Alice berjalan gontai, pikirannya serasa tertinggal di jalan. Semarah dan sebenci apapun dia pada Rama nyatanya hatinya tidak bisa berbohong kalau masih peduli pada Rama. Pikirannya melayang mengingat Rama di tengah jalan memangil namanya. Entahlah dia bingung, perasaan apa itu. Apakah dia sudah menjatuhkan hatinya pada Rama. Namun sejak kapan, bukankah Rama telah menyakitinya.
"Mas Rama kenapa kamu harus hadir lagi? Bahkan giliran sekarang sudah ada darah dagingmu disini." Alice menunduk menatap perutnya.
Seolah takdir tengah bercanda dengannya. Ditengah tekadnya yang bulat mengakhiri hubungannya dengan Rama malah hadir pengikatnya dengan Rama seolah tidak menghendaki mereka berpisah. Ya dia dinyatakan hamil satu bulan.