Melisa mengalah memilih keluar dari kamar, meninggalkan sepasang suami istri yang tengah bermesraan itu. Melisa mengulas senyum bahagia ikut merasakan kelegaan melihat kemajuan hubungan rumah tangga kakaknya. Dia berharap semoga ucapan Alice padanya tadi tidak akan benar terjadi dengan hadirnya calon anak mereka yang kelihatannya ingin mempersatukan orangtuanya. Mungkin calon anaknya itu bisa merasakan keadaan orangtuanya, mungkin pikir Melisa.
"Udah nggak merasa mual lagi?" Alice mengangguk di dekapan Rama.
"Kenapa aku harus selalu kalah seperti ini. Aku belum bisa maafin dia tapi kenapa bawaannya pengen meluk terus sih." Lirih Alice terpaksa menurunkan ego, memeluk Rama erat. Tidak adal alasan lain selain untuk mengobati rasa mualnya dengan menghirup aroma tubuh suaminya sebanyak-banyaknya. Entah ada kandungan apa di dalam tubuh Rama seolah menjadi penawar obat baginya ketika mual.