"Aku nggak bermaksud lancang tadi. Aku hanya …"
"Sstt." Reza meletakkan telunjuknya di depan bibir Melisa.
Melisa diam menatap mata Reza yang menatapnya dengan tatapan sendu. Jujur ia hanya bisa mematung namun bisa mengerti perasaan laki-laki itu. Ada sesuatu bersembunyi di balik mata itu dan ia tak tahu itu.
"Duduklah." Reza menuntun Melisa kearah sofa yang tidak terlalu besar yang ada di ruangannya.
Melisa menurut saja. "Aku ambilkan minum dulu." Reza langsung berlalu begitu saja meninggalkan Melisa dengan segundah perasaan kebingungan. Tadi marah seketika berubah menjadi baik.
Lagi dan lagi Reza mampu membuat hati Melisa jungkir balik. Sikap Reza yang sabar dan pengertian itu mampu membuat Melisa tidak bisa berkata-kata. Ada perasaan nyaman yang tak bisa ia dapatkan dari laki-laki selain Reza termasuk Alex sendiri.
"Minumlah." Reza duduk sedikit menjaga jarak dengan Melisa setelah meletakkan segelas air putih dihadapan Melisa.