"Kamu masih marah?" Panji sudah nampak segar setelah mandi sepulang kerja namun disambut wajah ditekuk Intan sedang duduk di atas tikar menata makanan disana.
Intan tidak menggubrisnya kemudian berniat pergi. Tapi sayang baru saja beranjak mengalami kesusahan. Lantaran perutnya yang besar itu menghalanginya ketika hendak berdiri. Beruntung tangan Panji mencekal tangannya agar tidak jatuh ketika tubuhnya tidak seimbang.
"Lepas," Intan melepas tangan Panji namun tidak bisa karena tenaga Panji jauh lebih besar ketimbang dirinya.
"Nggak. Duduk."
"Nggak mau." Protes Intan cepat tak kalah melotot sama seperti yang dilakukan Panji.
"Duduk, ayo kita makan." titah Panji penuh penekanan.
"Nggak mau ya nggak mau."
"Kamu duduk atau aku marah." Panji menatap Intan penuh kemarahan namun berusaha ditahan.
"Kamu tahu aku baru pulang dan capek. Jangan buat aku marah." Lanjutnya dengan nafas memburu.