Brukk..
"Lo kalo jalan pakai mata dong!" Ujar cowok tinggi yang memakai setelan hitam dan bertopi.
"Bukannya mas ya? Yang jalannya nggak pake mata." Sarkas si cewek.
"Apa? Jelas jelas lo yang nabrak gue."
"Eh, kok malah nyalahin saya sih! Jelas jelas mas jalannya gak liat depan jadi nabrak saya! Ngaca dong!"
"Lo kok lama lama nyolot ya ngomongnya,,"
"Mas duluan kali yang nyolot!"
"Lo ngomong makin ngegas aja, bukannya minta maaf ke gue."
"Saya gak salah jadi saya gak mau minta maaf!"
Cewek itu langsung berbalik dan hendak melangkah pergi. Cowok ini tak sengaja melihat gantungan yang mungkin terjatuh tadi, lalu ia mengambilnya. Gantungan bertuliskan Ananta Vireyre dengan tulisan latin. Kayak kenal namanya, sama model gantungannya . Tapi dimana ya. Batin cowok itu.
"Ananta Vireire." Spontan cewek itu menoleh ke arahnya.
"Kok tau nama saya? Mas penguntit ya."
"Apaan sih, ngapain juga gue nguntit lo kurang kerjaan apa."
"Terus mas kok bisa tau? Jangan deket deket!" Cewek yang bernama Ananta itu mundur ketika cowok itu perlahan maju. Lalu cowok itu berhenti. Cowok itu menatapnya dengan heran dan sinis. Ananta tersipu malu dan mengalihkan pandangannya.
"Gantungan lo jatuh." Cowok itu melempar gantungan ke arahnya, dengan sigap Ananta menangkapnya. Ananta jadi kikuk ternyata ia terlalu percaya diri.
"Oh.. eh-"
Belum sempat mengucapkan terima kasih, cowok itu sudah pergi, terlihat punggungnya menjauh dari titiknya berdiri.
"Makasih" Ananta melanjutkan kata katanya.
Untung aja kamu gak ilang, huftt..
Batin Ananta.
Harga gantungan itu mungkin tidak seberapa, namun ketulusan hati pemberinya yang patut dihargai. Gantungan itu dibuat sendiri khusus untuk Ananta dari sahabatnya sewaktu ia kecil dulu. Sangat berharga baginya!
Siapa Ananta? Kenapa gue seperti kenal dengan dia?
Cowok itu terus saja mencoba mengingat gadis itu. Seperti mengenalnya namun ia lupa.
Lamunannya buyar ketika salah satu temannya memanggil namanya. "Elang!" Cowok itu bernama Elang ternyata, ia sedang duduk diatas motornya sambil melamun.
"Ngapain lo Ji ada disini?"
"Lewat."
"Ohh."
"Lo ngapain disini?"
"Lewat."
Cowok itu bernama Aji, salah satu sahabatnya dari ke enam temannya. Aji menghela napas dan memutar bola matanya. Lalu ikut duduk, mereka berdua sedang berada di pinggir jalan yang ramai dengan pedagang kaki lima.
Suasana malam hari, diterpa angin yang menembus jiwanya. Tetap saja Elang merasa sepi di keramaian. Merasa muak dengan orang disekitarnya, yang selalu saja menyembunyikan kebusukan dibalik senyum perhatian. Elang memutuskan untuk pulang.
🌜🌜🌜
Pertandingan futsal antara SMA TUNAS BANGSA melawan SMA BUNGA BANGSA akan dimulai 5 menit lagi. Mohon kepada yang bersangkutan harap dipersiapkan.
Setelah mendengar pengumuman tersebut, siswa siswi berlarian berebut tempat VIP untuk menonton club futsal kebanggaan SMA TUNAS BANGSA. Siswi siswi heboh bersorak, ketika pemainnya masuk ke lapangan. Bertambah heboh lagi karena kapten kebanggaan mereka yang tampil dengan luar biasa, setelan baju futsal berwarna merah diselang hitam membuatnya terlihat sangat keren, ditambah lagi si kapten memakai ikat kepala berwarna merah. Sungguh sangat tampan!
Untuk kapten silahkan ke tengah lapangan!
Kedua kapten tim mengikuti arahan wasit. Kapten tim Nassa memilih garuda dan tim Gangsa memilih uang. Wasit segera melempar uang koin itu dan menangkapnya. Ternyata jatuhnya di posisi garuda. Sebuah keberuntungan bagi tim Nassa untuk menguasai bola. Segera kedua kaptem tim itu kembali ke posisinya, berkumpul dengan anak buahnya dan menyusun strategi.
"Nanti bola langsung oper ke gue, ntar gue langsung giring ke gawang lawan. Kita pake strategi yang biasanya. Kalian harus siap!" Arahan dari kapten. Setelah itu mereka kembali keposisinya masing masing dan menunggu pluit di tiup.
Pritttt.....
Tim Nassa menjalankan strateginya, bola langsung digiring kapten ke gawang lawan. Belum juga satu menit Tim Nassa sudah berhasil mencetak gol. Sorak gembira dari penonton dan mc menggema di lapangan. Pertandingan berjalan sesuai target, Tim Nassa unggul di pertandingan ini. Dengan skor 3-1. Wasit sudah meniup pluit tanda berakhirnya pertandingan.
"Kerja bagus." Puji kapten kepada anak buahnya. Lalu mereka bersalaman dengan tim lawan. Kapten mengambil air, kemudian meneguknya. Keringat yang mengucur deras, bajunya sampai basah karena keringatnya. Membuat sang kapten terlihat sangat seksi. Siswi siswi teriak histeris, melihat si kapten membuka bajunya sambil berjalan ke arah teman temannya.
"Good job, bro" kata Aji sambil menepuk bahu kapten.
"Lo maennya agresif banget." sambung Viran.
"Harus dong, kapten andalan harus bagus maennya." Kata Gilang.
"Kak Elang, boleh nggak aku foto bareng kakak?" Pinta Kintan kepada Elang si kapten. Elang menunjukkan wajah sinisnya seperti tidak suka akan kehadirannya.
"Ebuju buset. Dari mana asalnye ni bocah nongol?" Kata Galih.
"Baru aja mau istirahat, udah dateng aja ni fans fansnya. Buset dah." Sahut Umar
"Gak ada waktu." Kata Elang ketus. Wajah Kintan jadi tertekuk mendengar perkataannya, kecewa karena Elang menolaknya. Namun baginya tak apa, demi Elang apapun rela ia lakukan. Sebegitu cintanya gadis itu kepada Elang.
"Ih kak Elang kok gitu sih, sekali aja plisss." Rayu Kintan sambil memegang tangan Elang dan menampakkan wajah so imutnya. Elang menempis tangannya, merasa risih dengan kehadirannya. Elang lebih memilih pergi.
"Cantik cantik gini aja dia tolak. Buset dah jual mahal bener si bolang." Kata Galih memanas manasi Kintan. Raut wajahnya cemberut, kesal. "Ihh kenapa sih Kak Elang itu selalu gitu! Ngeselin banget sih. Untung sayang." kintan berdecak kesal dihadapan teman teman Elang tanpa tahu malu, sambil menghentakkan salahsatu kakinya. Kintan kemudian pergi sambil meremas roknya. Aji, Viran, Gilang, Galih, dan Umar hanya geleng geleng melihat tingkah laku Kintan.
Elang menjadi pusat perhatian siswi siswi saat berjalan melewati koridor menuju lokernya. Cara berjalannya yang cool, rambutnya yang basah karena keringat. Aaa jadi pengen jadi pacarnya:(
Elang membuka pintu lokernya, mendapati sebuah amplop coklat. Setelah melihat isinya, Elang langsung meninju dengan keras dinding di sebelahnya. Tak perduli tangannya berdarah, Elang meninjunya sekali lagi. Kedua tangannya mengepal kuat. Foto itu ternyata mengingatkannya pada traumanya.
🌜🌜🌜
Suasana kantin yang ramai, seketika hening saat geng Yakuza memasuki area kantin. Apalagi ekspresi para siswi, yang terpesona oleh visual enam orang tersebut. Geng Yakuza adalah bagian penting dari pelindung sekolah. Yang dibentuk secara tidak resmi oleh sekumpulan siswa siswa bandel awalnya. Pernah waktu itu geng Yakuza dibubarkan oleh kepala sekolah, karena dikabarkan membuat onar. Kemudian diambil alih oleh Ragil. Sejak itulah geng Yakuza disetujui oleh kepala sekolah. Ragil adalah pendiri yang sebenarnya. Tegas, bijak, dan cerdas itulah Ragil. Ia ditunjuk sebagai ketua, pada masanya.
Pemilihan ketua geng Yakuza akan dilaksanakan selama tiga tahun sekali. Tim inti hanya terdiri dari enam orang saja. Itu sudah menjadi tatanan mutlak dari angkatan sebelumnya. Dengan slogannya
"Siapa menabur angin, akan menuai badai. "
Artinya geng Yakuza akan tetap diam jiga tidak di pancing. Namun apabila geng Yakuza sudah di pancing. Jangan harap ada kata ampun.
Kini geng Yakuza di pimpin oleh Viran Zack Tom. Selaku badboy nya SMA TUNAS BANGSA. Meskipun badboy Viran adalah orang yang sangat tegas dan bijak dalam membuat keputusan ketegasan itulah yang membuatnya di segani oleh anggotanya, ia orang yang nggak mudah untuk menyerah, dan juga Viran adalah atlit pencak silat. Selain itu, Viran mempunyai tubuh yang ideal, parasnya yang tampan. Membuatnya di incar oleh kaum hawa. Sayangnya Viran enggan berurusan dengan perempuan apalagi sampai pacaran.
Elang Adi Raspati, kapten futsal sekaligus atlet boxer. Cowok yang tak hanya unggul dalam bidang olahraga, namun dia juga unggul di bidang akademiknya. Elang selalu menjadi perwakilan sekolah dalam olimpiade. Tak diragukan lagi disetiap lomba ia selalu membawa pulang piala dan medali. Dalam pertandingan futsal, ia menjadi pencetak gol terbanyak. Cowok multitalent dengan segudang prestasi, paling ganteng se SMA, tajir melintir lagi. Cewek mana yang gak mau sama dia? Idaman banget pokoknya. Tapi sifatnya sangat dingin sekali sampai sampai ia disebut iceboy, Elang type cowok yang nggak pedulian mungkin karena efek dari traumanya. Malang sekali nasibnya. Masa kecil yang seharusnya menjadi kenangan bahagia, namun tidak dengannya. Masa kecilnya hanyalah kenangan suram, dan mengingatnya adalah membuka luka lama.
Aji Pramono, cowok humoris yang care ke semua orang. Sederhana dan hobinya mandiin motor vespa kesayangannya. Gak kalah ganteng dong pastinya. Aji sangatlah ramah, dan tingkat kepeduliannya kepada sesama membuat ciwi-ciwi kagum kepadanya. Pernah saat itu ada kakek pemulung yang lewat di depannya, dan membawa karung yang mungkin berat. Aji sampai rela membantu kakek itu membawa karung itu sampai rumahnya. Seramah itu Aji. Omagah!!
Gilang Pratama, salah satu member yang sering patah hati. Sering gagal dalam menjalin hubungan, dan kasiannya lagi Gilang pernah diselingkuhi. Noob soal percintaan, kebodohan yang pernah ia lakukan saat itu adalah mempertahankan cewek yang jelas jelas berpaling darinya. Karena saking cintanya. Dasar sadboy!
Galih Saputra, cowok berambut gelombang, tinggi dan ganjen. Hobinya godain cewek. Mantan pacarnya dikit tapi disebut fu*kboy. Pasalnya Galih cuma ngasih harepan doang, jadiannya sih enggak. Tapi sekalinya jadian, Galih bisa setia seumur hidupnya. Cuma tergantung ceweknya aja mau diseriusin atau enggak. Kata kata legend nya 'Cowok fu*kboy, tercipta dari cowok setia yang dikhianati' katanya. Aneh aneh aja sih, Gal!
Yang terakhir, Ajumar Hasan atau Umar sebutannya. Cowok softboy, yang taat agama. Berteman dengan Umar sama seperti berteman dengan pak ustad, hobinya bersabda mulu. Maklumlah umi sama abinya kan ustad dan ustadzah. Selain itu, Umar juga penyayang binatang, binatang aja disayang , apalagi manusia hmm. Tak heran kaum hawa rela mengantri demi disayang olehnya.
"Mar gue nitip bakso satu ye, yang pedes banget.. kayak mulut Elang." Kata Galih kepada Umar yang sedang berjalan menghampiri tukang dagang, sambil menyindir Elang. Umar yang hendak memesan mengurungkan niatnya dan kembali duduk dibangkunya.
"Manusia diciptakan dengan sempurna, mempunyai mata, ka--" Ujar Umar yang belum selesai bicara. Mulutnya dibungkam oleh galih, dan menyuruhnya cepat memesan.
"Plis ya, ustad Umar hari ini lo gausah sabda, abang Galih yang ganteng ini lagi laper. Cepetan dah pesenin!" Kata galih, Umar berdiri lalu berjalan sambil melirik Galih dengan tatapan sinis.
Geng Yakuza menempati bangku paling pojok, bangku khusus untuk mereka. Suasana kantin kembali normal. Setelah pesanan yang ditunggu akhirnya datang. Elang berjalan ke arah wastafel untuk cuci tangan. Banyak sekali ciwi ciwi yang memperhatikan gerakan Elang, cool banget! batin ciwi ciwi itu. Bagaimana tidak, Elang membasahi sela sela rambutnya dan menyigarnya didepan mereka. Fenomena langka.
Byurrr...
Cairan manis berwarna orange, membasahi kemeja putih miliknya. Tangannya mengepal seperti sudah ingin meluapkan amarahnya saat itu juga, namun Elang harus bisa mengendalikan emosinya karena ini tempat umum.
"Maaf mas, saya nggak sengaja." Kata cewek yang bernama Ananta yang merupakan murid baru.
"Lo lagi, lo lagi! Lo gak punya mata apa gimana jalan kok nabrak orang terus!" Ketus Elang memakinya, membuat Ananta mendongak. Ananta? Cewek itu. Batin Elang.
"Ihh mas ini lagi! Ngapain disini, ngikutin saya ya!" Ujar Ananta dengan nada bicara yang semakin meninggi. Elang hanya tersenyum sinis mendengarnya.
"Ngikutin lo? Mimpi ya lo?" Kata Elang sambil mendorong jari telunjuknya di dahi Ananta. Elang melirik bed di seragam Ananta ternyata dia adik kelasnya. Anak baru mungkin pikirnya.
"Gue sekolah disini! Mau apa lo?" Lanjutnya ketus.
"Oh masnya sekolah ternyata, kirain gak sekolah makannya nggak punya SOPAN SANTUN!"
Cewek ini benar benar menguji kesabarannya, baru pertama kali ada cewek yang seberani ini kepadanya. Seisi kantin tercengang mendengar perkataan Ananta, apalagi fans fansnya Elang. Siap siap di labrak deh. Mereka membuat keributan di tengah keramaian. Semua sorot mata tertuju kepada mereka berdua.
"Gila tu cewek." Ujar Viran, heran sambil geleng geleng.
"Ananta, lo anak baru kan? Lo tau gue siapa?"
"Muridlah!"
Elang tersenyum sinis. Lucu pikirnya.
"Gue senior lo!"
"So?"
"Lo harus minta maaf ke gue dan berlutut!"
"Hah berlutut? Jangan mentang mentang mas senior bisa seenaknya ke orang lain! Saya gak mau!" Ujar Ananta yang kesal, Ananta meletakkan gelasnya di meja lalu meninggalkannya pergi.
Caper banget sih tu cewek!
Dasar jablay!
So soan banget!
Dasar ganjen!
Cewek gatel!
Kata kata itulah yang Ananta dengar sebelum ia keluar dari kantin. Tak menyangka ternyata ia satu sekolah dengan cowok itu. Ngeselin banget!
-END-