Terasa aura ketegangan di sebuah rumah sederhana. Seroang tamu tak dinyana-nyana dan dihindari oleh pemilik rumah datang begitu saja membuat pemilik rumah kaget.
"Apa maksudmu datang ke rumahku?" suara tidak ramah keluar dari mulut Panji selaku pemilik rumah yang tak begitu suka dengan kehadiran Bryan. Kelegaan yang sempat menghampirinya karena Bryan tak muncul lagi dihadapannya kini tiba-tiba muncul lagi. Seketika emosinya merasa terpancing.
Disisi lain tanpa sepengetahuannya, Bryan telah mendatangi rumahnya disaat Panji tidak ada di rumah. Intan memilih diam dan merahasiakannya dari Panji demi menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Toh yang terpenting dirinya masih aman dan tidak merasa disakiti oleh Bryan.
"Mas, suaranya. Nanti didengar tetangga." Intan mengelus lengan Panji untuk mengontrol emosinya. Walau sebenarnya ada rasa takut dan sama seperti yang dirasakan Panji, namun ia berusaha tenang demi kebaikan bersama.