Zanna masih terkulai lemas diatas ranjang. Tubuh polosnya ditutupi dengan selimut untuk menghangatkannya, sedangkan Kenan sudah rapi dengan pakaiannya. Tanpa membangunkan Zanna yang masih terlelap, Kenan meninggalkan kamar.
Kenan masih disibukkan dengan pekerjaannya, ditambah Laura yang tiba-tiba menyusulnya kesini membuatnya semakin frustasi. Entah dari mana wanita itu tahu kalau saat ini Kenan sedang berada di Jepang. Kenan hanya tidak ingin Zanna melihat Laura untuk sekarang ini. Beberapa urusan Kenan dengan para Yakuza membuatnya semakin sibuk meski mereka pergi ke Jepang untuk berbulan madu.
Zanna membuka matanya sat matahari menerobos melalui celah gorden, Zanna menggeliat, tubuhnya terasa remuk karena perbuatan Kenan semalam. Zanna menoleh kesamping mencari pria yang semalam menghajarnya tapi nihil. Ruangan ini sepi. Zanna melangkah ke kamar mandi, segera membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket. Sisa-sisa semalam masih sangat terasa di tubuhnya.
Zanna sedikit kesal dengan Kenan yang meninggalkannya begitu saja tanpa ada pesan apapun. Berkali-kali Zanna menghembuskan nafasnya untuk meredam emosinya. "Setidaknya tinggalkan note agar aku tau kamu pergi kemana."
Selesai mandi, Zanna mengambil ponselnya. Melihat apakah Kenan berusaha untuk menghubunginya, tetapi hasilnya nihil. Zanna akhirnya memutuskan menghubungi travel yang disediakan pihak hotel untuk para tamunya, dan memilih untuk pergi jalan-jalan sendiri tanpa ada yang menemani.
Zanna turun ke lobby saat pihak hotel menghubunginya dan memberitahu bahwa travel yang Zanna pesan sudah siap. Zanna ingin pergi agak lama, kalau bisa sampai malam jadi dia mengambil paket sehari penuh. Ada beberapa tempat tujuan yang menarik perhatian Zanna saat dia membaca artikel tentang tempat wisata yang direkomendasikan pihak hotel.
Zanna berkeliling Tokyo untuk menghilangkan penat dan amarahnya, Disney Sea Tokyo adalah salah satu yang ingin dia kunjungi. Meski marah dengan Kenan, Zanna tidak ingin Kenan kebingungan mencarinya terlalu lama, karena itulah Zanna memutuskan hanya berkeliling Tokyo.
Zanna memasuki Disney Sea Tokyo bertepatan dengan adanya parade, senyum Zanna merekah saat melihat barisan pemain Disney yang melambaikan tangannya ke arah pengunjung. Tanpa Zanna sadari, dia sudah menghabiskan waktu seharian berada di dalam Disney Sea, perutnya berbunyi berontak karena seharian tidak diisi. Zanna kembali melihat peta yang dia bawa, dan tersenyum.
"Makan disini saja, lalu aku bisa melanjutkan kembali mengelilingi Disney." Guman Zanna saat matanya melihat tanda restoran di dalam peta.
Di tempat lain, Kenan kebingungan. Siang hari saat kembali dari luar dia tidak bertemu dengan istrinya di dalam kamar. Ponsel Zanna tertinggal di atas nakas. Kenan tidak tahu kemana Zanna pergi. Yang tidak ada di dalam kamar hanya tas selempang yang selalu Zanna bawa, jadi Kenan pikir Zanna tidak akan pergi terlalu jauh.
Lama Kenan berpikir, dan baru dia sadari kenapa dia tidak bertanya kepada recepsionis saja? Tanpa menunggu lama, Kenan menghubungi recepsionis menggunakan telefon di kamarnya. Nafas lega dirasakannya saat resepsionis itu mengatakan jika Zanna menggunakan jasa travel untuk membawanya pergi.
Zanna memutuskan pulang saaat langit sudah gelap, sopir travel yang tadi masih setia menunggunya. Sopir yang sudah agak renta itu sangat ramah kepada Zanna, melihat keriput di dahinya Zanna teringat kepada kedua orang tuanya. Bagaimana kabar mereka sekarang? Terakhir bertemu saat ayahnya meminta untuk menerima lamaran Kenan untuk kelangsungan perusahaan yang Zanna sendiri tidak tau masih ada atau tidak. Zanna memutuskan pergi dari rumah besar itu karena pernikahan kedua sang ayah. Zanna tidak terima kalau harta peninggalan mamanya diberikan kepada wanita yang sudah membuat mamanya mengambil keputusan untuk meninggalkannya, selamanya. Zanna memutuskan menjauh dari semuanya dan berusaha memutus hubungan dengan orang tua satu-satunya milik Zanna.
Zanna menghapus air matanya saat melihat ada resto sashimi, Zanna meminta sopir travel berhenti. Zanna membawa masuk supir travel itu untuk diajak makan bersama. Awalnya sopir itu menolak dan akan menunggu di dalam mobil saja, tetapi Zanna dengan kekehnya mengajak bapak itu dan mengancam akan melaporkan kerja sang sopir sangat buruk kepada manager hotel. Ancaman Zanna berhasil dan akhirnya bapak sopir ikut masuk ke dalam resto dan duduk di depan Zanna, menunggu pesanan mereka datang.
Zanna bisa tersenyum bahagia ,melihat pria renta itu makan dengan lahap. Zanna kembali memesan makanan yang paling banyak diambil oleh beliau dan dibungkus. Zanna pikir pria tua itu pasti masih ada keluarganya yang menunggunya pulang.
Selesai dengan semua makanan yang ada di meja dan juga bingkisan yang Zanna pesan untuk sang sopir tersedia, Zanna memutuskan kembali ke hotel. Jam di tangan Zanna menunjukkan pukul sepuluh malam. Karena kekenyangan dan kelelahan, Zanna tertidur selama perjalanan menuju hotel.
Setengah jam berlalu, mobil yang membawa Zanna memasuki halaman hotel. Disana sudah ada Kenan yang menunggu kedatangana Zanna. Kenan meminta resepsionis hotel untuk menghubunginya apabila travel yang membawa istrinya kembali.
Disaat mobil berhenti, sang sopir membukakan pintu penumpang, wajah sopir itu kebingungan karena penumpangnya tertidur pulas, sopir itu celingak- celinguk kebingungan. Kenan menghampiri sang sopir dan melihat Zanna tertidur. Melihat istrinya tertidur pulas, Kenan tidak mau membangunkannya, dan menjelaskan kepada sang sopir jika dia suaminya.
"Uh, ternyata kamu berat juga sayang." Guman Kenan sambil mengangkat Zanna perlahan.
Sesudah berterimakasih kepada sang sopir, Kenan membawa Zanna ke dalam kamar hotel. Melihat ketampanannya, banyak wanita yang iri dengan wanita yang sedang berada di gendongnya. Zanna sendiri tanpa sadar menggosokkan hidungnya pada leher Kenan, membuat para wanita yang sejak tadi melihatnya bertambah iri.
"Jika kamu seperti ini terus, jangan salahkan aku yang menerkammu nanti." Bisik Kenan ditelinga Zanna, entah Zanna mendengarnya atau tidak.
Kenan memasuki lift yang akan membawanya menuju lantai tempat kamar yang dia tempati berada. Zanna sendiri masih terlelap di gendongan Kenan tanpa terganggu suara bisik2 dari penghuni lift lainnya.
Pintu lift terbuka, tanpa menunggu lagi Kenan melangkahkan kakinya keluar dan segera memasuki kamarnya.
"Kenapa tidak menungguku jika mau pergi jalan-jalan?" Tanya Kenan kepada Zanna sesaat setelah meletakkan Zanna di atas ranjang.
"Aku bisa mengantarmu mengelilingi Jepang." Sekali lagi Kenan berbicara dengan Zanna yang tertidur. Kenan beranjak dari atas ranjang, mengambil pakaian untuk Zanna dan menggantikannya. Zanna yang sedang dilucuti pakaiannya tidak terganggu sedikitpun, masih sangat pulas, entah karena kekenyangan atau memang dia sudah sangat kecapaian. Usai menggantikan pakaian Zanna, Kenanpun menyusul Zanna untuk tidur disamping wanita yang sangat dia cintai. Kenan memeluk tubuh Zanna dengan erat seakan Zanna akan pergi meninggalkannya lagi. Ketakutan itu selalu menghantui Kenan, dan akan menghantuinya terus sampai semua masalah mereka selesai.
"Jangan pergi lagi dariku, aku benar-benar membutuhkanmu sekarang dan selamanya."