Melisa dibuat kalang kabut sendiri, mendekati hari pernikahannya dengan Reza. Tak terasa hari berlalu dengan cepat, kini detik-detik menunggu tiga hari pesta pernikahan digelar.
Semakin mendekati hari pernikahannya malah membuatnya yakin untuk menolak perjodohan itu. Setelah dari kemarin ia merasa ragu karena sungkan menolak permintaan sang ayah, kini ia telah mantap untuk menolak. Rasa cintanya masih tertuju pada Alex. Sekalipun rasa benci dan amarah masih menggunung dibenaknya, yang namanya cinta tidak bisa dibohongi dan dipaksa bukan.
"Aku tahu kamu masih mencintaiku. Sebesar apapun kebencianmu padaku, masih ada namaku di hatimu."
"Diam kamu, Lex. Ini semua juga karenamu. Andai kamu tidak mempermainkan cinta kita, semua tidak akan seperti ini."
"Maaf, aku khilaf saat itu."