Tok tok
"Masuk," ucapnya dengan keras tanpa mengalihkan sedikitpun dari layar computer. Tangannya masih sibuk mengetik dan pandangannya fokus mengamati table angka laporan keuangan.
Ceklek
"Permisi, Mbak. Saya mau menghantarkan paket untuk Mbak Melisa." seorang karyawannya masuk mendekat kearah meja Melisa.
"Paket?" Melisa kaget mengalihkan perhatiannya seraya melepas kacamata bulatnya dari matanya yang nampak lelah, mendongak menatap karyawan perempuannya yang memegang sebuah kotak hitam. Terbiasa bekerja atau sedang serius melakukan apapun, Melisa tidak bisa lepas dengan bantuan kacamata. Sebenarnya matanya minum namun tidak terlalu banyak, jadi aktivitas seperti biasa tidak menggunakan kacamata tidak terlalu mengganggu.
Melisa mengernyit heran merasa aneh, berpikir keras seraya mengingat akan sesuatu yang ia pesan. Pasalnya ia masing ingat, dalam waktu dekat ini tak pernah memesan barang. Lantas bagaimana bisa ada kiriman barang untuknya.