Meninggalkan ketegangan yang terjadi atas dibatalkannya perjodohan sepihak oleh ayah Reza, disinilah Panji duduk terdiam sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding. Tak ada ucapan sedikitpun keluar dari mulutnya. Kedua netranya memandang lurus kedepan seperti tengah berpikir keras.
Diam-diam Panji memperhatikan gerak gerik Panji yang terlihat gelisah. Entah sedang memikirkan apa, ia tak tahu dan penasaran. Namun didalam hatinya yang paling dalam ada setitik kebahagiaan yang tak bisa dia ungkapkan secara langsung ketika melihat Panji ada di rumah,
"Ini diminum dulu." Intan datang membawakan segelas air putih untuk Panji. Ia sedikit kesusahan untuk duduk.
Panji peka langsung memberikan uluran tangan kepada Intan. Disambut baik oleh Intan, kemudian mereka duduk bersebelahan sambil menyender ke dinding.
"Kasih ini biar nggak sakit." Panji mengambil bantal yang biasa ditaruh di atas karpet kemudian ditaruh dibelakang punggung Intan.