Setibanya Panji dan Intan di rumah, tak lupa keduanya membersihkan tubuh masih-masing. Intan duduk di tepi ranjang setelah membersihkan tubuh sedang Panji masih di dalam kamar mandi.
Intan duduk dengan jantung berdebar. Bagaimana tidak, perbincangan di pasar malam tadi mulai membuatnya gelisah sendiri. Antara malu, takut dan grogi beradu satu membuat dadanya sedikit sesak. Ia tak bisa membayangkan kejadian malam panas dulu bersama Panji secara tidak sengaja akan terulang lagi. Anehnya mereka akan melakukan itu lagi mala mini demi menuruti saran dokter kandungan kemarin.
Lucu itulah batin Intan dalam hati merutuki kesepakatan dirinya dan Panji tadi.
Masih teringat jelas di benaknya akan rasa sakit dan perih yang mendera sekujur tubuhnya, lalu apakah sekarang ia akan merasakan lagi, terlebih pada laki-laki yang sama.
Tenang, rileks Intan. Sudah menjadi kewajiban kamu sebagai istri, giliran kamu yang melayani dia, batinnya lagi seraya mengelus dadanya yang bergemuruh hebat.