Reza kini diselimuti rasa bersalah. Kejadian beberapa hari lalu membuatnya tersiksa batinnya. Entah kenapa rasanya dia memang patut disalahkan atas apa yang menimpa Rama. Andai saja dirinya tidak menelepon Rama, andai ia tidak memberitahu pelakunya pasti Rama tidak akan kaget khususnya ketika mengendarai kendaraan di jalan. Banyak kata andai yang ia gaungkan, namun bukankah itu percuma karena semua sudah terjadi.
"Nggak, belum sepenuhnya aku salah disini. Tapi sebelum dia berteriak aku sempat mendengar dia emosi. Emosi karena apa?" tanya Reza pada dirinya sendiri.
"Kak Reza!" teriak dengan suara melengking dari belakang membuyarkan lamunannya. Astaga dia baru sadar kalau dirinya sedang berjalan tapi melamun.
Reza berbalik seketika terkejut tubuhnya hendak jatuh untung tangan satunya ia gunakan untuk berpegangan pada dinding sedangkan yang satunya lagi ia gunakan untuk mendekap tubuh mungil menghambur memeluknya.