannya.
"B*jing@n si*l@n!!!!!" Paul berdiri mengepal tangannya dan hendak menghajar Will...
"Apa yang kalian lakukan?..." kepala Max muncul kembali dari portal melihat kekacauan dan suasana haru yang hilang seketika didepannya, semua orang ditempat itu merasa sedih dengan percuma melihat Paul.
Paul dan Zeras berjalan menghampiri kepala Max yang masih kebingungan, seluruh tubuhnya masih berada didalam portal, menyisahkan kepalanya yang terlihat melayang diudara.
"yah!? Ada apa?, Ada apa?" tanya Max tersenyum bodoh sangat penasaran,
BUAGH!!!!,
Dua pukulan mendarat bersamaan dikepalanya, membuat Max terjatuh sampai tangan dan kepalanya terlihat seutuhnya, menyisahkan dada dan bagian bawahnya didalam portal, sedangkan mereka semua hanya memandanginya karna kesal.
SREEEEEET!!! SREEEET!!!
Mereka semua terbelalak dan melompat menjauh, tubuh Max diseret oleh sesuatu kedalam sana, dengan cepat mereka menariknya kembali.
Alfa spatium, dibalik portal
"Tarik kakinya lebih keras, dia sudah menyeberang kesini tadi, bagaimana mungkin dia menembus portal yang bahkan semilimeter pun tidak bisa kita tembus, jangan biarkan dia menyebrang lagi" 3 anak yang tadi sibuk berdiskusi, kini bergabung dengan tiga temannya menarik kaki Max, ruang diantara portal kini menyempit, orang-orang disisi sebelah kini terlihat lebih dekat, mereka mulai menarik tangan Max dengan sangat kuat,
"sebenarnya apa yang dipikirkan orang-orang itu?, Kenapa ia menariknya kembali saat temannya sudah menyebrang?" ucap gadis berotot masih berusaha
Disisi lainnya.
"Tarik lebih keras, jangan biarkan monster-monster itu mendapatkannya" teriak Paul keras
"apa yang kau lakukan...!" ucap Max pelan dengan suara yang sudah tidak kuat
"jangan takut Max kami akan menyelamatkanmu" balas Paul meyakinkan
"urgh ..!" suara Max semakin pelan
"Yah tenanglah, kami akan berusaha sebaik..."
"LEPASKAN AKU KAU BAJ*NGAN G*LA!!!!!" teriak Max tiba-tiba, mereka yang tadi menarik Max serentak menjatuhkannya karna kaget, tak lama kemudian Max terseret perlahan kedalam portal, sambil mengayunkan tangan dan jari tengahnya kearah mereka satu persatu, Max terus tertarik kedalam dengan wajah kesalnya, tubuhnya menghilang perlahan kedalam portal, satu tangan dan jari tengah terahirnya, masih bergerak penuh emosi sebelum menghilang seutuhnya.
Sementara disisi lain portal mereka mengomeli Max yang entah kenapa bisa kembali saat sudah melewati portal, mereka menjelaskan kalau seharusnya tidak ada satupun dari mereka yang bisa kembali saat sudah melewati portal, karna itulah mereka semua berusaha menahan bagian tubuh terahirnya demi mencegah sesuatu yang buruk mungkin terjadi padanya, sebagian besar alasan mereka sebenarnya hanya karna penasaran kenapa Max bisa kembali sementara mereka tidak bisa, tapi pertanyaannya mereka semua malah dijawab santai oleh Max,
"mana aku tau" ucap Max singkat, membuat 6 anak itu jengkel
Tak lama kemudian satu persatu orang mulai melewati portal, meski berusaha kembali untuk menyampaikan kalau sisi lainnya aman, tidak ada yang bisa kembali lagi seperti yang dilakukan Max, dengan kata lain, tanpa mengetahui keadaan dibalik portal, orang-orang disisi lainnya harus memutuskan sendiri ingin menyeberang atau tidak.
Meski tidak tau apa-apa, semua Alfa bebas yang berkumpul menyeberang dengan percaya diri bersama anggota dari negaranya.
4.55 pm
Masih ada banyak orang yang tersisa dipinggir danau, sekitar dua ratusan dari mereka ragu-ragu untuk melewati portal, Kebanyakan dari mereka percaya kalau orang yang sudah melewati portal mungkin sudah mati, kenyataannya mereka yang sudah menyebrang sekarang sedang memperhatikan mereka semua, berharap mereka semua segera menyeberang juga secepatnya.
5.00pm
Portal penyeberangan tertutup, sisi sebelah sudah tidak terlihat, yang ada didepan mereka hanya dinding tinggi sekarang.
semua kebingungan, apa yang terjadi dengan mereka yang tertinggal?, apakah pilihan tepat untuk menyeberang atau justru sebaliknya. Will yang berdiri tidak jauh berkumpul bersama anggotanya, sebagian besar dari mereka tidak bisa menyeberang, hanya 10 nama pertama yang tertulis dalam undangan yang berhasil menembus portal, sisanya tertinggal dan tidak tau nasibnya.
Ruangan tempat mereka berkumpul berbentuk seperti aula yang sangat besar, langit-langitnya gelap, lengkap dengan keadaan sekitar yang terasa dingin mencekam. Tak lama kemudian bola lampu berbentuk bulan bercahaya satu persatu diatas pilar-pilar dalam ruangan itu, memperlihatkan seisi ruangan dengan sangat jelas.
Ruangan itu sangat luas hingga terlihat seperti lapangan, pilar dalam ruangan itu menjulang tinggi sampai ujungnya tak terlihat, bintang malam menjadi hiasan langit-langit, membuat orang-orang kebingungan sekaligus takjub melihatnya.
Kurang dari seribu orang berkumpul dalam ruangan saat ini, terkagum dengan keanehan yang ada pada bangunan itu, mereka memperhatikan orang-orang disekitar mereka, dan saling bertanya bagaimana tempat itu dibangun.
"Selamat datang peserta kompetisi"
Tanpa mereka sadari beberapa orang telah berdiri diujung aula, singgasana megah berdiri diujung ruangan itu, dan diatasnya duduk seorang pria, bersandar, menyanggah kepalanya dengan satu tangan memperhatikan mereka semua. berdiri beberapa mahluk aneh disampingnya, beberapa dari mereka sama sekali tidak terlihat seperti manusia. belum sempat orang tadi melanjutkan kalimatnya, dengan tiba-tiba, ratusan prajurit bersenjata tiba-tiba keluar dari kerumunan, menembakkan senjata kearah satu orang yang duduk dengan santai didepan mereka, orang-orang yang melihatnya kebingungan, bertanya-tanya dengan apa yang sedang terjadi.
"TENG...."
Tidak ada pelatuk senjata yang terdengar, hanya bunyi lonceng yang terdengar di seluruh ruangan, kurang dari sekejap mata, semua prajurit yang tadinya menodongkan senjata kini terbaring didepan mereka, tubuhnya hangus terbakar, bau daging panggang tercium dalam ruangan itu, dan mereka semua tahu bau daging apa itu, mereka semua tersentak dengan apa yang terjadi, tapi tak sedikit juga yang sejenak tersenyum mengejek daging mati didepan mereka. Ratusan orang yang tadi mengangkat senjata, kini terbaring didepan mereka seperti onggokan kayu yang hangus terbakar.
hal yang baru saja disaksikan orang-orang ini terjadi dengan sangat tiba-tiba, membuat orang-orang yang tersisa kini berdiri tertegun didalam ruangan, sangat kebingungan, dan tidak tahu harus bersikap seperti apa menanggapi hal yang baru saja terjadi, beberapa dari mereka, menangis ketakutan, tersungkur dan waspada.
Satu orang tiba-tiba berlari meninggalkan kerumunan berniat untuk kabur, tapi berakhir kebingungan, karena tidak ada tempat untuk meninggalkan tempat itu, Javier yang melihat itu hanya terdiam dan tidak melakukan apa-apa, Pria berkacamata dengan kemeja hitam yang melihatnya hanya tersenyum dan mempersilahkan orang tadi untuk kembali kedalam kerumunan, dengan tubuh yang gemetar, dan ekspresi yang ketakutan, dengan terpaksa orang itu kembali ketengah kerumunan, orang-orang yang melihat kejadian itu kini kebingungan dan tidak berani untuk melakukan apapun yang tidak berguna sekarang.
"seseorang menghentikan Waktu" ekspresi Max berubah perlahan disamping Paul, matanya berkaca-kaca emosi dan penuh amarah menyaksikan ratusan orang mati didepannya.
Disaat dia tahu, dan hanya dia yang berkesempatan untuk menghentikan hal itu, tidak seinci pun kakinya mampu bergerak, sedih dan marah membuat kepalanya sampai pusing, wajahnya memerah karena menahan emosi dan kesedihan secara bersamaan.
"Apa yang sebenarnya sedang kau rencanakan Javier" ucap Max pelan berusaha menahan emosinya, Imam yang tidak jauh berdiri disampingnya, melihatnya dengan tatapan yang aneh, diikuti Felin yang juga menatapnya dengan rasa kecewa sekaligus berharap.
Masih dalam keadaan yang terguncang, tiga dinding dikiri dan kanan ruangan itu terbelah dan terbuka seperti pintu, terlihat 3 portal disetiap pintu, sekelompok mahluk seperti manusia bertubuh pendek keluar dari salah satunya.
"Sepertinya partisipan yang lain telah tiba" ucap dua pria kembar berkacamata dengan setelan hitam dan Putih disamping Javier.
=>To be continued=>
🔵🔴
sekitar 700san orang tersisa untuk saat ini... +9 bangsa *Dvar yang baru saja Tiba