Chereads / STUCK WITH YOUR LOVE / Chapter 29 - KEMBALI

Chapter 29 - KEMBALI

Zanna sudah turun dari pesawat, dia sudah menyamarkan pakaian dan penampilannya saat pesawat akan mendarat. Zanna tahu kemungkinan besar orang-orang suruhan Kenan akan menjemputnya. Zanna tidak ingin pulang ketempat pria itu. Zanna masih merasa kesal dengan perlakuan Kenan kepadanya selama mereka berada di Jepang.

Zanna menghembuskan nafasnya pelan, dia berusaha mengatur agar gerak-geriknya tidak mencurigakan. Mata Zanna menangkap pria berpakaian serba hitam berdiri tegap sedang mengamati penumpang yang baru saja turun, dengan jas dan kacamata hitam. Zanna melihat salah satu dari mereka adalah sahabat Kenan yang Zanna juga mengenalnya dengan hafal. Zanna berusaha melangkahkan kakinya dengan biasa agar mereka tidak curiga dan keberuntungan berada di pihak Zanna.

Ada rombongan benerapa mahasiswa yang sedang berjalan ke arah Zanna, dengan langkah santainya Zanna bergabung dan keluar dari terminal kedatangan dengan aman.

"Fiuh.... Kaya buronan saja. Dasar Kenan! Pria egois yang nggak tahu diri! Lihat saja apa yang bisa aku lakuin buat kamu. Yang jelas aku tidak akan diam saja dengan segala perlakuan kamu kepadaku!" Zanna menggerutu sambil menunggu taksi.

***

Kenan sedang marah besar kepada tangan kanannya. Pria itu kembali kehilangan jejak Zanna. Meskipun Zanna sudah menjadi istrinya, wanita itu masih sangat sulit untuk dikendalikan. Kenan sangat sulit menebak apa yang Zanna pikirkan selama ini.

"Sayang, kamu mau pulang ke Jakarta juga?" Tanya Laura sambil bergelanyut di tangan Kenan. Kenan yang memang sedang pusing memikirkan Zanna tidak merespon apapun yang Laura lakukan.

"Sayang? Ke... " Laura menjadi kesal karena Kenan tidak merespon apa yang dia katakan. Laura memang memanggil Kenan untuk datang ke hotel yang dia tempati dengan alasan memintanya untuk mengantar ke bandara, tapi saat melihat Kenan tidak fokus, Laura memikirkan sesuatu yang bisa membuat Kenan menjadi miliknya secepatnya meski ancaman sudah Kenan lontarkan kepada Laura, apa salahnya Laura jika dia mencoba?

"Kamu mau minum?" Kenan menggeleng. Suasana hatinya sedang kacau memikirkan istrinya yang entah berada dimana , hanya karena pertemuannya dengan para pemimpin Yakuza yang tidak bisa di undur Kenan terpaksa harus terjebak dengan Laura di kamar hotel milik Laura.

"Sayang, aku masih seksi nggak?" Mata Kenan melotot. Laura sudah menanggalkan semua pakaiannya dan tubuhnya tidak tertutupi apapun.

"Kamu gila! Pakai pakaian kamu atau aku pergi sekarang juga!" Ancam Kenan saat melihat Laura memainkan dadanya sendiri untuk menarik perhatian Kenan.

"Kamu tidak merindukan aku? Ada anak kamu lo disini, kamu tidak mau menjenguknya?" Ucap Laura sambil memegang perut datarnya.

"Mimpi kamu ya?!" Kenan hampir kehilangan kesabarannya. Apa yang Laura lakukan bisa menggagalkan semua rencana Kenan untuk menghancurkan Laura beserta keluarganya.

"Kamu kan lihat sendiri hasil tes kehamilan aku, kamu masih belum percaya? " Mata Laura berkaca-kaca merasa kecewa dengan apa yang Kenan ucapkan.

"Pesawat kamu jam berapa?" Kenan melihat jam yang ada di pergelangan tangannya dan tidak melirik sedikitpun tubuh Laura yang dipamerkan pemiliknya. Kenan hanya ingin segera pergi dari sana secepatnya.

"Ih.... Kamu ini kenapa sih? Kamu mikirin wanita itu ya? Siapa dia, beri tau namannya biar aku hancurin dia sekalian."

"Kamu jangan macam-macam! Sedikitpun kamu melukai orang-orang yang ada di sekitarku, jangan salahkan aku jika aku akan menghancurkan semua orang yang ada di sekitarmu! Camkan itu!" Kenan langsung keluar dari kamar Laura dengan membanting pintunya keras tanpa menoleh kearah belakang.

"AAARRGGGHHHH!!! AWAS KAMU KENAN! AKU AKAN MENGHANCURKAN SIAPAPUN WANITA YANG ADA Di SEKITARMU, TERMASUK ISTRIMU SEKALIPUN!" Laura berteriak dengan kencang. Tangannya mengepal erat menyalurkan segala emosi yang merasuki jiwanya.

***

Zanna sampai di apartemen yang dia sewa untuk sementara. Zanna tidak mengeluarkan kartu pemberian Kenan sama sekali. Dia tahu kalau Zanna akan terditeksi keberadaannya jika Zanna menggesek kartu yang diberikan Kenan, meski Zanna tidak tahu saat ini kartu pemberian Kenan sudah di block oleh Kenan, tujuan Kenan hanya satu, Zanna kehabisan uang dan segera kembali ke sisinya.

Zanna merapikan pakaian yang ada didalam kopernya kedalam almari, Zanna tidak menempati kamar apartemen yang mahal, dia menyewa tempat yang biasa saja asalkan nyaman untuk dirinya tinggali.

"Selesai semuanya. Tinggal mandi terus membeli makanan. Bersembunyi tanpa makanan sama saja dengan bunuh diri. Semangat Zanna!" Zanna menyemangati dirinya sendiri, karena bersembunyi dari Kenan sangat membutuhkan banyak energi. Zanna sudah berencana dia akan membeli banyak bahan makanan dan makanan instan agar dia tidak sering keluar kamar.

Zanna sudah berada di supermarket yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya sekarang dan memasukkan beberapa bahan makanan ke dalam troli belanja. Zanna berpakaian seperti gadis tomboi, celana komprang, kemeja kebesaran dan topi yang dia gunakan untuk menutupi sebagian wajahnya agar tidak terlihat jelas.

"Beli mie instan aja deh yang banyak, sayur sedikit saja, chiki-chiki yang banyak untuk camilan." Zanna berbicara dengan dirinya sendiri sambil tangannya mengambil beberapa makanan yang dia inginkan. Mata Zanna tetap waspada, melihat orang-orang disekitarnya yang mencurigakan menurutnya.

Zanna juga membeli beberapa peralatan dapur yang dia perlukan dan beberapa bumbu masakan. Setelah dia rasa sudah cukup, Zanna segera menuju kasir, tetapi dengan cepat dia berbalik arah saat melihat Beny sahabat yang juga merangkap sebagai tangan kanan Kenan memasuki pintu supermarket ini diikuti dengan Eduard di belakangnya.

"Buset! Kayak buronan aja! Kenan benar-bener brengsek!" Zanna berjalan berlawanan arah dengan Beny, tapi matanya masih melihat Beny dengan hati-hati. Dia berpura-pura kembali membeli sayuran lagi, dan saat matanya melihat Beny keluar dia segera menuju meja kasir dengan langkah lebat untuk membayar semua barang belanjaannya.

***

"Bagaimana? Dia sudah sampai di rumah?" Tanya Kenan kepada Beny dalam sambungan teleponnya.

"Belum. Zanna tidak pulang sama sekali. Kamu yakin dia kembali ke Jakarta?"

"Aku sudah mengecek tiket yang dia beli. Dia kembali ke Jakarta."

"Aku menunggu di bandara hampir seharian dengan Eduard dan yang lainnya. Dia tidak muncul sama sekali."

"Tetap cari dia. Aku masih menyelesaikan masalah dengan para Yakuza dan Laura yang masih disini. "

"Dia di sana? Kamu benar-benar gila, Ken." Beny tidak pernah berpikir jika Laura melakukan hal yang nekad seperti itu.

"Sudahlah, jangan ceramah. Aku sudah pusing dengan semua yang terjadi. Cari Zanna secepatnya!" Kenan menutup panggilannya dan melempar ponselnya ke atas ranjang. Seperti diingatkan sesuatu, Kenan mengambil ponselnya dengan cepat dan menghubungi ponsel Zanna.

Terhubung, dering pertama belum ada respon dan tiba-tiba panggilannya terputus. Nomor Zanna kembali tidak aktif, Kenan kembali menghubungi nomor ponsel Zanna dan kini benar-benar tidak aktif.

Kenan meremas kepalanya, masalah dengan Laura belum selesai kini ditambah dengan Zanna yang hilang. Bukan. Zanna bukan hilang melainkan kabur. Kenan sangat paham dengan kebiasaan Zanna yang selalu menghindari masalah daripada menghadapinya. Kynan sudah sangat yakin jika Zanna menyamar menjadi orang lain untuk mengelabuhi Beny dan juga Eduard.

"Aku tidak bisa melindungi kamu jika kamu bersembunyi seperti ini." Kenan meremas kepalanya sebelum dia memutuskan untuk mandi dan mengguyur kepalanya yang pusing dengan air dingin.

"Aarghh!" Kenan memukul kaca di dalam kamar mandi dengan keras membuat tangannya terluka terkena pecahan kaca. Darah mengalir membasahi lantai kamar mandi, tapi Kenan menghiraukannya dan kembali melanjutkan mandinya.

"Jangan membuat aku takut Sayang, beritahu aku kalau kamu dalam keadaan aman." Kenan masih bergumam sendiri dengan lemah.

Usai mandi, Kenan bergegas untuk segera menemui para Yakuza sesuai janji, mereka sedikit merepotkan Kenan saat pertama Kenan membuat janji temu. Mereka melakukan beberapa tak-tik untuk membuat Kenan mundur dengan perlahan.

"Mau kemana Sayang?" Mata Kenan memicing saat melihat Laura menyapanya dengan berbalut pakaian yang sangat terbuka dan sedang berjalan kearahnya.

"Bukannya kamu sudah terbang meninggalkan Jepang?"

"Aku tidak mungkin membiarkan kamu pergi sendiri menemui para Yakuza itu sayang." Kenan menggeletukkan rahangnya, mendengar kelancangan Laura membuat batas kesabaran Kenan mulai menipis.

"Jangan macam-macam! Pergi sekarang juga atau aku akan meledakkan kepalamu di sini, sekarang juga!" Kenan mencengkram keras rahang Laura membuat Laura meringis kesakitan.

"Ini peringatan terakhir untuk kamu! Jangan pernah mencampuri urusanku, pikirkan nasib mu dan keluargamu jika aku sudah bertindak! Jangan menjadi manusia yang tidak tau malu!" Kenan melepaskan cengkeramannya dengan kasar lalu meninggalkan Laura yang masih meringis kesakitan.

"Aku benar-benar ingin mengetahui siapa wanita yang diagungkan Kenan saat ini! Aku akan merusak wajahnya jika dia lebih cantik dariku!" Laura berbalik sambil menghentakkan kakinya kesal. Penolakan Kenan beberapa hari ini hanya akan membuat situasinya semakin sulit. Laura sedang mencari cara lain untuk kembali menjerat Kenan jatuh ke dalam pelukannya.