"Sayang,"
Suara tipis mengalun menerobos mengimbangi rintihan bercampur sesenggukan di ruangan itu. Kedua orang yang sedang sibuk sendiri teralihkan perhatiannya, Alice dengan rintihan beradu sesenggukan ditemani sang ibu yang tak berhenti mengelus perut besarnya seketika terhenti, bersama-sama menoleh kearah sumber suara.
"Rama," lirih Zubaidah membelalak kaget melihat Rama datang. Terasa lega sekali melihat menantunya datang, yang kehadirannya sudah dinanti-nanti puterinya.
Berbeda dengan Alice, kedua matanya yang digenangi cairan bening membuatnya kesulitan melihat. Pandangannya mengabur seiring netranya fokus pada obyek dari dekat pintu.
Ditengah kesadaran yang menipis dan pandangan mengabur, Alice hanya bisa memandang sekilas. Rasa sakit yang ia rasakan mengalahkan konsentrasinya dalam melihat.
"Sakittt. Hikss." Alice memejakan matanya dengan erat tak peduli wajahnya yang sudah kelewat sembab parah.