"Berapa bulan?"
"Lima bulan." Jawab Intan sambil menyuapi ice cream kedalam mulut Sinta yang berdiri dihadapannya sambil dikempit kedua tangannya.
Entah energy apa yang ada pada diri Intan hingga bisa membuat Sinta, gadis kecil yang masih polos itu akrab dengan Intan. Padahal hanya beberapa kali bertemu tapi sudah lengket. Sejak pertemuan di restaurant itu, Sinta ingin terus bersama dengan Intan. Yang kata keponakannya itu, Intan cantik dan baik makanya anak kecil itu suka bersama Intan.
"Tante, enak." Sinta melahap suapan Intan sembari nyengir.
"Jangan banyak makan ice cream ya. nggak baik. Nanti sakit lho." Intan menata surai rambut Sinta yang ngacir menutupi sebagian wajah cantik itu.
"Nggak papa. Kana da dokter."
Intan gemas menguyel-uyel pipi chubby itu dengan gemas,"Gadis pintar. Tapi nggak gitu juga. Jika masih bisa dicegah kenapa nggak dihindari. Lagian sakit itu nggak enak kan?"