Disinilah peran Alice sebagai istri dimulai tak peduli betapa sakit dan takutnya bayang-bayang penolakan Rama kemarin. Masih tergambar jelas sikap mengerikan Rama padanya.
"Ya Tuhan. Kuatkanlah diriku ini." Alice memejamkan mata sebelum memutar kunci kamar Rama.
Ya kamar yang ditiduri Rama itu selalu dikunci dan hanya orang tertentu saja yang bisa masuk. Termasuk Alice memiliki hak untuk masuk setelah berdebat cukup panjang akhirnya dia dibolehkan masuk oleh kedua orangtua Rama.
Tangan Alice yang memagang nampan berisi makanan dan segelas susu mulai bergetar kala rasa gugub menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Alice, biar mamah saja." Amira berjalan mendekat menghampiri Alice.
Alice menoleh kemudian menggeleng cepat. Kedua mertuanya dan Melisa yang duduk di sofa hanya bisa mengangguk.
"Ck." Decak sebal Melisa menatap Alice yang masih memasang muka tebal dan pura-pura bertahan di hadapan kedua orangtuanya.
Ceklek