Tak
Rama yang tadinya tertunduk menopang dagunya dengan kedua tangan terkepal duduk di sofa ruang tengah seketika kaget dan langsung menengadah.
"Reza," lirih Rama tak bersuara hanya dari dalam hati saja kemudian menunduk kembali dengan perasaan sejuta bersalah.
Dia butuh tempat yang hening dan sepi untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah pikiran dan tenaga bersamaan. Tepat pukul 11 malam dia belum tidur karena kedua matanya masih terjaga seiring pikirannya yang masih kalut.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat pelepas penat setelah seharian bekerja namun hanya semakin menambah beban di hidupnya. Penampilannya kini sudah sangat kacau, rambut acak-acakan dan pakaiannya amburadul.
"Minum dulu Bos, supaya lebih rileks." Reza ikut duduk di sofa menghadap Rama yang langsung meraih segelas air putih dan diminumnya hingga tandas.
Ctakk
Rama meletakkan kembali gelasnya yang sudah kosong kasar di meja. Semua itu tidak luput dari pandangan Reza.