Chereads / The Alfa / Chapter 11 - Chapter 10

Chapter 11 - Chapter 10

Dalam kerumunan Will ketakutan melihat seluruh anak buahnya terbaring tak bernyawa, selain mereka ada beberapa negara yang juga mengarahkan senjata pada orang yang duduk di singgasana itu, mereka yakin bahwa dialah Pemimpin para Alfa dan berharap dapat menyingkirkannya, tapi mereka tidak pernah tau kalau kekuatannya berada diluar nalar manusia, bagaimana bisa dalam sekejap mata semua orang yang berniat menyerangnya berakhir mengenaskan? Will kehabisan akal dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Sekitar 200 lebih prajurit yang bekerja sama dan merencanakan penyerangan saat itu, mati dalam sekejap mata didepannya.

"seseorang menghentikan Waktu" bisik Max pada Paul

"pria berbaju putih disana, entah kenapa bisa bergerak saat waktu berhenti, hanya dia dan Javier yang kulihat bergerak"

Paul menatap Max dan menatap orang yang duduk dengan santai diatas sana.

"itu Javier?", tanya Paul pelan dan berpikir,

"gimana sih? bukankah kau hidup lebih lama dan lebih sering berhubungan dengan mereka?" balas Max tidak percaya

"yah aku tau, hanya saja untuk Javier, aku memang belum pernah melihatnya, eh! atau sudah pernah yah? Ntahlah!!, selama ini aku hanya mendengarnya dari cerita, dan lagian informasi setiap orang disini tidak bisa kau samakan dengan informasi diBumi"

"Maksudnya?" tanya Max berbisik

"hampir semua informasi individu berjalan sangat lambat disini, bukan karna mereka tidak mampu, tapi orang bodoh mana yang mau memberikan informasi pribadinya untuk diketahui orang lain. Contoh kecilnya kita tidak akan tau identitas seseorang jika bukan orang itu sendiri atau orang disekitarnya yang memberi tahu" jawab Paul panjang lebar.

Max masih kehabisan kata-kata memikirkannya, tapi tetap saja bagaimana bisa Paul tidak mengenali pemimpin kaumnya setelah hidup sekian lama, selambat apa informasi ditempat ini? pikir Max,

"apa?!" tanya Paul melihat ekspresi Max yang menjengkelkan.

"ia tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya" Paul mengenali beberapa orang yang berdiri disekitar Javier, tapi sedikit kebingungan dengan beberapa yang lain, mereka tidak seperti informasi yang ia dapat puluhan tahun lalu, sepertinya sudah banyak yang berubah selama ini, pikir Paul penuh penasaran

"Tapi bagaimana kau tau kalau itu Javier" Paul tersadar kenapa Max bisa tau

"Kau ingat pria yang menghentikan waktu saat didunia manusia?" tanya Max

"umm?, oh sepertinya aku paham sekarang". jawab Paul baru tersadar

sambil terus memperhatikan keadaan, tiba-tiba 3 dinding disekitar mereka terbuka, diikuti lingkaran portal yang masing-masing berwarna merah, hijau dan jingga.

Setiap portal terselimuti gelembung transparan, menandakan portal tersebut belum terbuka, tak lama kemudian diikuti suara seperti aliran listrik, portal berwarna jingga terbuka, beberapa mahluk pendek keluar dari sana, 3 pria pendek berotot besar membawa palu dan kapak, diikuti 3 Goblin yang membawa buku, kemudian disusul 2 pria pendek bertubuh normal dengan pedang disampingnya.

semua orang disekitar portal jingga sedikit merasa aneh menyaksikan orang-orang pendek berjalan didepan mereka, mereka seperti sedang menyaksikan anak TK sedang cosplay diwaktu carnaval.

tapi tak lama kemudian gadis kecil imut berlari keluar dari portal dan terjatuh didepan mereka, mereka yang melihatnya terlihat gemas ingin membantu tapi disaat bersamaan, mereka juga merasa takut untuk mendekat, dan benar saja, sesaat ketika gadis kecil itu berdiri, ia tiba-tiba tersenyum lebar dengan mata psikopat sambil menatap mereka satu persatu, membuat mereka seketika bergidik ngeri.

"tak selalu yang berkilau itu indah..." ucap salah satu orang dengan gaya reggae ditengah kerumunan dengan gitar kecil ditangannya.

9 orang dari bangsa D'var baru saja memasuki ruangan melalui portal disamping aula, mereka memandangi kerumunan tidak jauh didepan mereka yang terlihat panik dan masih kebingungan.

Bangsa D'var adalah mahluk bertubuh pendek, mereka menetap di Alfa Spatium, bangsa mereka terdiri dari Ras Dwarf, Hobbit dan Goblin, mereka masuk dalam kategori mahluk yang sangat cerdas, tapi kebiasaan mereka yang suka hidup normal membuatnya terlihat seperti mahluk biasa lainnya. Mereka hidup digoa Var digunung Verez, sebagian hidup ditebing gunung, sebagian lagi hidup dipadang berumput depan goa, Knowa si Alfa knowledge berasal dari bangsa yang sama.

9 orang itu berjalan disamping kerumunan, sambil melirik mayat yang berserakan, mereka menghadap Javier dan memberi hormat, saat mereka berbalik, portal diseberang sana yang berwarna merah juga terbuka, dan sekumpulan mahluk dari berbagai jenis keluar dari sana.

Seekor serigala silver setinggi dua meter keluar dari portal, disampingnya berjalan Rubah berekor sembilan berwarna coklat jingga dengan corak putih pada ekor dan kakinya, dua mahluk itu berjalan dan perlahan berubah menjadi manusia, mereka yang pertama kali melihatnya, entah kenapa harus kagum atau takut sekarang, dengan pakaian yang elegan dan terhormat, dibelakangnya diikuti Vampir cantik berkulit pucat dengan seorang Warewolf disampingnya, disusul seekor Buaya yang berjalan menggunakan dua kaki lengkap dengan topi Balenciaga dikepalanya, sejenak mereka semua melupakan kejadian sebelumnya karena melihat mahluk yang biasanya melata kini berdiri tegak dan berjalan dengan dua kaki didepan mereka, ditambah ia menggunakan topi dengan merk terkenal dari bumi, membuat mereka malah tenang sekarang, Will yang sempat mengalihkan perhatiannya, sekarang keheranan melihat ratusan tubuh yang tadi menumpuk tepat didepannya kini menghilang.

mahluk raksasa troll dan Orc juga ikut keluar dari sana, salah satunya bahkan membawa pohon hidup beserta akar-akarnya, membuat orang-orang yang ada didekat portal bergidik dan mundur ketakutan.

"Untuk apa kau membawa pohon itu idiot!!?"

suara berat terdengar dari troll batu yang baru saja tiba,

Orc yang membawa pohon tidak membalas ucapan temannya, ia memotong satu tangkai dari pohon yang dibawanya, sambil tersenyum ia memberikan tangkai itu kepada salah satu orang didepan kerumunan, terlihat satu kuncup bunga mekar diatasnya membuat semua orang yang berkumpul disekitar bingung karena ekspektasi mereka sendiri.

"sepertinya selama ini fantasiku tentang Orc terlalu liar". Pikir mereka bersamaan

Dua raksasa sebelumnya bahkan tidak menimbulkan getaran saat berjalan, namun tiba-tiba sebuah hentakan keras terasa dari balik portal, hentakannya perlahan semakin mendekat, semua orang dalam ruangan menantikan mahluk apa yang akan keluar dari sana sampai harus menggetarkan seisi ruangan, semua mata tertuju pada portal dengan was was, tapi getaran yang tadi sangat kuat kini mendadak hilang, membuat suasana terasa lebih mencekam dengan alasan yang tidak jelas.

Tap tap tap...

Sesuatu yang kecil berlarian dengan imut keluar dari portal, sayapnya terbuka seperti sedang berusaha menyeimbangkan tubuhnya saat berjalan, api kecil keluar dari mulutnya, membuat salah satunya tersedak karena api ciptaannya sendiri, itu.... sepasang bayi Naga!!!, pikir mereka takjub dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"...!!!" para gadis yang ada didalam ruangan merasa gemas dibuatnya, tapi ekspresi mereka seketika berubah saat dua naga kecil itu berubah menjadi raksasa dan mengaum dalam ruangan, orang-orang ketakutan dan berlarian kearah dinding tertutup disebelah kaum D'var tadi keluar, diatasnya tertulis Devos dengan sangat jelas.

"Dira!!! Lira!!! Turunkan Sayapmu!!!"

seseorang berteriak dari panggung, Mahluk Dragonoid merah yang berdiri disamping Javier menatap Naga besar dalam ruangan itu dengan kesal, perlahan kemudian naga tadi kembali menjadi mengecil dan kembali bertingkah lucu berlarian menuju teman-temannya.

ada 9 mahluk yang keluar dan mereka semua memiliki penampilan yang berbeda. Sekarang ada satu portal yang masih aktif, tapi tidak ada apapun yang keluar sampai mereka semua dibubarkan. Namun sebelum mereka dibubarkan, pria berkacamata berjas hitam menyampaikan beberapa hal kepada mereka, tapi hal yang justru membuat mereka penasaran adalah, bagaimana bisa orang itu berbicara dengan keras dan menggema tanpa speaker.

"lupakan semua hal yang masuk akal diduniamu, ditempat ini tidak ada yang masuk akal, semua kejadian aneh yang baru saja kalian alami adalah hal yang wajar disini" ucapnya menggema keseluruh ruangan

"seperti yang kalian tahu, kalian akan berkompetisi di tempat ini, tidak perlu khawatir jika kalian berpikir tidak akan menerima apa-apa, apapun yang kalian minta akan disediakan ditempat ini, tapi Jika kalian bertindak tidak sopan kalian sudah lihat sendiri akibatnya," tegas pria berbaju putih didepan mereka yang tidak lain adalah Kroas, sekilas pria berkacamata dengan jas hitamnya terlihat sangat mirip dengan Kroas, tanpa bertanya sekali pun orang-orang bisa langsung tahu kalau mereka bersaudara.

Orang-orang yang tadi ketakutan dan hilang pengharapan kini mulai tenang mendengar hal itu, melihat semua hal mustahil yang telah mereka lewati, berarti bukan hal yang mustahil juga untuk meminta sedikit kesenangan ditempat ini. Paling tidak mereka harus bersenang-senang jika ingin mati, tapi akan lebih baik lagi jika mereka selamat, pikir sebagian besar orang didalam ruangan itu, yang kemudian membuat Imam tak habis pikir betapa mudahnya orang-orang berubah pikiran.

Setelah menerima pengumuman, mereka semua dipindahkan keruangan mereka, satu undangan menerima satu ruangan ukuran besar, tidak ada yang aneh dari ruangan tempat mereka dipindahkan, selain perabotannnya yang terlihat klasik, tempat itu tidak berbeda jauh dengan yang ada di dunia mereka, ruangan mereka seperti ruangan hotel presiden class berukuran besar.

dari pintu masuk, terlihat pemandangan jelas keluar jendela yang mengarah kebalkoni, sebelah kiri ada kolam dan taman kecil, diikuti ruangan luas yang tertata rapih lengkap dengan beberapa sofa dan meja kayu, sebelum balkoni, terlihat beberapa rak buku dan kursi kayu yang mengelilingi beberapa meja, ada tempat duduk dan meja rotan juga disana.

"Apa itu tempat tidur?" Tanya Max keheranan melihat tempat tidur didekat rak penuh buku,

Ruangan tempat mereka seperti gabungan dari barang-barang klasik bercampur dengan barang-barang bergaya modern, sepanjang dinding kearah balkoni diisi oleh dinding kaca transparan, hanya beberapa pohon dan rak buku yang menghalangi pandangan keluar.

Hampir Disetiap sudut ruangan terdapat tanaman, disebelah kanan ada lemari yang menempel ke dinding, entah apa fungsinya.

Ruangan tempat mereka sedikit aneh, untuk menuju kamar tidur kita harus belok melewati perpustakaan terbuka, melewati ruang tamu, setelah itu ada bar ukuran sedang lengkap dengan dapur disebelah kiri, dibagian lainnya ada ruang makan, setelah itu kamar tidur, ada ruang olahraga raga, kamar lagi, ruang tertutup yang entah apa fungsinya, dimana sebenarnya ujung ruangan ini?, pikir mereka semua.

Setiap kamar memiliki balkon ukuran kecil yang menghadap kearah langit, lebih tepatnya, tempat mereka terlalu tinggi sampai-sampai tidak ada apapun selain langit dan gunung yang terlihat, ruangan mereka entah berada dilantai berapa ditempat itu, tapi dari lantai tempat mereka berdiri, dan orang-orang yang terlihat seperti titik dibawah sana, menjelaskan seberapa besar dan tinggi sebenarnya tempat itu, dan juga terbentang luas hutan serta gunung dari tempat mereka, kiri dan kanan balkoni mereka ada balkoni lainnya dari peserta yang lain.

Tempat itu seperti kastil berukuran raksasa, saking besarnya, membuat kamar mereka terlihat seperti bangunan diatas tebing gunung yang tinggi. beberapa orang yang berdiri diluar balkon sebelah, bahkan berteriak tapi suara mereka sama sekali tidak terdengar dengan jelas.

selain semua itu, ada hal lucu yang terpasang di ruangan mereka, ada layar LCD berukuran besar dengan gaya modern dalam ruangan mereka, semua informasi yang ada, tertulis dan diinfokan disana layaknya papan informasi.

"Tes!, Tes! chek Mic!!, satu dua!, tes satu dua!, A! A! B! B! Tes? Okay!, Untuk semua peserta, waktu kalian bersenang-senang dan beristirahat akan berlangsung selama 3 bulan menurut kalender bumi, kalian boleh meminta apapun dalam bentuk informasi, barang ataupun jasa, untuk mendapatkan 3 hal diatas kalian bisa menuju 3 gedung yang ada dipeta tergantung apa yang kalian butuhkan, sekian dan terimakasih, dan satu lagi,

LAKUKAN APAPUN YANG KALIAN INGINKAN!"

"Hah!?"

Semua orang kebingungan dengan pengumuman yang baru saja diumumkan, sebenarnya apa yang harus mereka lakukan ditempat ini, apa tujuan mereka disini, dan kompetisi seperti apa yang akan terjadi, kenapa mereka harus dimanjakan mereka sebelum kompetisi, hal itu membuat mereka semakin kebingungan dan merasa seperti hewan ternak yang harus digemukkan sebelum disembelih, normalnya mereka seharusnya berpikir seperti itu, tapi entah kenapa, tetap banyak dari mereka yang bahagia dan menganggapnya sebagai keberuntungan, beberapa lagi terlihat bersemangat, yang lainnya terlihat biasa saja, dan ada juga yang terlihat liar dengan mata penuh ambisi.

To be continued

=>🔵🔴=>

Paul: Sepertinya kita perlu menutup wajahmu

"untuk apa?", ucap Velin sambil menggigit sendok es cream miliknya

Max menatap wajah Paul sambil kebingungan

"bukankah anggota Javier pasti mengenalimu?"

"ku yakin tidak" potong max

"kenapa?" jawab anak dan ayah itu bersamaan

"kalian mungkin tidak sadar, tapi alasan kita berdua terlambat saat diRS, karna fotomu saat tiba dibumi dan setelah dirawat itu sangat jauh berbeda"

"hah?" mereka berdua

kebingungan, kemudian Max mengambil Handphonenya dan memperlihatkan foto yang diambil pihak RS saat pertama kali Velin tiba.

mendadak mata Felin melotot tidak percaya dengan foto ditangan Max

"bagiku mukanya tetap sama" Ucap Paul bingung

"Bagaimana mungkin kau mengena..... auw!!, why?!!"

satu pukulan mendarat dipunggung Max dari Felin

"tapi wajahmu memang sangat berbe.... arrgg!!"

dua pukulan...

"berapa lama sebenarnya kau tidak mandi saat i.. auww!!! WHY!!??"

"hapus tidak!!?...ancam Felin sambil menarik telinganya..

"why?!!, kenapa kau harus menghapus koleksiku?.... ARRRGGGG!!!"

"HAPUS TIDAAAK!!??

"WHY!????!!" tanya Max bingung

Paul mengambil handphone Max yang terjatuh

"bagiku mukanya tetap sama"... pikir Paul masih bingung dengan apa yang mereka berdua mksud,

...