Bugh
Tubuh Panji seketika limbung ke tanah, tidak siap menerima pukulan maut dari sang ayah. Baru tiba dirumah, dirinya langsung disambut bogeman. Ia tak menyangka sama sekali.
"Papah, stop." Pekik Rina menghadang suaminya yang hendak memberikan pukulan lagi pada anak mereka.
Panji mengusap sudut bibirnya yang terasa perih, berdenyut sakit tanpa ia sadari telah robek mengeluarkan darah segar disana.
"Pah maaf."
"Dimana sopan santun kamu. Ada tamu malah kamu pergi begitu saja. Segitu pentingnya orang itu hingga kamu pergi begitu saja?" teriak Gunawan menatap nyalang sang putera.
Panji hanya bisa diam menutupi alasan dibalik kepergiannya tadi. Ia tidak mau keluarganya sampai tahu kemana ia pergi. Pasalnya orangtuanya terutama sang ayah sangat membenci Intan.
Rina yang masih menghalau pergerakan suaminya menatap kasihan pada Panji, kemudian menghampirinya,"Nak kamu nggak papa. Ayo berdiri."