Suasana mencekam tengah menyelmuti ruangan persalinan bercat putih. Suara rintihan memenuhi ruangan tersebut, dimana Intan tengah menangis merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya terutama perutnya.
Setelah berdiskusi akhirnya persalinan normal dipilih Intan dan Panji lebih tepatnya Intan sendiri sedangkan panji hanya menurut permintaan Intan saja secara yang melahirkan itu adalah Intan. Dokter menyetujuinya mengingat Intan sudah siap semuanya. Itu semua juga karena Intan kekeuh untuk melahirkan normal.
"Arghhh." Intan mengejan seperti ingin mengeluarkan apa yang bergerak di dalam perutnya yang terus bergerak aktif hingga menimbulkan rasa sakit yang begitu luar biasa.
"Tarik nafas bu. Pelan-pelan, kemudian keluarkan begitu seterusnya." Bimbing sang Dokter yang memposisikan dihadapan kedua kaki Intan yang dibuka lebar.
Intan mengangguk paham akan perintah dokter. Tangannya mencengkram tangan Panji guna mencari kekuatan disana untuk melawan dan menahan rasa sakit di tubuhnya.
