Chereads / AKHIRNYA CINTA / Chapter 18 - Part 18

Chapter 18 - Part 18

Sudah satu minggu ini Alice dan Rama sudah menjalani rumah tangga di Bandung. Mereka melewatinya dengan rutinitas yang sama dengan hari-hari sebelumnya. Selama satu minggu itu juga Alice berusaha untuk belajar mencintai dan menyayangi Rama. Bahkan semakin kesini perasaan sukanya pada Panji mulai luntur dengan seiring perhatian dan rasa sayang yang diberikan Rama padanya setiap hari. Ditambah lagi nomor handponenya sudah diganti, jadi sudah tidak akan ada lagi komunikasi dengan Panji. Setidaknya itu sudah cukup untuk mulai menghapus kenangannya bersama Panji dan diganti untuk membuka lembar kehidupan baru, belajar mencintai Rama sepenuh hati.

Rama dengan sabar memahami dan memberikan perhatiannya pada Alice. Meskipun selama satu minggu ini Rama terlihat over protektif dengan melarang Alice keluar rumah sendirian tapi semata-mata untuk melindungi istrinya dari hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa saja dilakukan oleh Intan. Alice awalnya merasa tidak nyaman dengan itu semua, tapi dia hanya bisa nurut saja karena dia tidak mau membantah Rama yang bisa menimbulkan pertengkaran diantara mereka. Dulu dia pernah bertanya dengan suaminya kenapa tidak diperbolehkan keluar rumah sendirian, namun Rama tidak memberikan jawabannya malah hanya disuruh nurut saja. Alhasil dia hanya bisa nurut saja sampai saat ini. Sudah cukup dia membuat kecewa suaminya kemarin. Dia tidak mau lagi membuat Rama kecewa lagi dengan membantah perintah suami.

"Mas udah tidak terasa udah satu bulan lebih ya kita menikah."Alice mulai mengajak bicara Rama setelah Rama pulang kerja. Alice dan Rama sedang ngobrol di ruang keluarga sambil menonton televise.

"Ya."Rama menjawab dengan singkat.

"Mas besok gimana kalau kita jalan-jalan?"Alice merasa jenuh di rumah terus. Dia mengajak Rama keluar untuk jalan-jalan karena dia tidak boleh keluar rumah sendiri.

"Kemana?"Rama terlihat ingin menuruti permintaan Alice.

"Kemana aja. Kan aku belum tahu daerah-daerah sini. Sekalian biar aku tahu daerah-daerah sini."Alice terlihat kayak anak kecil masih polos.

"Nggak mau."Rama terlihat menjawab cuek padahal niatnya hanya ingin menggoda Alice. Alice pun juga langsung percaya saja.

"Kok gitu."Alice menganggapnya dengan serius. Dan langsung memasang muka sedikit marah.

"Nanti ya aku pikirin lagi."Rama tidak tega Alice harus duduk diam di rumah terus. Lagian benar juga Alice tidak pernah keluar rumah. Sekalipun pernah ya itu karena belanja sayuran di swalayan dekat rumah. Saking takutnya Rama kalau ALice bisa saja terjadi apa di luar rumah.

"Aku mohon mas. AKu udah jenuh di rumah terus."Alice merengek di depan Rama. Ram ayng melihat istrinya memohon-mohon terus padanya alhasil dia langsung menganggukinya.Dia tidak tega.

"Asyik. Kapan mas? Sekarang juga ya?"Alice antusias banget. Mata Rama langsung membelalak saking nggak percayanyaALice bisa seantusias itu.

dret dret"(bunyi handpone Rama)

"Hallo Sayang . Gimana kabarnya?"Ponsel Rama berbunyi. Rama langsung membuka layar ponselnya dan melhat ada chat masuk. Ketika membaca pesan masuk itu seketika matanya langsung melotot dan jantungnya seperti ingin berhenti berdetak karena kaget sekali.

"Sekarang aku sudah tahu kamu dan istrimu tinggal dimana. Aku masih tidak rela kalau kamu dimiliki Alice. AKu akan memberi pelajaran padanya."Intan mengancam.

"Ada apa mas."Alice kaget ketika Rama tiba-tiba menatapnya setelah membuka layar ponselnya.

"Kamu pengen jalan-jalan hari ini?"tanya Rama.

"Ya Mas. Ayo kita siap-siap."Alice langsung menarik tangan Rama untuk segera berdiri. Tapi Rama langsung menghentikan tangan Alice.

"Kenapa mas."Alice tiba-tiba jatuk ke kursi lagi karena Rama menarik tangannya untuk tidak berdiri.

"Lain kali aja."jawab Rama berusaha menutup-nutupi.

"Mas. Kok gitu. Aku udah pengen banget mas."Alice terlihat sedih sekali mendengar Rama membatalkannya dengan tiba-tiba. Padahal tadinya Rama terlihat mau juga diajaknya jalan-jalan. Mata Arini terlihat sedih.

"Ya sudah sana ganti pakaian."Alice langsung beranjak ke kamar untuk ganti pakaian. Rama terpaksa menuruti Alice karena tidak tega melihat Alice yang sedih banget. Walaupun pikirannya kini terus memikirkan ancaman Inan pada istrinya.

Setelah Alice pergi ke kamar, Rama langsung membuka hp dan membalas chat dari Intan. Kali ini dia membalas chat dengan nada marah. Laki-laki mana yang tidak marah ketika istri yang dicintainya akan diganggu orang lain. Seperti itulah perasaan Rama saat ini. Ini adalah caht yang kedua dari Intan. Tapi kali ini chatnya benar-benar serius padanya.

"Tidak akan aku biarkan kamu menyakiti istriku. Awas saja kamu berani nyentuh dan menyakiti dia. Aku akan membuat perhitungan padamu."Rama membatin dan tidak membalas pesan dari Intan.

Tiba-tiba Alice sudah berdiri dihadapan Rama dengan memakai dres cantik selutut berwarna pink. Rama dibuat terpesona dengan penampilan Alice. Baru kali ini Rama melihat Alice berdandan begitu cantiknya dengan tampilan make up natural tapi tetap memancarkan wajah cantiknya. Saking terpesonanya membuat Rama tidak mengedipkan kedua matanya dari Alice.

"Mas ayo kita pergi sekarang." Alice tahu Rama melamun sambil menatapnya.

"Eh ya."Rama tersadar dari lamunannya.

Selama di mobil Alice terlihat menikmati pemandangan sekitar lewat kaca mobil. Rama yang menyetir disampingnya seakan-akan dia lupakan begitu saja karena saking asyiknya melihat pemandangan di luar mobil. Rama memakluminya dan membiarkannya saja.

"Alice kita mau kemana?"Rama berusaha mengajak Alice berbicara meskipun Alice sedang asyik memandang kiri jalan.

"Terserah, aku nurut saja. Lagian aku juga nggak tahu daerah sini."Alice menoleh ke Rama. Mendengar ucapan Alice membuat hatinya begitu teriris. Bagaimana tidak, selama satu bulan ini dia telah mengurungnya dirumah saja tidak boleh keluar rumah sendiri. Rama sendiri tidak pernah punya waktu luang mengajak ALice jalan-jalan keluar rumah.

Mobil Rama terlihat belok menuju parkiran sebuah mall di Bandung. Sesampainya disana Alice dan Rama langsung masuk ke dalam. Alice merasa senang sekali hari ini dia bisa pergi ke mall. Dia melihat beberapa pakaian dan sepatu dipajang disana. Rama dan Alice berjalan beriringan sambil mengelilingi mall itu.

"Mas belok kesini ya?"Alice menunjuk ke arah tempat khusus pakaian. Rama mengangguk.

"Kamu pilih-pilih sesukamu."Alice sedang mengambil beberapa pakaian dan langsung ditempelkan ke dadanya untuk mengecek apakah terlihat cocok pada tubuhnya.

"Mas aku mau yang ini."Alice menunjukkan blouse berwarna biru muda motif garis dan kini sudah dipakainya. Rama melihat Alice mengenakan blouse tersebut terlihat cantik sekali. Bahkan beberapa pelayan disana sedang memperhatikan Alice saat itu.

"Bagus juga. Langsung bawa ke kasir."Rama menatap tubuh Alice. Kemudian Alice meninggalkannya menuju kasir. Setelah memilih beberapa pakaian yang ia sukai, lalu ia menuju kasir untuk membayarnya. Sebelumnya dia sudah diberi Rama uang.

"Sudah mas."Alice kembali menghampiri Rama yang sedang menunggunya.

"Mas nggak mau beli pakaian juga?"Rama berdiri dari sofa.

"Nggak lah. Lagian aku juga udah punya banyak pakaian di rumah. Kamu aja."Rama menjawab dengan santai.

"hmmm."Alice mengangguk.

Sebelum pulang Alice dan Rama memutuskan duduk di kursi panjang sambil memakan ice cream.Mereka duduk berdampingan. Saking lahapnya Alice makan ice cream sampai-sampai ada noda ice cream di dagunya.

"Sini."Rama menarik dagu Alice lalu mengusap noda ice cream tersebut dengan tissue. Alice merasa malu karena dia terlihat rakus sekali makannya.

"Malu-maluin aja. Kayak anak kecil."ledek Rama melihat tingkah lucu Alice.

"Ayo kita pulang sekarang."Setelah ice cream mereka sudah habis,Rama langsung berdiri dari kursi dan diikuti Alice.

"Intan."Rama terlihat tidak percaya kalau Intan muncul tiba-tiba di depannya.

"Ternyata kita ketemu disini ya sayang."Intan memandang Rama dengan perasaan senang sekali. Setelah cukup lama tidak pernah ketemu dengan Rama. Lantaran dia harus pergi ke luar negeri untuk mengikuti ajang kontes permodelan. Tapi sekembalinya dari luar negeri Intan mendapatkan kabar kalau Rama sudah menikah denganAlice. Memang sebelum menikah dengan Alice, Rama telah memutuskannya. Tapi dia tidak bisa menerimanya alias masih cinta kepada Rama.

"Ngapain dia kesini."Alice takut melihat Intan yang tiba-tiba muncul di depannya dan Rama.

"Ngapain kamu disini."Rama langsung menarik tangan Alice ke belakang tubuhnya untuk menjauh dari Intan. Alice seketika langsung bersembunyi di balik punggung Rama.

"Hai kamu. Berani-beraninya kamu merebut dia dari aku."Intan marah sambil menunjuk-nunjuk ke muka Alice

"Aku nggak merebut Rama dari kamu. Kan kamu sudah putus dari Rama."Alice membela diri. Dia sebenarnya takut bertengkar dengan Intan.

"Eh kamu jangan marah sama dia ya. Lagian ucapannya juga benar. Kita sudah putus jadi nggak ada hubungannya lagi. Jadi aku berhak nikah sama dia."Rama terpancing emosinya melihat Intan yang sedang memarahi Alice.

"Segampang itu ya kamu meninggalkan aku. Setelah kita melewati masa-masa indah kita bersama dulu. "Intan terlihat sedih ketika harus mengingat masa lalunya bersama Rama yang begitu romantis harus kandas begitu saja.

"Ayo Alice kita pergi."Rama menggandeng paksa tangan Alice. Seketika tubuh Alice merasa tertarik mengikuti langkah Rama. Sedangkan Intan dibiarkan begitu saja.

"Rasakan ini."tiba-tiba Intan berlari ke arah Alice. Rama kecolongan kala Intan berlari kearah Alice dan tiba-tiba langsung mendorongnya dengan kasar. Seketika tubuh Alice tersungkur ke aspal. Rama kaget melihat Alice tiba-tiba jatuh. Rama menghampiri Alice dan membantunya berdiri. Namun tidak bisa, lantaran kedua lutut Alice terluka karena harus tergores dengan kasarnya aspal.

"Kamu berani melukai Alice."Rama terlihat marah sekali pada Intan yang telah membuat Alice jatuh. Sedangkan Alice hanya bisa merintih kesakitan.

"Aku akan membalas kamu. Aku tidak akan membiarkanmu tenang."bukannya minta maaf malahan ALice sempat mengancam ALice.

Untung saja parkiran mobil disana sepi orang. Jadi pertengkaran itu tidak ada yang menonton. Rama yang sudah tahu karakter Intan, kalau sudah marah sudah lupa daratan, akhirnya dia menggendong Alice menuju mobil.

"Ramaaaaa."teriak Intan yang keras sekali. Intan tidak menyangka Rama lebih memilih Alice katimbang dirinya.

Setelah Rama meletakkan tubuh Alice di kursi mobil, Rama langsung masuk mobil juga meninggalkan Intan yang masih berdiri sendirian disana. Intan tidak menyangka kalau Rama sudah berubah sedrastis itu. Padahal Intan lebih cantik dan lebih sexy daripada Alice.

Di dalam mobil Alice masih terlihat kesakitan. Sesekali Alice meniup-niup lukanya agar rasa perihnya berkurang. Rama melihat Alice begitu kasihan. Karena ulah Intan, Alice harus menjadi seperti ini. Kalau saja Rama tidak mengajaknya ke mall tersebut pasti kejadian ini tidak akan terjadi.

Sesampainya di rumah, Alice berusaha turun sendiri, namun rasa sakit pada kedua lututnya masih terasa perih sekali hingga berjalannya agak terseok-seok. Rama tidak tega melihatnya, langsung cepat-cepat menghampirinya dan langsung menggendongnya ke dalam.

Kemudian Alice dibawa dan direbahkan di atas sofa. Alice memegangi kedua kakinya sambil menunggu Rama mengambil kotak P3K. Tidak butuh waktu lama Rama langsung menemukan kotak P3K tersebut dan langsung mengobati luka pada Alice.

"Tahan ya."Rama memandang Alice sebelum mengobati lukanya. Pasti akan terasa sakit sekali ketika diobati.

"Pelan pelan ya mas."lirih Alice karena kalau nanti perih sekali.

"Hmm."Rama hanya bisa mengangguk walaupun pasti nanti akan terasa perih sekali. Lukanya cukup parah.

"Aww."Alice merasa perih sekali setelah lukanya ditetesi obat oleh Rama.

"Awwww."Alice masih merintih kesakitan lagi.

"Sudah tidur."setibanya di kasur, Rama langsung merebahkannya. Alice mengikutinya saja.

"Makasih mas."Alice menatap Rama dengan sendu sambil masih menahan rasa perih di lututnya.

"Maafkan aku atas kejadian tadi."tiba-tiba Rama duduk di samping kasur Alice.

"Kenapa harus minta maaf. Kan kamu nggak salah ?"Alice bingung dengan sikap Rama barusan.

"Memang Intan yang salah, tapi dia melakukannya itu karena dia masih mencintai aku."kata Rama.

"Nggak papa. Aku malah jadi kasihan sama dia. Intan masih mencintaimu tapi kamu malah lebih memilih untuk menikahi aku yang sampai sekarang belum menunaikan kewajibanku sebagai istri mas."ucap Alice.

"Aku beruntung nggak menikah dengan dia. Kamu sudah tahu kalau dia telah mengkhianatiku. Dan aku sangat merasa beruntung sudah menikah denganmu. Karena aku memang benar-benar mencintaimu. Meskipun sampai sekarang kamu masih terbayang-bayang sama Panji."Rama berterus terang pada Alice . dada Alice serasa sesak sekali ketika mendengar pengakuan Rama yang sangat mencintainya. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah dia juga mencintai Rama dengan apa yang telah dilakukannya kepada Rama. Membiarkan Rama masih tidur di sofa.

Alice menatap Rama merasa bingung, kenapa wajah Rama semakin lama semakin mendekati wajahnya. Alice takut nanti tiba-tiba Rama melakukan hal yang tidak-tidak pada bibirnya lagi. Rama yang sedari tadi memandang Alice merasa tergoda lagi pada bibir cantik Alice yang berwarna nude itu. Sepulang dari mall tadi Alice belum membersihkan make upnya.

"Mas mau bantu aku membersihkan make up?"Alice mengalihkan pandangan Rama.

"Membersihkan make up mu? Gimana caranya?"Rama terlihat kaget karena baru pertama kali ini dia membersihkan make up cewek.

"Ambil micellar water sama kapas di atas meja riasku mas."Alice menunjuk ke arah meja riasnya.

Rama tidak henti-hentinya melihat setiap gerakan tangan Alice saat membersihkan make up. Tidak butuh waktu lama make up Alice mulai hilang. Namun wajah ALice masih terlihat cantik.

"Mas nggak tidur?"Rama menatap jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Besok Rama bekerja.

"Ya."Rama menggaruk kepalanya.

mMasih teringat dengan kejadian tadi di parkiran, Rama tiba-tiba berdiri dan keluar kamar. Rama melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga. Letak ruang keluarga dengan kamarnya lumayan jauh. Dia sengaja menjauh dari kamarnya karena akan ada hal yang ingin dilakukannya

"Hei kau. Aku sudah tidak mau ada lagi urusan denganmu. Kamu sungguh bertindak keterlaluan pada istriku."Rama mengeluarkan handpone dari saku celananya dan langsung mengirim pesan ke Intan.

"Hai sayang."jawab Intan setelah mendapatkan pesan dari Rama.

"Beraninya kamu masih memanggilku sayang."Rama terlihat geram dengan Intan.

"Kamu kok gitu sih sayang."Intan pura-pura kesal dan tidak merasa bersalah pada Alice.

"Aku peringatkan sekali lagi sama kamu. Jangan berani lagi ganggu istriku apalagi sampai menyakitinya."suara Rama terdengar lebih tinggi dari sebelumnya pertanda dia sedang marah dan mengancam.

"Kenapa sih kamu lebih memilih dia daripada aku."Intan mulai membandingkannya dengan ALice.

"Apa kurangnya aku."tambah Intan.

"Intinya kita sudah tidak ada hubungan lagi dan sekarang aku sudah bahagia dengan Alice. Jadi jangan ganggu rumah tangga aku."Rama merasa muak bicara terus dengan Intan.

"Kamu dengar sayang, aku masih sayang kamu dan aku tidak akan membiarkan dia hidup tenang selama dia ada disampingmua. Karena..."belum selesai bicara, Rama langsung memotong perkataan Intan.

"Aku peringatkan lagi sama kamu jangan kau berani menggangu ataupun menyakiti Alice. Atau aku akan beri pelajaran kamu. Camkan itu."Rama tidak bisa menahan emosinya yang memuncak pada Intan.

Meskipun Rama sudah menutup teleponnya dengan Intan masih saja emosinya tidak bisa hilang begitu saja. Rasa kesalnya begitu masih dirasakan lantaran Intan masih tetap pada pendiriannya untuk tetap mengganggu Alice walaupun Rama sudah memperingatkan dan mengancamnya.

"Awas saja kau nantinya."Rama bicara sendiri sambil marah ke kamar.