"Ngapin anda kesini?" teriak Panji dengan suara lantang penuh sorot emosi, mata melotot, urat di leher sampai mencuat seiring emosi yang memuncak. Pagi masih menyapa tapi sudah dibuat emosi.
Dua orang bersitegang dengan tatapan berbeda. Panji mengepalkan tangan erat menahan emosi siap meluluh lantakkan siapapun yang mengusik ketenangannya. Dan orang yang mengusik harinya saat ini berdiri didepan matanya seolah menantang emosinya lagi setelah tidak cukup pukulannya kemarin diberikannya.
Tidak habis pikir, apa yang membuat laki-laki parubaya itu berani menampakkan dihadapannya.
Suara menggelegar Panji memenuhi ruangan hingga membuat seisi ruangan bergetar. Masih pagi tapi suasana sudah kacau tidak enak dipandang.
"Mas," Intan segera menghampiri Panji menarik tangan sang suami dielusnya degan sayang, meredam emosinya.