Menapaki lorong dominan warna putih tercium menyengat bau obat, langkah kaki mereka berjalan beriringan dengan tangan saling menggenggam erat. Bertemu beberapa orang, menandakan tempat itu cukup ramai pengunjung.
"Yang kamu kenapa?"
Yang diajak berbicara menoleh, mengulas senyum tipis, menunjukkan dirinya baik-baik saja.
"Bilang, kamu takut ketemu papah? Mamah?"
"Aku khawatir sama Sabrina Mas. Takut dia rewel nggak ada aku disampingnya."
Menjadi seorang ibu baru, lagi hangat-hangatnya dengan sang anak. Begitupun Intan, rasanya tidak bisa jauh dari puterinya, walau beberapa detik saja. Perasaannya tidak tenang bila tidak melihat anaknya baik-baik saja.